Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Orang yang Gagal dalam Berpuasa di Bulan Ramadhan

Puasa
Sumber: freepik.com

Ramadhan merupakan bulan yang amat mulia. Akan tetapi, tidak semua manusia dikalangan umat islam diberi kesempatan pada waktu yang sama, sebab banyak di Ramadhan tahun ini yang ternyata tidak mendapat kesempatan oleh Allah lantaran Allah telah menyabut nyawanya. Kesempatan Ramadhan tahun ini selayaknya kita manfaatkan sebaik mungkin dengan segala apa yang telah Allah berikan kepada kita di antaranya adalah kesempatan berjumpa Ramadhan pada tahun ini. Bulan Ramadhan ialah bulan yang disyariatkan untuk berpuasa, sebagaimana Firmaan Allah dalam Q.S Al Baqarah 183

Artinya : Hai Orang – orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang – orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. ( Q.S Al Baqarah 183 )

Hakikat Berpuasa

Puasa hukumnya wajib dan berdosa bagi umat Islam yang tidak melaksanakannya tanpa adanya udzur syar’i. Di samping itu yang sangat penting kita perhatikan adalah poin yang terdapat dibalik puasa, yang kadang banyak dari kita masih lalai dan kurang memperhatikannya. Yaitu hakikat tujuan berpuasa untuk menjadikan orang sebagai hamba yang mencapai derajat taqwa kepada Allah. Hal ini sangat berpengaruh kepada pemahaman dalam memaknai puasa, yang dimasyarakat biasa dimaknai dengan menahan lapar dan haus saja, maka sebagaimana sabda Nabi Shalallahu Alayhi wa sallam :

“ Berapa banyak orang yang berpuasa, akan tetapi dari puasanya tidak mendapatkan apa apa kecuali lapar dan haus saja ( H.R Bukhari ) “

Hadits ini menjelaskan atau memberi peringatan kepada kita agar jangan sampai puasa yang kita lakukan menjadi sia-sia, lantaran kita hanya memahami puasa hanya sebatas menahan lapar dan haus saja. Maka kita berharap pada Ramadhan tahun ini kita mampu menjadikan Ramadhan kita kali ini lebih baik dari Ramadhan tahun yang lalu. Ibarat kita diberi tugas oleh bos kita akan tetapi kita tidak dapat melaksanakannya dengan baik, kemudian bos kita memberi kesempatan kita untuk yang kedua kalinya. Maka demikian juga Allah memberi kesempatan kita di Ramadhan tahun ini, anggaplah Ramadhan yang telah kita lakukan tahun lalu masih belum maksimal dan banyak kekurangan, maka tahun ini harus kita jadikan Ramadhan yang terbaik.            

Baca Juga  Dimensi Puasa: Saleh Sosmed, Ritual Hingga Sosial.

Mempertanyakan Puasa Kita

Akan tetapi ada suatu hal yang menjadi pertanyaan penting dalam rangka mengoreksi puasa kita yaitu bagaimana agar puasa kita dapat melahirkan taqwa kepada Allah. Sering kali orang berpuasa akan tetapi hanya anggota badan tertentu saja. Bagaimana dengan mata? telinga? lisan? atau bahkan hati kita? Apakah telah berpuasa, jangan sampai kita lisan kita masih ghibah sana sini, telinga kita masih hobi mendengrakan aib atau segala sesuatu yang Allah larang?

Apalagi hati kita, ketika kita sedang berjalan kemudian bertemu seseorang yang sedang duduk-duduk di warung bertepatan pula orang tersebut sedang membawa sebotol minum, saat itu hati kita benar benar diuji apa yang akan muncul dari hati kita ketika kita melihat orang yang demikian ? Apakah suudzon atau justru husnudzon? Kemudian mata kita pun ikut melihat itu dari mata turun ke hati menjadi sebuah perasangka, kemudian lisan pun turut serta memberi tau apa yang ia lihat kepada orang banyak.

Terlepas dari benar dan salahnya atas apa yang ia lihat dan apa yng disangkanya, kemudian pertanyaannya adalah apakah ada orang yang berpuasa demikian ini? Sehingga kalau puasa kita masih seperti ini maka wajar ketaqwaan ini tidak juga kita dapatkan. Dan selepas Ramadhan berlalu maka tidak ada sisa atau bekas bekas tarbiyah bulan Ramadhan pada dirinya. Untuk itu mari kita maksimalkan puasa kita bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus akan tetapi seluruh anggota jasad sampai hati pun ikut berpuasa. Manfaatkanlah segala waktu luang untuk beribadah dan dalam ketaatan, sehingga tidak ada peluang untuk kita berbuat maksiat di bulan yang suci nan agung ini.

Baca Juga  Pesan Taqwa dan Implikasi Sosial Tauhid

Editor: An-Najmi Fikri R