Nāsir Makārim As-Syirāzī adalah seorang ulama besar di Iran. Selain menjadi seorang Marji’, Makārim juga merupakan seorang mufasir kontemporer yang telah melewati berbagai periode dalam kemelut sejarah di Iran. Sebelum nanti mengenal kitab tafsirnya, berikut adalah biografi singkat terkait Makārim.
Masa Kecil
Pada tanggal 25 Februari tahun 1927 M, di selatan Iran, di sebuah kota indah bernama Shiraz, lahirlah bayi mungil bernama Nāsir Makārim. Ia lahir dengan cahaya keilmuan yang terpancar dari wajahnya. Ayahnya bernama Ali Mohammad bin Mohammad Karīm bin Mohammad Sādeq.
Kakek dan ayahnya adalah para pedagang tangguh yang disegani dan dihormati di tengah masyarakat, lantaran kedermawanan dan kebaikannya dalam membatu kesulitan-kesulitan yang dialami masyarakat, serta sering menjalin silaturahmi dengan para ulama di kota setempat. Makārim kecil tumbuh dan berkembang di tengah keluarga yang religius.
Sejak kecil, Makārim kecil sudah diajarkan untuk mencintai dan membaca al-Qur’an, seakan-akan Kitab Allah itu sudah menjadi sahabat karibnya. Bahkan, saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar, ayahnya terkadang mengajaknya ke kamar kemudian meminta untuk dibacakan ayat Alquran dan terjemahan kepadanya.
Rihlah Intelektual
Periode pendidikan Makārim kecil begitu melesat hebat, di usianya yang baru berumur 5 tahun ia sudah masuk pendidikan sekolah dasar (SD). Bahkan dengan kecerdasannya yang luar biasa, pada usia 14 tahun sudah menamatkan sekolah menengah atas (SMA).
Pada masa SMA inilah ia mulai tertarik dan meminati pelajaran-pelajaran agama, sehingga Hauzah Ilmiah (Semacam Pondok Pesantren atau Pendidikan tingkat lanjut khusus keagamaan di Iran) adalah tujuan selanjutnya, bukan universitas.
Kini ia sudah beranjak remaja. Kecerdasan dan usaha giat Makārim remaja telah mencuri perhatian para guru dan pelajar lainnya. Tak seperti yang lainnya, Pendidikan hauzah tingkat dasar yang harus ditempuh selama 10 tahun, namun dihadapannya hanya membutuhkan waktu 4 tahun untuk menyelesaikannya. Tidak hanya itu, ia juga mendapat nilai yang istimewa serta menduduki para peraih pelajar terbaik pada tahun tersebut.
Pada usia 18 tahun, Makārim remaja mendapat dukungan yang baik dari para guru dan kawan-kawannya. Hal ini membuat semangatnya dalam menimba ilmu semakin bersinar, kemudian sinar keilmuan itu membawanya untuk bergabung pada kelas khusus tingkat tinggi dibawah asuhan langsung Ayatullah Agung Boroujerdi, Marji’ besar Syiah di masa itu. Di mata Makārim, sang Ayatullah ini adalah guru yang sangat bertakwa, waspada, bercahaya dan sangat ahli di bidang fiqh.
Kecintaan Makārim terhadap ilmu membawanya hijrah dari kota kelahirannya menuju kota Najaf di Irak pada tahun 1950 M. Di kota ini ia belajar dan terus belajar dari para ulama terkemuka di masa tersebut. Lagi-lagi, cahaya kelimuan yang terpancar di hari kelahirannya menerangi jalan pendidikannya, sehingga tak perlu waktu lama, pada usia 24 tahun ia sudah mencapai tingkat ijtihad.
Kini, di usianya yang masih terbilang muda menjadi seorang mujtahid (atau Fakih; seseorang yang memiliki kemampuan untuk menginferensi huku-hukum syariat dari sumber-sumber yang terpercaya), tidak semua pelajar mampu mencapai tingkat ini di usia yang semuda ini.
Ulama yang Produktif
Setalah meraup curahan ilmu dari kota Najaf al-Asraf, Makārim yang sudah menjadi mujtahid menuju kota Qum, kota ini boleh dikata dikenal sebagai “Kota Pelajar”. Kemudian mendirikan sebuah perkumpulan para pengajar di hauzah ilmiah Qum. Makārim mujtahid kini mengajar ushul fiqh tingkat tinggi, dan telah melahirkan pula murid-murid hebat berkat cahaya keilmuannya.
Selain mengajar, ia juga aktif menulis buku-buku dan menghasilkan karya-karya dalam berbagai bidang keislaman. Semangat dan kecintaan ilmunya yang perlu bahkan wajib kita teladani. Keilmuannya yang telah diperoleh selama ini ia tuliskan dan himpun dalam berbagai kitab-kitab yang beragam, artinya karyanya membahas berbagai bidang keilmuan. Baik karya itu di bidang fiqh, akidah, tafsir Alquran bahkan filsafat.
Kecintaan dan kedekatannya dengan al-Qur’an membuatnya berhasil menulis kitab tafsir yang dibantu oleh 10 para pakar Alquran, tafsir itu bernama Tafsīr Nemuneh (bahasa Farsi), dalam bahasa Arab; Al-Amthal fī Tafsīr Kitābillah al-Munzal. Kitab tafsir ini berjumlah 15 jilid, menafsirkan Alquran secara tertib dari surat Al-fatihah hingga surat An-nas.
Kitab tafsir ini ditulis sesuai dengan kebutuhan zaman, sangat dekat dengan kehidupan masyarakat dan tidak menggunakan bahasa ilmiah serta istilah teknis yang rumit. Sehingga sangat berguna bagi setiap kalangan dari pembaca.
Berikut adalah karya-karya lain Makārim dalam bidang ilmu Alquran dan tafsir:
- Nafahāt Alqur’ān, Uṣlūb Jadīd fī at-Tafsīr al-Maudhū’ī lilqur’ān al-Karīm (10 jilid)
- Amthāl al-Qur’ān.
- Miatu Maudhū’ Akhlāqī fī al-Qur’ān wal Hadīth.
- Qaṣaṣ al-Qur’ān.
Cahaya Alquran juga telah menyinari jalannya untuk mendirikan sekolah khusus di bidang tafsir Alquran, serta Dārul Qur’an (baca: rumah Alquran) di berbagai kota di Iran yang diperuntukkan bagi para pelajar yang haus akan sumber mata air Alquran. Dan saatnya, kini Makārim menjadi Ayatullah terkemuka di Iran.
Kiprah dalam Revolusi
Di sisi lain, Ayatullah Makārim memilki sumbangsih dalam memperjuangkan revolusi Iran dalam menentang rezim Shah. Ia selalu berupaya melalui jalur diplomatik untuk mendirikan sistem Islam. Bahkan, pernyataan-pernyataannya yang tentu anti-syah membawanya untuk segera dijebloskan ke penjara atau diasingkan di perbatasan kota-kota di Iran.
Lalu, pasca kemenangan revolusi Iran di bawah tangan mulia Imam Khomeni, Ayatullah Makārim terpilih menjadi anggota Dewan Ahli Penyusun Konstitusi Republik Islam Iran. Ia dikenal sebagai Marji’ besar Syiah dan hingga saat ini masih terus aktif mengajar dan menyampaikan ajaran-ajaran Ahlulbayt as.
Pemberi Solusi Masalah Kontemporer
Ayatullah Makārim juga dikenal dengan ulama yang memiliki seribu solusi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan umat. Artinya ia memiliki pengetahuan yang luas terhadap kebutuhan zaman, tuntutan zaman serta problematika zaman. Nāsir Makārim as-Syīrāzī, Mukhtaṣar Al-Amthal fī Tafsīr Kitābillah Al-Munzal, (jil 1. Hal. 6)
Sehingga, spirit zaman inilah yang membuatnya mampu menghadapi setiap serangan zaman melalui ceramah, fatwa serta kitab-kitab yang ditulisnya. Dan kepiawaiannya dalam mengatasi masalah kekinian membuatnya menjadi tokoh persatuan umat Islam antara Sunni dan Syiah.
Inilah sekelumit biografi sang mufasir kontemporer asal Iran dengan karya tafsirnya yang berjudul Al-Amthal fī Tafsīr Kitābillah al-Munzal. Semoga tulisan ini dapat memberi informasi dan inspirasi bagi kita semua.
Wallahu’alam bishawab.
Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.