Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Mun’im Sirry: Hubungan Al-Quran dan Bible Itu Harmonis

Bible

Dalam kajian tradisional, hubungan antara al-Quran dan Bible sering kali masih dibentur-benturkan. Di antaranya ialah mereka beranggapan bahwa al-Quran telah menghapus keberadaan Bible. Atau yang juga sering terjadi, mereka mengatakan bahwa Bible yang ada saat ini telah mengalami sejumlah perubahan. Atau yang dalam tradisi Islam disebut sebagai tahrif (falsifikasi).

Pandangan yang demikian sangat kuat di kalangan ulama muslim. Bahkan dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa tuduhan kalau kitab-kitab sebelum al-Quran telah mengalami perubahan adalah tuduhan yang terus berlanjut hingga dengan saat ini dan belum pernah berubah.

Hal itu disampaikan oleh Mun’im Sirry, Professor di Fakultas Teologi Universitas Notre Dame, USA dalam salah satu channel Youtube bernama iT’s Me id.

Hubungan Al-Quran dan Bible Itu Harmonis

Menurut Mun’im, hubungan antara al-Quran dan Bible sebenarnya adalah hubungan yang harmonis. Tidak seperti yang kita bayangkan dan berkembang hari ini. Bahkan dalam ungkapannya, hubungan keduanya dapat dibilang hubugan rindu tapi cinta atau hubungan benci tapi rindu.

Ia mengatakan bahwa kita tak dapat menafikan kalau ada beberapa ayat dalam al-Quran yang mengkritisi cara orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam memperlakukan kitab sucinya. Namun begitu, al-Quran tidak selamanya mengkritik. Ada kalanya ia juga bersikap ramah.

“Tetapi pada yang sama, kita juga harus mengakui bahwa ada sejumlah ayat al-Quran yang merekam kembali kisah-kisah yang terjadi dalam atau yang direkam dalam kitab-kitab suci sebelumnya. Termasuk dalam kitab sucinya orang-orang Yahudi dan kitab sucinya orang-orang Kristen.”, jelasnya.

Alumni International Islamic University Islamabad itu menjelaskan bahwa sebenarnya yang menjadi audiens daripada al-Quran adalah orang-orang Yahudi dan Kristen. Bukan kalangan pagan.

“Kalau saja audiens al-Quran itu orang-orang pagan. Maka kita bisa berharap al-Quran akan banyak berbicara keyakinan orang-orang pagan atau orang-orang musyrik. Tapi kenyataannya justru tidak. Al-Quran penuh dengan pembicaraan tentang teologi orang-orang sebelum al-Quran, yaitu orang-orang Yahudi dan Kristen.”

Baca Juga  Al-Qur'an Diam, Penafsir Bicara: Relevansi Pernyataan 'Ali

Bagi Mun’im Sirry, kesemua itu adalah bukti bahwa hubungan antara al-Quran dan Bible bukanlah hubungan yang saling mengagregasi atau menghapus antara satu dengan yang lain.

Melampaui Perdebatan Tahrif   

Salah satu persoalan yang sering didiskusikan oleh para sarjana hari ini ialah bahwa cara al-Quran merekam kisah-kisah dalam Bible berbeda dengan kisah-kisah yang berada dalam Bible itu sendiri. Dengan fakta yang demikian, menurut Mun’im, akan menjadi sangat tidak produktif jika orang-orang muslim menuduh orang-orang Kristen telah men-tahrif kitab suci mereka.

“Karena sesungguhnya sangat mudah bagi orang-orang Kristen untuk melemparkan tuduhan yang sama. Bahwa sebenarnya al-Quran lah yang melakukan tahrif. Karena kisah-kisah al-Quran, kisah-kisah Bible yang ada dalam al-Quran, itu berbeda dengan yang berada dalam Bible sendiri.”, paparnya.

Oleh karena itu, untuk menghindari pola yang saling menyerang, Mun’im menyarankan agar kita dapat melampaui dan meninggalkan perdebatan semacam di atas. Hubungan antara al-Quran dan Bible jangan lagi dipandang dalam konteks tahrif atau falsifikasi. Melainkan pada sejauh mana al-Quran berinteraksi dengan Bible dan untuk kepentingan apa al-Quran merekam kembali kisah-kisah yang ada di dalam kitab suci orang-orang Kristen.       

Reporter: M. Bukhari Muslim