Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Mudah Menulis dengan Metode OREO

OREO
sumber: unsplash.com

Menulis merupakan skill yang harus diasah oleh setiap orang. Apalagi mereka yang berprofesi sebagai guru, dosen dan mahasiswa. Salah satu hal yang penting dalam kelangsungan hidupnya harus memiliki tulisan yang dapat dijadikan kenaikan pangkat bahkan ke jenjang lebih tinggi. Mereka khusus dosen dan guru tidak dapat menuju kepangkatan berikutnya tanpa menulis apapun dan hanya mengajar. Apalagi mahasiswa seluruh tugas sekarang lebih banyak menekankan pada kepenulisan. Baik membuat makalah sederhana di media online tertentu bahkan artikel di jurnal melalui OJS.

Suatu hal yang amat sulit bagi mereka yang belum biasa menulis dan bahkan kurang familiar dengan tema tertentu adalah jalan pintas dengan copy paste tulisan orang lain. Hal tersebut dapat terlacak sumber pengambilannya jika kata-kata yang ada dalam tulisan tidak dilakukan parafrase. Bahkan pegambilan teks al-Qur’an dan Hadis saja dapat terlacak serta menjadi penentu tambahnya presentasi jumlah kemiripan tersebut.

Hal ini harus menjadi perhatian serius untuk menulis dengan baik dan benar. Atas hal ini kunci menulis adalah baca literatur dan tuangkan dengan bahasa sendiri ke dalam tulisan. Hal lain dalam kaitan di atas adalah dengan menggunakan manajemen referensi. Hal tersebut dapat mempermudah melakukan sitasi dan berbagi serta mudah digunakan. Aplikasi atas manajemen referensi ragamnya banyak baik yang berbayar maupun gratisan. Salah satu manajemen referensi yang sering digunakan adalah zotero dan mendeley.

Manfaat utama dari menggunakan aplikasi tersebut adalah agar cepat dan benar dalam pengutipan serta dapat rapih tertata bagus tanpa mengurutkan daftar pustaka secara manual. Hal tersebut seperti yang dikeluhkan seorang dosen yang sedang perbaikan disertasi yang dengan banyaknya referensi untuk membuatnya rapi dan urut A-Z memakan waktu seminggu belum kelar.

Baca Juga  Meneladani Hari Santri: Menginspirasi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Menuju Kematangan Beragama dan Ilmu

Bahkan lebih dari itu banyaknya salah ketik dan kurangnya pemahaman kata-kata dalam KBBI dan EYD sekarang menjadi PUEBI menjadikan tulisan kurang baik. Pahami istilah asing yang sudah menjadi kata bahasa Indonesia sehingga dapat dibedakan dengan kata yang belum ada dalam KBBI. Akibatnya, cara menulisnya berbeda dengan cara italic atau miring untuk yang belum ada di KBBI. Selain itu, kurang bisa membedakan “di” sebagai tempat dan kata sambung, nama tempat dan lain sebagainya. Kiat sukses menulis yang kedua adalah pahami KBBI dan PUEBI.

Hal lain yang menjadi penting dalam menulis artikel atau tulisan gunakan model OREO. Cara ini dikenalkan oleh Prof. Akh. Muzakki dalam sebuah workshop di UIN Sunan Kalijaga. OREO bukan sebuah produk biskuit tertentu yang disukai anak-anak melainkan sebuah singkatan dari opinion, reason, example dan opinion.

Beliau menjamin bahwa apa yang ditulis melalui model tersebut dapat terbebas plagiasi. Cara tersebut lebih memudahkan dalam menulis asalkan setiap paragraf menggunakan satu ide bukan dengan beragam ide. Sejak itu, saya mengupayakan mengaplikasikan ke dalam menulis lewat medsos dan terbukti lebih mudah dan kapan pun serta di mana pun baik di pesawat, bandara, kereta api dan menjelang tidur dapat menulis.

Apalagi menulis lewat media online seperti whatsApp dan Facebook dapat dengan mudah diselesaikan dengan cepat. Hal tersebut karena jumlah karakternya minimal 500 dan maksimal 1000 kata. Setiap kalimat tidak boleh lebih dari 20 kata. Berbeda dengan artikel jurnal yang jumlahnya 5000 kata bahkan ada jurnal tertentu meminta 10.000 kata. Artikel jurnal harus memenuhi kriteria tertentu seperti IMRAD atau model klasil tergantung gaya selingkung dan author gudlidlines sebuah jurnal.

Baca Juga  Tafsir Ayat Qalamun : Perintah Untuk Menulis!

Pada model OREO ini kalimat selalu diawali opini. Hal tersebut menjadikan sebuah tulisan independen tidak langsung mengutip kata seseorang. Seperti menurut Amin Abdullah, keilmuan Islam harus memadukan antara islamic studies dengan keilmuan lain. Tulisan tersebut lebih baik didahului dengan intergrasi-interkoneksi keilmuan dalam studi Islam menjadi bagian penting dalam memahami hadis. Hal tersebut dijelaskan oleh Amin Abdullah dalam bukunya. Jelas apa yang diungkapkan dalam kalimat melalui OREO ini dapat dikembangkan misalnya reason dan example dapat menjadi dua kalimat atau lebih tergantung kebutuhan dalam menjelaskan sesuatunya.

Langkah selanjutnya adalah menjelaskan alasan dan contoh. Sebagaimana dijelaskan di atas maka reason dan example ini adalah sebagai berikut: Hadis tidak hanya dipahami dengan teks sebagaimana yang dilakukan ulama hadis, melainkan dengan persoalan kehidupan keseharian. Salah satu model keilmuan yang digunakan adalah ilmu sosial humaniora yang dapat dijadikan alat untuk menganalisis. Hal tersebut melahirkan ranah keilmuam baru yakni living hadis.

Tulisan tersebut diakhiri dengan opini penutup dalam tiap paragrafnya. Kata penutup tersebut bisa dengan demikian, kajian integrasi interkoneksi keilmuan dalam hadis melahirkan ilmu baru yakni living hadis dengan model pemahaman di luar teks yakni di masyarakat. Opini penutup ini penting dalam membuat simpulan dalam setiap paragrafnya.

Tulisan ini adalah permintaan alumni dari Denpasar yang menanyakan konsep OREO dalam menulis. Mungkin sudah tidak kuliah lagi menjadikan produktifitas menurun. Model OREO dapat digunakan sebagai cara ketiga dalam menjadikan tulisan lebih produktif dan mudah dalam menuangkan ide dan gagasannya ke dalam tulisannya. Semoga pembaca mampu menulis dan menjadi tauladan teman-temannya sehingga tradisi literasi bangsa Indonesia meningkat dengan tajam

Editor: Bukhari

Baca Juga  Apakah Rasa Malas Selalu Buruk?