Modifikasi genetik lahir ketika evolusi kognitif manusia mengalami kemajuan yang impulsif. Kemudian berkembang dengan cepat seiring semakin majunya teknologi, informasi dan komunikasi. Fenomena ini sering juga disebut rekayasa genetika yang secara sederhana berartikan transplantasi satu gen ke gen lainnya. Baik antara gen dan lintas gen untuk menghasilkan produk yang berguna bagi mahluk hidup.
Modifikasi Genetik dalam Islam
Sains pada saat ini memiliki peranan besar dalam kemajuan hidup umat manusia. Evolusi kognitif yang dicetus oleh Darwin menyebabkan para ilmuwan terus mencari kebaruan-kebaruan dalam hal modifikasi genetika. Fenomena atau temuan yang terjadi saat ini kebanyakan terjadi di luar batas pemikiran logis manusia. Namun hal tersebut dapat dengan mudah diterima dan bahkan dilakukan oleh masyarakat dunia pada umumnya. Salah satu temuan ilmu yang baru untuk manusia dan telah digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan dan keinginannya adalah dalam hal merekayasa genetika.
Beberapa ilmuwan telah mampu merekayasa genetika dengan mengubah susunan genetik dalam kromosomnya untuk mengubah ekspresi genetiknya. Rekayasa genetika telah diterapkan di berbagai unsur seperti bioteknologi untuk keperluan pertanian. Bahkan yang terbaru adalah cloning pada hewan dan manusia. Hal-hal tersebut dilakukan dengan tujuan menciptakan sesuatu yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh manusia.
Islam sendiri dalam memandang hal ini, melansir dari fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Bahwa melakukan modifikasi genetika dengan mengubah dan merekayasa sel kromosom terhadap tumbuhan, hewan dan mikroba hukumnya adalah mubah (boleh). Hal ini boleh dilakukan dengan memperhatikan beberapa persyaratan yang diberikan oleh MUI. Aspek yang harus diperhatikan adalah tujuan daripada modifikasi genetika tersebut. Yaitu agar memberikan manfaat dan kebaikan bagi kemaslahatan serta tidak menimbulkan mudharat dan bertentangan dengan kaidah agama.
Sains Klasik dan Perdebatan atas Penciptaan Manusia
Pada abad ke-19, dunia ilmu pengetahuan digoncang oleh temuan baru yang kontroversial, yaitu teori evolusi. Teori ini mengemukakan bahwa jenis manusia ada dimuka bumi melalui suatu proses panjang evolusi. Sepeti teorinya, pencetus teori ini hingga beberapa waktu yang lalu masih menjadi bahan pedebatan para ilmuwan. Hingga tahun 2008, hanya satu nama yang diakaui sebagai pencetus teori evolusi, yaitu Charles Robert Darwin (1809-1882). Pada tahun 1859, Darwin mengemukakan teori evolusinya dalam bukunya. On the Origin of Spesies: Survival of the Fittest by Means of natural Selection, yang terbit pada tahun yang sama. Kontroversi itu berangkat dari dua pandangan yang berbeda, satu sisi, Darwin menyodorkan konsep munculnya manusia melalui teori evolusi dengan pendekatan biologis dan geologis.
Manusia tejadi karena proses evolusi melalui seleksi alam dan adaptasi lingkungan. Data biologis digunakan untuk menentukan makhluk yang bersangkutan termasuk kelas, ordo, familia, genus, sp necies dan subspecies lainnya. Sedangkan data geologis dapat digunakan untuk memperkirakan usia fosil, kapan makhluk yang bersangkutan hidup atau mati, berapa juta tahun yang silam dalam kala apa dan seterusnya. Sekitar 13,5 miliar tahun yang lalu, zat, energi. Waktu dan ruang terlahir dalam apa yang dikenal sebagai ledakan besar (big bang). Kisah tersebut tentang bagian-bagian mendasar alam semesta kita yang disebut fisika dan biologi. Ada tiga revolusi penting yang membentuk jalannya sejarah manusia, revolusi pertama disebut revolusi kognitif diawali sekitar 70.000 tahun silam. Kemudian revolusi pertanian yang mempercepat peradaban sekitar 12.000 tahun silam. Dan revolusi sains yang baru berlangsung sekitar 500 tahun silam hingga sekarang atau yang sering kita sebut sebagai manusia cerdas (homo sapiens).
Pada penciptaan manusia, ada orientalitas yang bingung mengenai dengan sejumlah rumusan yang berbeda-beda menyangkut penciptaan manusia didalam Al-Qur’an. Ada ayat yang menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah liat, tembikar, saripati tanah, saripati air yang hina, air yang tertumpah dan mani yang terpancar. Secara eksplisit Al-Qur`an tidak mengemukakan bahwa Adam sebagai manusia pertama. Kecuali menerangkan bahwa Adam as sebagai Nabi dan dari padanya manusia berkembang biak. Sesungguhnya dalam penciptaan setiap makhluk yang hidup itu telah dibekali dengan berbagai potensi yang memudahkan untuk berkembang setelah masa kelahirannya. Seperti halnya yang terjadi pada binatang ia juga memiliki potensi yang berupa naluri, nampak begitu lahir ia langsung mempunyai naluri yang mampu dengan cepat untuk menemukan cara menyusu, berlindung pada induknya dan cara makan. Berbeda dengan manusia, ia juga memiliki naluri semacam ini bahkan lebih kuat. Apa yang dimiliki manusia tidak dimiliki oleh binatang.
Allah Sang Maha Pencipta
Allah adalah maha pencipta, tertera dalam asmaul husan dan surat Al-A’raf ayat 191:
اَيُشۡرِكُوۡنَ مَا لَا يَخۡلُقُ شَيۡـًٔـــا وَّهُمۡ يُخۡلَقُوۡنَ
Artinya: “Mengapa mereka mempersekutukan (Allah dengan) sesuatu (berhala) yang tidak dapat menciptakan sesuatu apa pun? Padahal (berhala) itu sendiri diciptakan.”
Begitu banyak bukti-bukti keagungan, ketinggian, dan kesucian Allah dari segala kekurangan dan sekutu. Lalu mengapa mereka terus berada dalam kesesatan dan selalu mempersekutukan Allah dengan sesuatu berhala yang tidak dapat menciptakan dan melakukan sesuatu apa pun? Padahal berhala itu sendiri diciptakan oleh manusia. Kemudian Allah dalam ayat ini mencela keras sikap, pikiran dan tingkah laku orang-orang yang menyembah berhala yang tidak dapat menciptakan sesuatu pun. Walaupun hanya benda-benda yang rendah nilainya, karena berhala-berhala itu sendiri dibikin oleh tangan manusia. Tidaklah wajar bagi orang-orang yang punya pikiran menjadikan berhala itu sebagai sembahan. Baik dia dipandang sebagai sekutu Allah dalam menerima ibadah ataupun sebagai perantara antara manusia dengan Allah.
Lebih dari itu dalam surat Al-Mu’minun ayat 12-14 Allah dengan jelas menegaskan bahwa;
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging. Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
Penyunting: Ahmed Zaranggi




























Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.