Dalam mengamati alam semesta, diperlukan beberapa hal untuk lebih memahami rahasia alam dan proses terjadinya yang tertulis dalam Al-Qur’an. Tentunya akan lebih mudah untuk melakukan observasi bila diperlukan disiplin ilmu, sehingga dapat dibuktikan secara ilmiah. Hal ini telah dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 164. Salah satu bentuk kemukjizatan Al-Qur’an dalam ayat tersebut adalah tentang air, cairan yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau yang selalu dibutuhkan dalam kehidupan manusia, hewan, tumbuhan yang secara kimiawi terbentuk dari unsur hidrogen dan oksigen. Dari pengertian tersebut dapat diuraikan lebih lanjut bahwa makhluk hidup tidak hanya tentang manusia, hewan dan tumbuhan tetapi juga bakteri dan mikroorganisme lainnya yang dapat dipelajari dalam mikrobiologi.
Mengenal Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah studi tentang mikroba, mikroorganisme. Mikrobiologi merupakan salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu penunjang kimia, fisika dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktis biokimia. Dalam mikrobiologi diberikan pemahaman dasar tentang sejarah penemuan mikroba, jenis-jenis mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di lingkungan. dan bidang pertanian. (Pelczar, Michael J., dan Chan, 1986). Awal mula perkembangan mikrobiologi dimulai dengan ditemukannya mikroskop. Dunia mikroorganisme baru ditemukan 300 tahun yang lalu.
Penemu mikroskop pertama adalah Antony Van Leeuwenhoek (1632-1732), ia adalah seorang mahasiswa ilmu alam Belanda yang memiliki hobi mengasah lensa. Mikroskop Leewenhoek memiliki perbesaran hingga 300 kali. Ia menyebut adanya “animalculus” makhluk asing dari air yang dilihat dengan mikroskop buatannya. Kemudian temuan Leeuwenhoek dipresentasikan kepada “masyarakat kerajaan” di Inggris antara tahun (1674-1683) dia melaporkan hal-hal yang dia amati kepada institusi tersebut. Robert Hooke (1635-1703) sebagai anggota “Royal Society”, menyatakan bahwa temuan Leeuwehoek dalam mikroskopnya adalah protozoa, spora, jamur, dan sel tumbuhan.
Dalam perspektif ilmu pengetahuan modern, makhluk hidup secara klasik diklasifikasikan ke dalam dunia tumbuhan (plantae) dan dunia hewan (animalia). Organisme hidup yang besar dapat dengan mudah diklasifikasikan menjadi plantae atau animalia, tetapi mikroba yang berukuran sangat kecil sulit untuk diklasifikasikan menjadi plantae atau animalia. Selain itu, karena ukurannya yang sulit untuk diklasifikasikan karena adanya mikroba yang bersifat plantae dan animalia. Menurut teori evolusi, setiap tubuh akan berkembang menjadi sifat plantae atau animalia. Ini digambarkan sebagai pengelompokan tubuh yang berurutan oleh Haeckel, Whittaker, dan Woese. Berdasarkan perbedaan organisasi sel, Haeckel membedakan dunia tumbuhan (plantae) dan dunia hewan (animalia), dengan protista. Protista menampung tubuh yang tidak termasuk dalam kelompok plantae dan animalia.
Mikroorganisme juga Makhluk Ciptaan Allah
Perkembangan ilmu pengetahuan di era ini semakin pesat, terbukti dengan adanya berbagai alat modern yang mampu merekayasa genetika makhluk hidup melalui mikroorganisme. Meskipun sebagian besar produk mikroba dihasilkan dari bioteknologi mikroorganisme tradisional, saat ini sejumlah produk dapat dibuat melalui mikroorganisme rekayasa genetika. Perhatian terbesar telah diberikan pada produksi protein dan peptida mamalia melalui penggunaan mikroorganisme karena beberapa bahan farmasi yang bernilai tinggi dan mahal juga sulit diproduksi dengan metode lain. Jika gen yang mengkode produksi protein mamalia dapat dikloning menjadi mikroorganisme, dan ekspresi gen yang baik diperoleh, maka proses bioteknologi untuk membuat protein ini dapat dengan mudah dikembangkan.
Meskipun rekayasa genetika dalam bioteknologi sangat menjanjikan, mendapatkan produk untuk pemasaran adalah usaha yang sangat sulit. Selain masalah yang terlibat dalam kloning dan ekspresi gen yang menarik dalam mikroorganisme, umumnya bakteri dan jamur, dan pemurnian produk yang diinginkan, masalah terkait seperti uji klinis dan persetujuan pemerintah harus dipertimbangkan. Beberapa produk yang disintesis oleh mikroorganisme untuk digunakan oleh manusia harus diuji secara ekstensif di klinik. Misalnya, insulin manusia diperoleh melalui teknologi DNA rekombinan, harus melalui uji klinis dengan sukarelawan manusia, meskipun faktanya insulin identik dengan protein yang dibuat dalam tubuh manusia.
Editor: An-Najmi Fikri R
Leave a Reply