Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Meraih Kenikmatan Tertinggi dengan Menjaga Ibadah

menjaga ibadah
Sumber: Unsplash.com

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka seungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. an-Nahl: 97)

Kehidupan yang bahagia dan sejahtera adalah dambaan bagi setiap manusia. Dari waktu ke waktu kita berlomba-lomba mengejar dan mengusahakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita dan keluarga kita. Bangun pagi pulang petang, bekerja membanting tulang dengan harapan supaya kita memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Bagi setiap umat Islam, bekerja adalah sebuah kewajiban. Apalagi untuk menggapai kebahagiaan dan kesejahteraan, itu adalah sebuah cita-cita yang luhur. Insyaallah cita-cita tersebut akan menjadi sempurna dan membawa sebenar-benarnya kebaikan jika Allah adalah tujuannya.

Tak dapat dipungkiri bahwa kadang-kadang kita lupa. Ketika kita sibuk dengan urusan akhirat kita lalaikan. Untuk itulah Allah memerintahkan supaya kita selalu menjaga ibadah kita. Salah satu tujuannya adalah agar kita selalu ingat bagian kita di akhirat.

Ibadah Bukanlah Beban

Allah swt tidak membebankan sesuatu kepada seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya. Begitu pula dalam beramal dan beribadah, Allah tidak menuntut seseorang untuk melakukan suatu amal ibadah yang besar dan luar biasa,  yang lebih Allah cintai adalah amal ibadah yang dilakukan secara terus-menerus walaupun sedikit.

Seperti diriwayatkan dalam sebuah hadis, “Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang terus-menerus walaupun sedikit.” (HR. Bukhari-Muslim)

Coba kita jujur pada diri sendiri, pernahkah kita merasa terganggu ketika kita sedang sibuk bekerja, atau sedang menemui seseorang yang kita anggap penting, kemudian suara azan memanggil kita? Apa yang kemudian kita pilih? Meneruskan bekerja dan menunda shalat? Meneruskan pertemuan dengan seseorang yang kita anggap penting dan mengabaikan panggilan shalat? Atau menghentikan segala aktivitas untuk segera memenuhi panggilan Allah?

Baca Juga  Integrasi Pendekatan Islam dan Barat: Hermeneutika Fazlur Rahman

Nikmatnya Menjaga Ibadah

Dalam kehidupan keseharian, kita selalu disuguhi oleh berbagai macam pilihan. Termasuk dalam beribadah, jika kita terpegang teguh pada keimanan terhadap Allah, pilihan untuk tetap menjaga ibadah akan terasa kenikmatannya.

Sekarang tinggal bagaimana caranya kita meneguhkan hati dan niat kita guna menjaga keteguhan ibadah kita supaya kenikmatannya dapat kita rasakan. Perlu kita sadari bahwa walaupun amal ibadah itu kita tujukan hanya kepada Allah, namun sesungguhnya amal ibadah tersebut adalah untuk kebaikan kita sebagai manusia. Bahkan setiap amal saleh yang kita niatkan sebagai ibadah akan dibalas oleh Allah dengan balasan yang lebih baik. Seperti firman-Nya.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. an-Nahl: 97)

Selain memperoleh nikmat kebaikan seperti yang disebutkan dalam ayat di atas, secara fisik, kenikmatannya juga dapat dirasakan secara langsung. Contohnya bagi orang yang membiasakan diri untuk selalu menjaga shalat dan puasa, badannya akan senantiasa terasa bugar hingga usia tua. Orang yang menjaga shalat-Nya berarti juga menjaga kesehatan tubuhnya melalui gerakan-gerakan shalat.

Menurut beberapa penelitian, salah satu manfaat gerakan shalat yaitu dapat memperlancar sirkulasi darah kita. Selain itu, dengan shalat, orang yang sudah lanjut usia akan terjaga dari penyakit pikun. Hal ini dikarenakan pikiran orang-orang yang melakukan shalat selalu diingatkan dalam waktu-waktu serta hafalan-hafalan bacaan di dalam shalat.

Sedangkan untuk puasa, ibadah ini dapat memelihara kesehatan lambung kita. Saat berpuasa, lambung kita tidak dibebani dengan aktivitas yang berat untuk mencerna makanan, serta diberi waktu yang cukup untuk beristirahat. Selain itu  tubuh kita juga akan dijauhkan dari berbagai macam penyakit, seperti yang disabdakan Rasulullah dalam perut adalah rumah penyakit. Dan sumber penyakit adalah makanan. Sedang menjaga makanan adalah sumber segala obat.

Baca Juga  Seni Bersikap Menghargai Orang Lain dalam Islam

Mendapatkah tambahan nikmat di akhirat

Selain shalat dan puasa, masih banyak lagi amal-amal ibadah yang dapat kita usahakan untuk selalu kita jaga kesinambungan seperti bersedekah, berinfak, berzakat, tolong menolong dalam kebaikan, membaca al-Qur’an, serta amal  ibadah lainnya. Untuk mendapatkan kenikmatan dalam menjaga amal-amal ibadah tersebut, pada intinya kita harus mampu membuka kesadaran bahwa ketaatan dan keistiqamahan kita menjaga ibadah tersebut sejatinya adalah perintah Allah supaya kita bahagia  dan sejahtera di dunia dan di akhirat.

Seperti janji Allah swt. bahwa di akhirat nanti kita akan memperoleh kebaikan dan nikmat karena amal ibadah kita di dunia, yaitu kenikmatan surga. Bagi kita yang benar-benar menjaga amal ibadah sebagai bukti keimanan dan ketakwaan kepada Allah, Allah menyediakan tambahan nikmat yang akan diperoleh manusia di akhirat.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Shuhaib bin Sinan ra. Rasulullah bersabda, “Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah swt. berfirman, Apakah kalian (wahai penghni surga? Maka mereka menjawab, Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke  dalam surga dan menyelamatkan kami dari (azab) neraka? Maka, (pada waktu itu) Allah membuka hijab (yang menutupi wajah-Nya yang Mahamulia), dan penghuni surga tidak pernah mendapatkan suatu (kenikmatan) yang lebih mereka sukai dai pada melihat (wajah) Allah swt.”

Editor: Ananul Nahari

Fathan Faris Saputro
Peraih Award lomba menulis Kemenag Kabupaten Lamongan, Peraih juara lomba Hari Pers Nasional, dan kader IMM Lamongan.