Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Meningkatkan Peran Sosial dan Etos Kerja Pemuda Perspektif Al-Quran

Etos Kerja
Gambar: Maxmanroe.com

Inamulah Khan Sekretaris Jenderal Kongres Muslim Dunia tahun 1978 pernah mengatakan bahwa para pemuda merupakan harapan suatu bangsa untuk mengendalikan masa depan. Hal ini selaras dengan ungkapan Ibnu Khaldun dalam bukunya Muqaddimah. Bahwa kemajuan sebuah bangsa tergantung dengan maju mundurnya para pemuda bangsanya sendiri.

Namun, jika dilihat di kehidupan zaman sekarang, sebagian penduduk bangsa ini masih terkerangkeng dalam kemiskinan yang akut. Yakni sebuah model kemiskinan yang terjadi karena dilatarbelakangi oleh kemalasan pemuda yang kesehariannya hanya berpangku tangan. Tidak adanya rasa ingin untuk bekerja keras. Sehingga banyak pemuda yang keluar sekolah lalu menjadi pengangguran dan hidupnya masih belum teratur.

Ungkapan di atas bukan hanya sekedar basa basi tanpa bukti. Sebab, jika kita lihat pada tahun 2023 ini, badan pusat statistik melaporkan bahwa angka pengangguran di Indonesia terus meningkat. Bahkan hingga mencapai 5,45% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat menimbulkan keadaan Indonesia menjadi semakin memburuk. Seperti halnya semakin tidak berkembang, stabilitas sosial tidak seimbang, dan yang lebih parah akan menjadikan Indonesia mengalami kemerosotan jangka panjang. Permasalahan ini harus segera di atasi agar tidak terus menerus terjadi.

Landasan Tentang Etos Kerja dalam Al-Qur’an

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat  pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”

Surat at-Taubah ayat 105 di atas merupakan satu dari sekian banyak ayat dalam Al-Qur’an yang membahas tentang bekerja. Bila kita amati di dalam ayat tersebut mengandung sighat amr yang terangkai dalam kalimat اعملوا yang artinya bekerjalah kalian. Sedangkan jika dilihat dari segi kaidah ushul fikih dapat diketahui bahwa dalam ayat tersebut mengandung makna الاصل في الامر للوجوب yang berarti bahwa pada dasarnya perintah bekerja tersebut memiliki arti wajib.

Baca Juga  Teknologi dan Masa Depan Pemuda Islam

Merujuk pada kitab tafsir karya Imam Ali Ash-Shabuni yakni Shafwatut Tafasir, pada jilid 4 dijelaskan mengenai ayat tersebut bahwa penggalan ayat  وقل اعملوا اي اعملوا ما شءتم memiliki penafsiran tersirat bahwa Allah memerintahkan kepada seluruh umat manusia untuk bekerja sesuai dengan skill dan profesi masing-masing. Allah melarang berbuat malas.

Sebab memang tidak ada kesuksesan tanpa bekerja. Tidak akan ada keberhasilan yang diraih dengan berpangku tangan, tidak akan ada kebahagiaan yang di dapat dengan bersantai-santai. Semua kemalasan yang ada pada diri kita justru akan membawa pada penderitaan. Seperti yang pernah diungkapkan oleh pepatah bijak الكسل لا يطعم الاسل yang artinya, “Insan pemalas tidak akan pernah merasakan manisnya madu, tetapi ia hanya akan tenggelam dalam pahitnya empedu”

Meningkatkan Etos Kerja

Banyak sekali cara yang dapat kita lakukan agar mampu mewujudkan Indonesia menjadi bangsa yang sejahtera. Salah satunya dengan melalui peningkatan etos kerja. Lantas bagaimana caranya? Sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-Jumuah ayat 10:

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”

Dalam tafsir Ibnu Katsir jilid 9 halaman 259 dijelaskan bahwa ayat 10 surat Al-Jumuah di atas mengandung landasan yang dapat diterapkan dari konsep keseimbangan antara ibadah ritual dengan ibadah sosial. Sebagaimana terangkai dalam kalimat فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ . Ayat ini mengandung makna “apabila telah selesai menunaikan shalat berpencarlah di muka bumi. Carilah ridha Allah sesuai dengan skill dan profesi masing-masing”.

Dengan memahami dan mendalami kandungan makna dari surat Al-Jumuah ayat 10 tersebut, memberi penegasan bahwa ada beberapa cara yang harus kita terapkan agar dapat mewujudkan etos kerja yang baik. Pertama adalah prinsip kerja cerdas. Artinya setiap pekerjaan yang kita lakukan harus dilandasi dengan ilmu. Baik ilmu agama maupun ilmu umum agar menghasilkan ekonomi yang berkualitas.

Baca Juga  Memayu Hayuning Bawana: Nilai- Nilai Sosialis Islam

Kedua adalah prinsip kerja keras sebagaimana Sayyidina Ali pernah mengatakan, “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau mati esok hari”. Ketiga adalah prinsip kerja ikhlas. Kita harus tahu bahwa bekerja termasuk salah satu amal saleh dan amal shaleh akan mendapatkan pahala jika di kerjakan dengan hati dan niat yang ikhlas.

Penutup

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semangat kerja wajib dan harus untuk dimiliki oleh seorang pemuda. Sebab bekerja merupakan amal saleh, bekerja merupakan termasuk ibadah, dan bekerja merupakan modal dasar kita untuk meningkatkan peran sosial melalui etos kerja.

Dengan bermodalkan dan mengembangkan tiga prinsip motivasi dalam bekerja yakni kerja cerdas, kerja keras, dan juga kerja ikhlas. Jika ke tiga prinsip kerja tersebut dapat kita laksanakan dengan baik, maka insya Allah negara yang kita cintai Indonesia ini akan menjadi bangsa yang makmur sejahtera.

Penyunting: Bukhari

Siti Nur Lutfiyatul Kharisma
Mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Sunan Ampel Surabaya. IG: Kharisma_1711