Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk memuat beragam kosa kata yang menarik. Satu dari kosa kata itu adalah as-sayyarah. Dalam kamus Bahasa Arab modern diartikan sebagai mobil. Namun, bagaimana Al-Qur’an menggunakan kata ini di dalam ayat-ayatnya. Berikut akan kita kaji secara menarik.
Etimologi Kata As-Sayyarah
Umumnya, makna kalimat sayyarah masyhur di masyarakat kalangan pesantren modern dengan makna kendaraan beroda empat atau mobil. Sebagaimana yang termaktub di dalam kamus-kamus umumnya. Termasuk kamus Arab-Indonesia, yang dikarang oleh Mahmud Yunus. Kalimat sayyarah sendiri merupakan kalimat yang berbentuk mufrad (tunggal) adapun jamak-nya adalah sayyaraat yang bermakna mobil atau kafilah. (Yunus, 1990, p. 187)
Sementara itu, di dalam kamus Arab-Indonesia yang lainya seperti kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, kata ini memiliki makna yang banyak berjalan serta bepergian. (Ahmad Warson Munawwir, 1997, p. 685)
Kata As-sayyarah Dalam Al-Qur’an
Adapun di dalam Al-Qur’an, kata sayyarah disebutkan sebanyak tiga kali dalam dua surah. Pertama, dalam surah Al-Maidah ayat 96. Kedua, surah Yusuf ayat 10 dan ayat 19. (Al-Asfahani, 2017)
Dalam buku Al-Mufradat fi Gharibil Qur’an karangan Ar-Raghib Al-Asfahani, dijelaskan bahwa kalimat sayyarah berasal dari kata raas, yang bermakna orang yang bepergian dimuka bumi. Misalnya kalimat sebagai berikut: sayyarah aajilah artinya kelompok yang berjalan di muka bumi. (Al-Asfahani, 2017, p. 306)
Dalam kamus Al-Qur’an yang berjudul Buku Pintar Memahami Kata Dalam Al-Qur’an, As-Sayyaarah diartikan dengan qaafilah (rombongan yang mengadakan perjalanan). Kalimat as-Sayyaarah tersebut menceritakan sebuah rombongan yang menemukan Nabi Yusuf di dalam sebuah sumur. Kemudian rombongan yang menemukan Nabi Yusuf tersebut membawanya ke kota Mesir. (Masduha, 2017, p. 395)
Kata As-sayyarah dalam Surat Yusuf
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dalam kitabnya, tafsir jalalain mempunyai interpretasi yang cukup menarik perihal ini. Yaitu kata as-sayyarah dalam surah Yusuf ayat 19, yang penulis rasa cukup menarik untuk dikaji lebih jauh. Mari kita kupas serta simak bersama-sama penjelesanya:
وَجَآءَتْ سَيّاَرَةُ فَاَرْسَلُوْاوَارِدَهُمْ فَاَدْلى دَلْوَهُ
وَجَآءَتْ سَيّاَرَةُ (مُسَا فِرُؤْنَ مِنْ مَدْيَنَ إِلىَ مِصْرَ فَنَزَلُوْ قَرِيْبًا مَنْ جُب يُوْسُف)
“Rombongan orang-orang yang melaksanakan perjalanan dari Madyan ke Mesir, kemudian mereka beristirahat didekat sumur nabi Yusuf”. (Mahalli, p. 305)
Di samping penulis menukil interpretasi daripada penafsiran Jalaluddin Al-Mahalli, penulis juga mencoba mengkomparatifkan dengan perspektif lain. Yaitu dari sosok seorang ulama yang sangat produktif dalam hal menulis, Imam Al-Qurthubi. Dalam tafsirnya yaitu Jami’li Ahkam Al-Qur’an wa al-Mubayyin Lima Tadhammanahu Min as-Sunnah wa Ayi al-Furqan:
أي رفقة مارة (وجاءت سيارة) يَسِيْرُوْنَ مِنَ الشَّام إلَى مِصْرَ فَأَخْطَئُوا الطَرِيْقُ وَهَا مُوْ حَتَّى نَزَلُوْ قَرِيْبًا مِنَ الجُب وَكَانَ فِي قفرة بَعِيْدَةٍ مِنَ العمرَانِ إِنَّمَا هُوَ لِلرِّعَاةِ وَالْمجتاز وَكَانَ مَا ؤُهُ ملْحًا فَعَذُبَ حِيْنَ أَلْقَي فِيْهِ يُوْسُفُ (تفسير القرطبي :158/9
Penjelasan Imam Al-Qurthubi dalam hal ini adalah sekelompok orang-orang yang berjalan kaki dari Syam ke Mesir. Kemudian mereka salah jalan, sehingga akhirnya mereka berhenti di dekat sebuah sumur. Sumur itu sendiri berlokasi jauh dari pemukiman, karena dibangun untuk para penggembala dan orang-orang yang datang melintasi area tersebut. Konon-katanya sumur tersebut berasa maalihun (asin) dan menjadi air yang berasa tawar pasca Nabi Yusuf diceburkan ke dalam sumur tersebut. (Al-Qurthubi, p. 251)
Keimpulannya
Akhirnya, kata ini sudah diuraikan dengan beberapa perspektif. Baik secara etimologi dan termilogi. Kemudian dirujuk di dalam Al-Qur’an beserta tafsirannya. Dua tafsir yang membahasnya juga memiliki sudut pandang yang berbeda, namun tetap saling mendukung satu sama lain.
Lafadz sayyarah dalam artian yang sifatnya umum dalam Al-Qur’an, merupakan sekelompok musafir yang bepergian di muka bumi. Sementara itu lafadz sayyarah secara khusus, dalam hal ini di surah Yusuf ayat 19, adalah sekelompok orang musafir dari arah Madyan yang bertujuan menuju Mesir Kemudian mereka beristirahat di dekat sumur Nabi Yusuf. Wallahu’alam
Penyunting: Ahmed Zaranggi Ar Ridho
Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.