Dulu, seringkali ketika kita mau bepergian atau melakukan suatu kegiatan apapun, orang tua selalu mengingatkan untuk mengucapkan bismillahirrahmanirrahim agar selalu dimudahkan segala urusan kita.
Yang lazim diketahui dari lafaz bismillah ini adalah dari segi terjemahannya saja. Namun, belum banyak dari kita yang mengetahui makna dan keajaiban dari lafaz bismillahirrahmanirrahim tersebut.
Makna Lafaz Secara Bahasa
Mufti Shafi Usmani r.a. dalam kitab tafsirnya Ma’ariful Qur’an, memberikan penjelasan secara bahasa tentang makna lafaz “bismillah”. Menurut beliau lafaz bismillah terdiri dari 3 suku kata ba, ism dan allah. Kata ba memiliki 3 konotasi dalam bahasa Arab.
Pertama, mengekspresikan kedekatan antara dua benda yang satu dengan lainnya hampir tidak memiliki jarak. Kedua, mencari pertolongan dari seseorang atau sesuatu. Ketiga, mencari berkah dari seseorang atau sesuatu.
Kata ism secara sederhana diartikan sebagai nama. Sedangkan kata allah merupakan gabungan dari kata al dan ilah. Kata al mempunya fungsi definitif dalam bahasa Arab yaitu untuk menunjukkan sesuatu yang khusus sedangkan kata ilah mengandung arti sesuatu yang disembah.
Kata allah juga mengacu kepada suatu zat atau esensi yang tidak bisa dinisbahkan kepada yang lain melainkan hanya kepada Allah sendiri. Kata allah juga merupakan bentuk tunggal yang tidak mempunyai bentuk dual atau jamak hal ini untuk menguatkan makna keesaan pada Allah. Singkatnya kata allah mengandung makna kesempurnaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, Mufti Shafi Usmani r.a. berpendapat ada tiga makna lafaz bismillah dalam kaitannya dengan konotasi kata ba. Pertama, dengan nama Allah Swt. Kedua, dengan pertolongan nama Allah Swt. Ketiga, dengan berkah nama Allah Swt.
Dengan kita mengetahui makna dari lafaz bismillahirrahmanirrahim dapat membuat kita lebih sering lagi untuk mengucapkannya disetiap hendak melakukan suatu kegiatan agar dapat diberikan kelancaran dan keberkahan dari Allah Swt.
Keajaiban Lafaz Bismillah
Dalam hal ini, selain kita mengkaji makna secara bahasa dari lafaz bismillahirrahmanirrahim, kita juga mengungkap keajaiban dari lafaz tersebut.
Keajaiban ini dikisahkan sebagaimana yang ada di dalam kitab Tafsir Ar-Razi yang ditulis oleh Imam Fakhruddin Ar-Razi. Dalam kitab tafsirnya, saat menafsirkan Surah al-Fatihah, Imam Ar-Razi menuliskan sejumlah kisah yang menceritakan aspek spiritual dari lafaz bismillahirrahmanirrahim.
Ada beberapa kisah yang dituliskan didalam kitab tafsirnya, namun dalam hal ini saya memaparkan tiga kisah saja dari apa yang di tuliskannya.
Nabi Musa dan Bismillah
Nabi Musa merasakan sakit di perutnya. Beliau mengadu pada Allah yang kemudian menyuruhnya mengambil sejenis daun di padang pasir.
Nabi Musa mengunyahnya dan sembuh dengan izin Allah. Kemudian, Nabi Musa mengalami masalah lagi dengan perutnya maka Nabi Musa langsung mengunyah kembali dedaunan itu, tetapi sakitnya malah bertambah nyeri.
Beliau mengadu, “Ya Rabb, kali pertama aku makan, aku langsung sembuh. Namun, kali kedua bukan hanya tidak sembuh, melainkan malah bertambah parah.”
Allah menjawab, “Kali pertama kamu datang mengadu pada-Ku memohon kesembuhan. Namun, pada kali kedua kamu langsung saja mengunyahnya tanpa meminta petunjuk dan izin dari-Ku.Tidakkah kamu tahu bahwa dunia ini semuanya adalah racun dan penawarnya hanyalah dengan menyebut nama-Ku?”
Nabi Isa dan Anak Lelaki
Nabi Isa melewati kuburan dan “menyaksikan” Malaikat sedang menyiksa orang yang dikubur itu. Ketika Nabi Isa melintasi kuburan yang sama dalam perjalanan pulangnya, beliau ‘alahi salam terkejut bahwa kali ini Malaikat rahmat sedang menerangi kuburan itu.
Takjub dengan perbedaan yang beliau lihat, Nabi Isa berdoa memohon petunjuk Allah. Allah menjawab, “Wahai Isa, hamba-Ku ini seorang pendosa dan sejak dia dikubur dia telah menerima siksa dari-Ku. Namun, dia meninggalkan istri yang hamil saat dia wafat. Kini anak itu telah besar dan belajar agama. Gurunya mengajarkan anak lelaki itu mengucap bismillahirrahmannirrahim. Oleh karena itu, Aku tidak lagi menghukum penghuni kuburan itu sejak anaknya menyebut nama-Ku di muka bumi.”
Nabi Musa dan Fir’aun
Ketiga, diriwayatkan bahwa sebelum Fir’aun mengklaim dirinya sebagai tuhan, dia membangun sebuah istana dan menulis di atas pintunya: bismillah. Ketika dia ingkar dan mengaku sebagai tuhan, Allah mengutus Nabi Musa.
Nabi Musa mendakwahi Fir’aun, tetapi tidak melihat tanda-tanda Fir’aun menerima dakwahnya. Kemudian, mengadulah Nabi Musa pada Allah, “Ilahi, aku ajak Fir’aun tetapi dia menolak. Aku tidak melihat tanda-tanda kebaikan padanya.”
Allah menjawab, “Wahai Musa, mungkin kamu menginginkan kehancuran Fir’aun, kamu melihat pada kekafirannya sekarang, sedangkan Aku melihat pada apa yang sebelumnya dia tulis di atas pintu.”
Artinya, dia (Fir’aun) yang kafir saja menulis kalimat “bismillah” pada pintunya saja menjadi selamat dari kehancuran. Bagaimana ketika orang muslim itu sendiri menuliskan kalimat “bismillah” dari hati yang paling dalam, tentunya akan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah Swt,
Wallahualam bissawab.
Editor: Ananul Nahari Hayunah
Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.