Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Mengenal Teori Hermeneutika Paul Riceour

Sumber: sumber:normal press.com

Paul riceour merupakan salah satu tokoh postmodernis yang pemikirannya sangat mempengaruhi alur perjalanan teori hermenutika. Beliau lahir di prancis pada tahun 1913 dan pernah menjadi tentara prancis kemudian menjadi tahanan tentara jerman pada PD ke-II. Perjalanan intelektualnya dimulai pada saat beliau menjadi dosen di Universitas ternama di prancis yaitu Sorbone University.

Teori hermeneutikanya yang paling terkenal adalah teori hermeneutika fenomenologis yang bersifat dinamis, kreatif, dan kritis. Riceour memandang teks, simbol, dan tanda-tanda lainnya memiliki makna yang melampaui maksud pengarang atau konteks sejarah. Dalam artian teks itu bersifat otonom dan memiliki jiwanya sendiri serta harus terlepas dari maksud dan tujuan si pengarang teks.

Hermeneutika Riceour

Teori hermeneutika Paul Riceour berusaha menjelaskan bagaimana teks-teks dapat dipahami,ditafsirkan dan dievaluasi. Riceour menekankan pentingnya peran pembaca dalam proses hermeneutika (penafsirkan). Untuk mensiasati teori tersebut, Riceour menawarkan dan menyajikan empat langkah yang membentuk hermeneutika. Keempat langkah tersebut adalah objektivasi melalui struktur, distansiasi melalui tulisan, dunia teks dan apropriasi.Objektivitas melalui struktur mengandaikan teks bersifat otonom dan harus terlepas dari tujuan dan konteks pengarang teks. Kemudian teks tersebut dijelaskan menurut struktur penyusun teks. Meliputi bahasa, tanda-tanda dan simbol-simbol. Penjelasan tentang simbol-simbol tersebut akan menolong si pembaca untuk mengungkap maksud dari teks tersebut yang bersifat otonom.

Distansi melalui tulisan berusaha mengambil jarak atau mencabut teks dari maksud pengarangnya, dari konteks dan tujuan pengarangnya. Konsekuensinya teks menjadi terbuka untuk interpretasi dan kemungkinan sangat besar bahwa teks tersebut sangat bertolak belakang dengan maksud pengarangnya. Distansiasi juga menjadi langkah awal dalam proses pemahaman diri atau apropriasi. Pengambilan jarak ini bermaksud agar tidak terjadi distorsi makna.

Baca Juga  Islam dan Toleransi, Apa Yang Dapat Kamu Pahami?

Ketika seorang penafsir melakukan penjarakan terhadap teks, maka ia dapat melakukan interpretasi secara kreatif. Artinya, ia dapat memperkaya dan memurnikan pemahaman diri. Pengambilan jarak ini bisa berbentuk kritik ideologi, dekonstruksi atau pembongkaran dan variasi imajinatif atau analogi permainan. bentuk pengambilan jarak ini akan membantu dalam membongkar ilusi-ilusi, motivasi-motivasi dan kepentingan-kepentingan yang memenjarakan teks hanya pada satu makna.

Teks dan Makna

Dunia teks, menurut riceour dunia dan wahana teks tidak berasal langsung dari pengarang teks, Melainkan disingkap dari struktur-struktur penyusun teks tersebut. Dunia teks inilah yang menjadi wilayah si pembaca teks untuk memproyeksikan dan mencerminkan kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, menurut riceour dunia teks yang disaranakan oleh teks itu baru memiliki makna ketika teks itu menjadi milik pembaca atau penafsir.

Apropriasi (pemahaman diri). Menurut riceour teks adalah media yang menjembatani kita untuk memahami diri kita sendiri. Pada saat inilah muncul apa yang dinamakan subjektivitas pembaca atau penafisir. Apropriasi atau pemahaman diri merupakan arah semua hermeneutika. Di dalam apropriasi, tujuan proses hermeneutika tercapai, alur hermeneutika dari makna rujukan terselesaikan. Apropriasi terjadi jika pembaca dapat melihat dirinya tercermin di dalam teks, dalam artian pembaca harus menyatu dengan teks. Dengan demikian ia dapat berkata: aku memahami keberadaanku sendiri yang otentik lewat teks tersebut. Untuk itu, pembaca harus melepaskan doktrin-doktrin dan ego yang membelenggu dunia ontologisnya. Dan pada akhirnya pembaca mampu menerima diri dari ke auntentikan sebuah teks.

***

Bagi Paul Ricoeur, hermeneutika adalah usaha akal budi manusia untuk menguak makna  yang tersembunyi di balik teks. Hermeneutika merupakan proses  penguraian yang memunculkan arti dan makna  dari keadaannya yang semula tersembunyi. Konsep hermeneutika Ricoeur tidak terkepas dari pandangannya tentang tanda, simbol dan teks. Bagi Ricoeur, ketiga tanda ini merupakan media yang menghantar pembaca atau penafsir untuk memahami diri.

Baca Juga  Benarkah Dakwah Da’i Era Kekinian Sesuai Al-Qur’an?

Paul Ricoeur juga melihat bahwa tanda, simbol dan teks memiliki pluralitas makna, oleh sebab itu tugas hermeneutika adalah menghadirkan teks tersebut di hadapan pembaca atau penafsir. Dalam melakukan sebuah interpretasi, Ricoeur mengusulkan empat kategori hermeneutika: objektivasi melalui struktur, distansiasi melalui tulisan, dunia teks dan apropriasi. Kategori-kategori ini akan membantu pembaca atau penafsir untuk memahami teks. Semua tahap ini juga akan membantu pembaca atau penafsir untuk memahami diri lebih baik.

Editor: An-Najmi