Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Mengenal Al-Kiya Al-Harrasi: Mufasir Mazhab Syafi’i

al-harrasi
Sumber: https://wallpaperaccess.com/

Al-Kiya al-Harrasi adalah seorang cendikiawan asal Khurasan yang terkenal sebagai ahli fiqh madzhab Syafi’i di Kota Baghdad. Syekh al-Kiya al-Harrasi mempunyai nama lengkap ‘Imaduddin Abu al-Hasan Ali ibn Muhammad ibn Ali al-Thabari. Al-Kiya merupakan sebutan yang memiliki arti sebagai “seseorang yang mempunyai pangkat tinggi” atau bisa diartikan “seseorang yang dihormati di hadapaan manusia”. Beliau dilahirkan pada bulan Dzulqa’dah tahun 450 H di Thabaristan, Khurasan. Beliau berasal dari keluarga terdidik, sehingga tidak diragukan lagi tentang riwayat pendidikannya. Al-Kiya al-Harrasi wafat pada waktu Ashar hari Kamis pada bulan Muharram tahun 504 H di Kota Baghdad, dan dikuburkan di dekat makam Abu Ishaq al-Syairazi.

Al-Kiya al-Harrasi memulai pendidikan di kota kelahirannya hingga berusia 18 tahun. Kemudian, beliau melanjutkan berlajar di Kota Naisabur dengan berguru kepada Imam Haramaian. Di kota tersebut, beliau mulai belajar dan menekuni ilmu fiqh beserta ushulnya. Beliau merupakan seorang murid yang memiliki kecerdesan dan pemikiran yang tajam. Sehingga beliau termasuk menjadi salah satu murid terbaik dari Imam Haramaian al-Juwaini setelah al-Ghazali. Bahkan, dianggap sebagai al-Ghazali kedua. Selanjutnya, al-Kiya al-Harrasi meneruskan pendidikan ke Kota Baihaq dengan berguru kepada Abu Ali Hasan ibn Muhammad al-Shaffar dalam bidang keilmuan hadis.

Seusai masa belajarnya, beliau mengabdikan dirinya sebagai seorang pengajar di Kota Baghdad, tepatnya di Madrasah al-Nidhamiyyah. Di samping itu, beliau juga menjadi penasehat yang nasehatnya sangat dipercaya oleh Raja Barkiyaruq bin Malik Syah Dinasti Bani Saljuk. Sehingga, beliau mendapatkan suatu penghormatan dengan diangkat sebagai seorang hakim atau qadhi. Dikarenakan beliau adalah seorang yang mempunyai banyak ilmu seperti ahli fiqih, hadis, dan menjadi seoraang imam yang memiliki banyak pemikiran.

Baca Juga  Pencegahan Kejahatan Seksual dalam Islam
***

Al-Kiya al-Harrasi merupakan seorang yang fanatik terhadap mahdzab yang dianut, yaitu Madzab Syafi’i. Hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh didikan gurunya, yakni Imam al-Haramain al-Juwaini. Kefanatikkan tersebut dapat dilihat dari cara al-Kiya al-Harrasi dalam melakukan penafsiran suatu ayat dan saat menyanggah atau mendebat pendapat madzhab Imam Hanafi sebagaimana yang telah dilakukan oleh gurunya.  Beliau selalu membela dan mendukung madzab Imam Syafi’i, dalam segala hal yang berkaitan dengan madzab tersebut. Menurut Adz-Dzahabi dalam kitab tafsirnya at-Tafsir wa al-Mufassirun, mengatakan bahwa al-Kiya al-Harassi adalah seorang yang terbukti menganut mahdzab Syafi’i, beliau tidak sembarangan dalam melakukan penafsiran dan menakwilkan ayat al-Qur’an. Beliau juga sangat berhati-hati dalam perkataan dan tulisan terhadap imam madzhab lain dan orang-orang yang menentangnya. Seperti saat mendebat pernyataan dari al-Jashshash yang meragukan pemikiran dari Imam Syafi’i, al-Kiya al-Harrasi tidak sampai memojokkannya. Akan tetapi, beliau juga sangat gigih dalam mempertahankan pendapatnya, dan ahli dalam berdebat.

Diantara karya-karya al-Kiya al-Harrasi adalah Ahkam al-Qur’an, Syifa’ al-Mustarsyidin, Naqdli Mufradat Imam Ahmad, Lawamik al-Dalail fi Zawaya al-Masail, dan lain-lain. Salah satu kitab yang paling terkenal adalah Ahkam al-Qur’an. Kitab ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan tentang apa yang telah dilakukan oleh Imam Syafi’i dalam menyimpulkan suatu dalil, hukum-hukum dan bagaimana cara untuk mengikuti pemikirannya. Menurut pemikiran al-Kiya al-Harrasi, banyak orang yang telah mencoba untuk memahami dalil-dalil dari Imam Syafi’i. Akan tetapi, banyak juga diantara mereka yang tidak dapat memahami sepenuhnya dikarenakan ketidakmampuan dan keterbatasan dalam hal keilmuan.

***

Tafsir Ahkam al-Qur’an adalah salah satu kitab tafsir penting yang dimiliki oleh madzhab Syafi’i dan merupakan kitab pertama yang sampai kepada penganut mahdzab tersebut. al-Kiya al-Harrasi menfokuskan dalam pembahasan dari pendapat mahdzab Syafi’i, beliau berusaha untuk menguatkannya, dan memberikan pendapat-pendapat terhadap orang-orang yang mendebatnya. Kitab tafsir Ahkam al-Qur’an terdiri dari dua jilid dengan ukuran 24 cm. Kitab ini pertama kali ditulis dalam manuskrip besar yang tersimpan di Dar al-Kutub al-Mishriyyah dan al-Maktabah al-Azhariyyah. Kemudian tahun 1974 M, tafsir Ahkam al-Qur’an telah di tahqiq oleh Musa Muhammad Ali dan ‘Izzat Abdu ‘Athiyyah yang kemudian dicetak di Kairo oleh Dar al-Kutub al-Hadistsah. Dan juga dicetak oleh Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah Beirut pada tahun 1985 M.

Baca Juga  Kaidah Dan Kedudukan Tafsir Tabi’in

Penyunting: Ahmed Zaranggi