Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Membumikan Islam Nusantara yang Berkemajuan

Islam Nusantara yang Berkemajuan
Sumber: dara.co.id

Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama (NU) merupakan organisasi keislaman terbesar di Indonesia. Bisa dibilang kedua organisasi tersebut sangat berjasa dalam perkembangan Islam di Indonesia. Muhammadiyah dan NU ibarat kakak dan adik yang saling berbeda tapi tetap satu.

Banyak sekali pandangan yang berseberangan antara Muhammadiyah dan NU, seperti yang paling mendasar adalah perbedaan dalam hal metodologi istinbat hukum yang digunakan.
Jika di Muhammadiyah ada Majelis Tarjih untuk mengambil sebuah keputusan hukum. Maka dalam pengambilan keputusan hukum, NU mempunyai lembaga yang dinamakan Bahtsul Masail.

Perbedaan antara Muhammadiyah dan NU juga bisa dilihat dari amalan-amalan keagamaan sehari-hari. Perbedaan tersebut jika tidak disikapi dengan cara yang bijak dan benar, maka simpatisan keduanya akan sangat terlihat bertentangan.

Tidak sampai disitu. Perbedaan antara Muhammadiyah dan NU juga dapat dilihat dalam menanggapi keresahan umat dan usaha untuk menuju jalan moderat. Muhammadiyah dan NU memiliki konsep yang berbeda. Jika Muhammadiyah memiliki konsep Islam Berkemajuan, maka NU memiliki konsep Islam Nusantara. Kedua organisasi tersebut memang menggunakan alat ukur yang berbeda, tapi tujuannya tetap searah.

Mengenal Islam Berkemajuan

Dalam perjalanannya, Muhammadiyah pertama kali mengusung tema “Islam Berkemajuan” sejak Muktamar Muhammadiyah ke-46 tahun 2010 di Yogyakarta yang kemudian menjadikan sebagai ciri pandangan keislaman Muhammadiyah.

Islam Berkemajuan yang digaungkan oleh Muhammadiyah merupakan Islam yang berkemajuan dalam berbagai aspek. Baik itu dalam aspek kehidupan keagamaan, maupun dalam seluruh dimensi kehidupan. Hal itu guna melahirkan peradaban utama sebagai bentuk peradaban alternatif yang unggul, baik secara lahiriah dan rohaniah.

Menurut Muhammadiyah, salah satu ciri kemajuan dalam berislam ialah ketika seorang muslim dengan dakwah dan pembaharuannya dapat membawa rahmat bagi semesta kehidupan. Islam Berkemajuan menyajikan Islam dan dakwah secara inklusif. Yaitu merangkul setiap manusia tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan sekat-sekat sosial lainnya.

Baca Juga  Memahami, Menghargai dan Mengamalkan Ilmu Al-Qur'an

Dengan Islam Berkemajuan, Muhammadiyah mencoba untuk menghadirkan pandangan dan pemikiran keagamaan dari Alquran dan hadis yang mampu menjawab tantangan zaman. Contohnya dalam penerapan surat al-Ma’un. Muhammadiyah tidak cukup menafsirkan surat ini dengan cara konseptual saja, melainkan ditafsirkan dan diamalkan dalam kehidupan nyata. Maka dalam penerapan surat ini, Muhammadiyah mulai membangun lembaga pendidikan, rumah sakit, panti asuhan dan amal usaha lain milik Muhammadiyah.

Penafsiran wa la yahudhdhu ‘alaa tho’aamil-miskin pada surat al-Ma’un mempunyai cakupan yang luas. Bukan hanya orang miskin material, tetapi juga miskin spiritual dan intelektual.

Untuk membantu orang-orang yang miskin intelektual, Muhammadiyah memberikan asupan makanan intelektual dengan membangun lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Untuk membantu orang-orang yang miskin spiritual, Muhammadiyah juga memberikan asupan makanan spiritual lewat kajian keislaman di bawah asuhan Majelis Tabligh.

Mengenal Islam Nusantara

Tema “Islam Nusantara” pertama kali diangkat oleh Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) menjadi tema utama pada Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur pada tahun 2015. Tema persisnya berjudul “Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia”.

Islam Nusantara bukan sekte baru, bukan golongan baru dan bukan juga agama baru. Islam Nusantara adalah Islam yang berkembang di kawasan Nusantara yang identik dengan Ahlussunnah wal Jama’ah. Rukun iman dan rukun Islamnya pun sama dengan yang dianut oleh Ahlussunnah wal Jama’ah di bagian dunia lainnya.

Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siradj menegaskan bahwa Islam Nusantara adalah pemikiran yang berlandaskan pada sejarah masuknya Islam ke Indonesia yang tidak melalui konfrontasi terhadap budaya. Islam Nusantara dicirikin dalam tiga hal. Pertama, dalam bidang teologi, mayoritas mengaku bermadzhab Asy’ariyah. Kedua, dalam bidang fikih, mayoritas mengaku bermadzhab Syafi’iyah. Ketiga, dalam bidang Tasawuf, mayoritas menganut Imam al-Ghazali.

Baca Juga  Saatnya Warga Muhammadiyah Punya Bank Syariah!

Bagi NU, Islam Nusantara merupakan solusi atas maraknya gerakan-gerakan Islam radikal dan ekstrem. Aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok radikalis yang menganggap bahwa pemerintahan Indonesia merupakan pemerintahan yang thagut dan harus dimusuhi. Kelompok-kelompok itu cenderung menolak budaya, tradisi dan adat istiadat lokal Nusantara yang dianggap bid’ah dan sesat.

Maka dari itu, Islam Nusantara hadir untuk membentengi “arabisasi” yang semakin menguat di Indonesia. Meskipun belakangan terjadi kesalahpahaman tentang definisi Islam Nusantara dan membuat opini-opini liar tentangnya semakin berkembang.

Islam Nusantara yang Berkemajuan

Antara Islam Berkemajuan dan Islam Nusantara dapat diambil garis tengah bahwasanya Muhammadiyah dan NU sama-sama mempunyai tujuan untuk mencapai Islam yang moderat (washatiyah). Bagi Muhammadiyah, Islam Berkemajuan mempunyai prinsip mengajak umat Islam untuk mengembangkan sikap beragama yang moderat (wasathiyah), saling mendukung dan mempererat, serta tidak memperlemah dan meniadakan kelompok yang berbeda.

Sedangkan bagi NU, Islam Nusantara mempunyai karakter yang moderat, toleran, damai dan akomodatif terhadap budaya Nusantara. Jika konsep antara Islam Berkemajuan ala Muhammadiyah dan Islam Nusantara ala NU digabung menjadi satu, maka terciptalah Islam Nusantara yang Berkemajuan atau lebih dikenal dengan Islam Indonesia.

Menurut Prof. Azyumardi Azra di dalam buku ‘Kosmopolitanisme Islam Berkemajuan’, Islam Indonesia seperti diwakili antara lain oleh NU dan Muhammadiyah memiliki seluruh potensi untuk maju guna mewujudkan peradaban Islam yang rahmatan lil alamin. Islam Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk berdiri di garda terdepan dalam memajukan peradaban Islam di kancah global.

Dengan corak Islam moderat, Islam Indonesia dapat memberikan warna baru bagi peradaban dunia yang lebih damai dan harmonis. Maka dari itu, jangan pernah mempertentangkan Islam Berkemajuan dan Islam Nusantara. Karena kedua konsep tersebut mempunyai tujuan yang sama yakni kemaslahatan umat.

Baca Juga  Kedudukan Hadis Daif dalam Muhammadiyah

Penekanannya saja yang berbeda. Islam Berkemajuan bukan berarti memusuhi budaya dan adat istiadat lokal Nusantara dan bahwa Islam Nusantara bukan berarti tidak memperhatikan kemajuan dan modernisasi. Islam Berkemajuan dan Islam Nusantara saling melengkapi satu sama lain dan saling mendukung untuk terciptanya Islam yang moderat serta Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Editor: Muhamad Bukhari Muslim