Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Memahami Munasabah dalam Al-Qur’an

munasabah
Sumber: istockphoto.com

Secara etimologis al-munasabah ( المناسبة) berasaldari mashdar an-nasabu  (انسب)yang berarti al-qarabah (الفرابة). Kata qaraba sendiri berarti dekat. Orang yang berasal dari nasab yang sama disebut qarabah(kerabat) karena kedekatannya. Dari nasab itulah dibentuk menjadi al-munasabah ( المناسبة) dalam arti al-muqabarah ( المقاربة), kedekatan satu sama lain. Sedangkan secara terminologis, munasabah itu sendiri mempunyai arti maksud mencari kedekatan, hubungan ataupun kaitan antara satu ayat atau kelompok ayat dengan ayat ayat ataupun kelompok ayat yang berdekatan, baik dengan yang sebelumnya maupun dengan yang sesudahnya.

Mengutip dari modul pertemuan 9 syekh Nurjati yang berjudul Munasabah Al-Qur’an, Ibnu Arabi, sebagaimana dikutip oleh Imam As-Sayuti, mendefinisikan munasabah itu kepada ‘keterkaitan ayat-ayat Al-Qur’an antara sebagiannya dengan sebagian yang lain, sehingga ia terlihat sebagai suatu ungkapan yang rapih dan sistematis.

Macam-macam Munasabah dalam Al-Qur’an

Mengutip  dari buku Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., MA. Dalam bukunya yang berjudul KULIAH ULUMUL QUR`AN, memba

  • Satu kalimat dengan kalimat sebelumnya dalam satu ayat firman Allah Q.S. Alfatihah [1]: 1”

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ  رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Segala puji bagi Allah” , lalu sifat Allah di jelaskan pada kalimat berikutnya “Tuhan semesta alam”.

  • Satu ayat  dengan ayat sesudahnya .firman Allah Q.S. Al-isra’ [17]: 1”

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

 Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya425) agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Masjidil Aqsa dan daerah sekitarnya diberkahi Allah Swt., di antaranya, dengan diutusnya banyak nabi di sana dan dengan kesuburan tanahnya.

Baca Juga  Ma’na Cum Maghza: Tawaran Penafsiran yang Sesuai Konteks Zaman

Firman Allah Q.S. Al-isra’ [17]: ”

وَاٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ وَجَعَلْنٰهُ هُدًى لِّبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَلَّا تَتَّخِذُوْا مِنْ دُوْنِيْ وَكِيْلًاۗ

Kami memberi Musa Kitab (Taurat) dan menjadikannya sebagai petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), “Janganlah kamu mengambil pelindung selain Aku.

Pada ayat pertama Allah menyebutkan anugerahAllahkepada Nabi Muhammad SAW mengisra`kan beliau dalam waktu yang sanat singkat, sedangkan pada ayat kedua menyebutkan anugerah-Nya Allah kepada Nabi Musa As. yang mengisra`kan beliau dari mesir ke negeri yang diberkati yakni palestina tetapi dengan waktu yang lama.

  • Kelompok ayat dengan kelompok ayat sebelumnya

Pada surat Al-Baqarah ayat 1 sampai 20, Allah memulai penjelasan tentang kebenaran dan fungsi Al-Qur’an bagi orang-orang yang bertakwa. Dalam kelompok ayat yang berikutnya dijelaskan tentang tiga kelompok manusia beserta sifat-sifatnya seperti kelompok manusia yang mukmin pada ayat 1-5 ,kelompok manusia yang kafir ayat 6-7, dan kelompok manusia yang munafik ayat 8-20.

  • Awal surat dengan akhir surat sebelumnya

Contoh dari munasabah ini dapat ditemukan pada awal ayat pada surat Muhammaddengan ayat terakhir surat Al-Ahqaf.Pada ayat pertama surat Muhammad dikatakan: “(Yaitu) orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi dari jalan Allah, Allah menghapus segala amal-amal mereka”. Sedangkan pada ayat terakhir surat Al-Ahqaf disebutkan: “Pada hari mereka melihat adzab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan kecuali kaum yang fasiq”.

Pada ayat terakhir surat Al-Ahqaf dijelaskan mengenai ancaman dan siksa bagi orang-orang fasiq, sedangkan pada ayat pertama surat Muhammad dijelaskan karakteristik dan ciri-ciri orang fasiq.

  • Satu surat dengan surat lainnya

Contoh dari munasabah ini dapat ditemukan pada Contoh kedua dijelaskan, bahwa kesesuaian yang dipastikan salah satunya adalah Surat An-Nur dengan Surat Al-Mu’minun yang posisi surat berada di urutan sebelumnya dalam susunan Alquran.Kesesuaian kedua surat tersebut dapat dilihat dengan, sebagaimana yang diungkapkan. Yakni bahwa Surat An-Nur berbicara mengenai hukum-hukum yang menjadi tuntunan umat Islam, yakni hukum syariat yang berkaitan dengan sistem sosial kebangsaan. Sedangkan dalam Surat Al-Mu’minun, Syekh Said menyatakan surat tersebut berbicara mengenai persatuan Islam sepanjang zaman.

Baca Juga  Kajian Munasabah dan Makiyah Madaniyah Q.S. al-Baqarah Ayat 238

Memahami Urgensi Munasabah dalam Al-Qur’an

Munasabah di dalam memahami Al-Qur’an sangatlah penting, karena dengan dikuasainya ilmu ini maka akan dapat merasakan secara mendalam bahwa Al-Qur’an merupakan satu kesatuan yang utuh dalam untaian kata-kata yang harmonis dengan makna yang kokoh, tepat, dan akurat sehingga sedikitpun tak ada cacat. Selain itu, dengan munasabah dapat memberikan gambaran yang semakin terang bahwa Al-Qur’an itu betul-betul kalam Allah, tidak hanya teksnya, melainkan susunan dan urutan ayat-ayat dan surat-suratnya pun atas petujuk-Nya.

Mengutip buku Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., MA. yang berjudul Kuliah Ulumul Qur’an, arti penting dari munasabah sebagai salah satu metode dalam memahami dan menafsirkan Al-Qur’an. Pertama dari sisi balaghah, yakni kolerasi antara ayat dengan ayat menjadikan ayat-ayat Al-Qur’an utuh indah. Kedua, memudahkan orang dalam memahami makna ayat atau surah. Ketiga, membantu para mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat  Al-Qur’an.

Editor: An-Najmi