Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Manusia Harus Lakukan Ini Jika Ingin Dapatkan Ketenangan!

ketenangan
gambar: merdeka.com

Alhamdulillahirabbilalamin menjadi kalimat yang sudah sepatutnya kita ucapkan sebagai wujud syukur atas karunia nikmat Allah SWT yang tiada tara. Kita harus menjadi hamba yang tahu diri dan tidak melupakan hakikat dari diciptakannya kita ke kehidupan dunia ini, karena tidak ada lain hal untuk beribadah kepada Allah SWT. Dan syukur menjadi bagian dari ibadah itu sendiri.

Untuk itu mari kita terus mengencangkan dan menguatkan iman dan takwa kepada Allah SWT dengan meyakini bahwa Allah lah yang paling berkuasa atas hidup dan kehidupan kita di dunia. Mari berjuang sekuat tenaga untuk menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Manusia Membutuhkan Ketenangan

Dalam rangkaian menjalani kehidupan sehari-hari, tentu manusia berharap agar kehidupannya selalu diiringi dengan rasa penuh kebahagiaan dan ketentraman. Namun, Jika kadar kebahagiaan yang diperoleh itu tanpa adanya sakinah (ketenangan) dan thuma’ninah (ketentraman) maka tidak dapat menggapai ketenangan dan ketentraman tanpa adanya iman kepada Allah SWT. Secara Tegas Allah SWT berfirman tentang orang-orang beriman:

هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ لِيَزْدَادُوْٓا اِيْمَانًا مَّعَ اِيْمَانِهِمْ ۗ وَلِلّٰهِ جُنُوْدُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۙ

Artinya: “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang   mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). (Qs Al-Fath: 4).

Dalam tafsir al-Qur’an Kemenag RI, mengenai ayat diatas Allah SWT menganugerahkan nikmat-Nya dengan menanamkan ketenangan dalam hati orang-orang yang beriman, terutama dalam hati para sahabat yang ikut bersama Rasulullah SAW dalam Perjanjian Hudaibiyyah. Dengan ketenangan hati itu, para sahabat patuh kepada hukum Allah dan keputusan Rasul-Nya.

Kadar Iman Seseorang Berbeda

Bersama ketenangan hati itu juga, Allah SWT menambah iman para sahabat. Imam al-Bukhari menetapkan kesimpulan berdasarkan ayat ini bahwa iman itu tidak sama kadarnya dalam setiap hati orang beriman. Ada yang tebal, ada yang sedang, dan ada pula yang tipis. Di samping itu, iman dapat pula bertambah dan berkurang pada diri seseorang.

Baca Juga  Cadar: Antara Ajaran Agama Dan Budaya

Sisi keimanan yang ada dalam diri seseorang akan dapat melahirkan kebahagiaan dan dapat dilihat dari dua sisi sebagai berikut; pertama, iman dapat menghindarkan dan menjauhkan seseorang dari perbuatan yang tercela dan dimurkai sehingga mendapatkan dosa dan termasuk menghantarkan kepada lahirnya sikap ketidak tenangan dan kegersangan diri.

Kedua, keimanan dapat menjadi salah satu sumber utama datangnya kebahagiaan, yakni sakinah dan thuma’ninah. Sehingga ketika sedang dihadapkan dengan banyaknya persoalan yang datang bertubi-tubi (probematika) dan krisis hidup yang tak kunjung ada jalan keluarnya, maka pegang teguhlah keimanan yang ada dalam diri kita …

Penting untuk kita sadari bersama, bahwa orang yang hidupnya tanpa dilandasi iman di dalam hatinya dipastikan akan selalu dirundung rasa takut, gundah gulana, was-was, khawatir, cemas, gelisah, galau. Adapun sebaliknya bagi orang yang beriman tidak ada rasa takut sama sekali, selain takut hanya kepada Allah Ta’ala.

Hati yang dipenuhi keimanan akan dengan mudah memandang setiap kesulitan yang mendera dan selalu menerapkan sikap sabar dan tawakal kepada Allah SWT. Karena pada dasarnya, orang beriman akan menyikapi segala persoalan dengan tawakkal kepada Allah. Lain halnya jika hati seseorang itu kosong tanpa adanya iman tak ubahnya seperti selembar daun rontok dari dahannya yang diombang-ambingkan oleh angin.

Doa Untuk Mendapat Ketenangan

Doa agar hati menjadi lebih tenang, diambil dari QS. Al Baqarah ayat 250. Doa ini juga telah dipanjatkan oleh tentara Talut saat melawan tentara Jalut yang terlihat lebih perkasa dan kuat. Allah SWT berfirman:

وَلَمَّا بَرَزُوْا لِجَالُوْتَ وَجُنُوْدِهٖ قَالُوْا رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّثَبِّتْ اَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

Artinya: ‘’Dan ketika mereka maju melawan Jalut dan tentaranya, mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami. Kukuhkanlah langkah kami dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah : 250)

Berdasarkan tafsir ringkas Kemenag RI, menjelaskan dan ketika saat yang mencekam semakin dekat mereka yakni kelompok kecil namun didukung keimanan yang kuat, terus maju untuk melawan Jalut dan tentaranya, meski mereka tahu benar kekuatan mereka tidak sebanding dengan kekuatan tentara Jalut.

Baca Juga  Kajian Ayat Darah Haid Perempuan Prespektif Tafsir Nusantara

Untuk menguatkan mental, mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami untuk menghadapi situasi yang berat ini; kukuhkanlah langkah kami di medan perang ini; dan tolonglah kami untuk menghadapi dan mengalahkan orang-orang kafir. Cerita ini memberi kita beberapa pelajaran dalam menghadapi situasi yang berat dan sulit. Pertama, berani menghadapi dengan penuh kesabaran. Kedua, mempersiapkan apa saja yang memungkinkan untuk memantapkan langkah. Ketiga, berdoa untuk menguatkan mental.

Maka dari itu, mari perbanyak dzikir kepada Allah SWT, berbuat baik kepada semua makhluk hidup, menjaga sholat lima waktu. Sebab dengan begitu seseorang sejatinya tengah menghadap Allah SWT meninggalkan sejenak kesibukan-kesibukan duniawi. Untuk memberikan kesempatan bagi rohani atau jiwanya untuk berkomunikasi dengan-Nya.

Sehingga akan dapat melahirkan dan memperoleh ketenangan hati (spiritual serenity). Adanya rasa tenang dan tentram mengingat dan berkeyakinan penuh kepada Allah SWT. Terakhir, sejatinya kebahagiaan itu datang dari diri sendiri. Tak perlu kita menunggu mendapat kebahagiaan dari orang lain. tentukan cara berbahagia dengan caramu sendiri.

Penyunting: Bukhari