Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Makna dari Akhlak Al-Karimah dalam Islam

Laki-laki
Sumber: freepik.com

Zaman sekarang ini dapat dikatan sebagai zaman akhir yang mana banyak fitnah memfitnah antara manusia satu dengan manusia yang lain. Semua menganggap dirinya yang paling benar, paling suci, dan juga paling baik di antara yang lain, sehingga dia saling menyalahkan. Di akhir zaman banyak orang pintar tapi tidak memiliki adab, padahal adab (Akhlak) itu lebih penting dari pada ilmu, seperti maqolah para ulama’-ulama’ muta’akhirin yang mengatakan “Barang siapa yang tidak memiliki adab maka dia tidak miliki ilmu”.

Akhlak Al-Karimah

Kebanyakan masyarakat saat ini hanya pintar dalam argumennya tapi tidak tahu makna sesungguhnya dari Akhlak Al-Karimah itu sendiri. Berbicara akhlakul karimah adalah suatu pebuatan yang terpuji baik berhadapan dengan Allah (Hablum Minallah) langsung, seperti (sholat, zakat, puasa, haji dll) atau yang berhadapan dengan manusia (Hablum Minannas) (sabar, tolong menolong dll) ataupun berhadapan dengan Alam (Hablum Minal Alam) (merawat dan melestarikan bumi dan makhluk yang hidup dibumi).

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّآءِ وَا لضَّرَّآءِ وَا لْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَا لْعَا فِيْنَ عَنِ النَّا سِ ۗ وَا للّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ 

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 134)    

Dalam ayat di atas sudah sangat jelas bahwa barang siapa yang mampu menahan emosinya atau amarahnya maka dialah orang yang memiliki Akhlakul karimah, karena sejatinya orang yang kuat itu bukanlah orang yang pintar berkelahi akan tetapi orang yang kuat itu adalah orang yang mampu menahan Nafsu dan Amarahnya. Bagaimanakah cara kita dalam menciptakan kerukunan dalam suatu keadaan yaitu dengan cara menahan (ngempet) amarah dan egonya.

Baca Juga  Tafsir Tematik (2): Jauhilah Prasangka!

Rasulullah SAW adalah sebuah teladan yang baik mengenai akhlak al-karimah, beliau adalah orang yang sangat sabar dalam menghadapi cacian dan hinaan orang-orang kafir Quraisy pada zaman itu. Pernah suatu ketika nabi Muhammad dilempari batu oleh orang-orang kafir Quraisy sampai tubuhnya berdarah dan giginya sampai lepas, malaikat jibril yang melihat kejadian itu sangat geram sekali sehingga malaikat jibril berkata ke Muhammad SAW.

Wahai Rasulullah SAW. Izinkan aku menumpahkan gunung uhud ke atas mereka semua yang telah melukai anda, biar mereka semua musnah

Jangan jibril, mereka semua adalah makhluk Allah SWT. Yang masih belum di beri hidayah sehingga mereka belum bisa menerimaku”

Contoh Akhlak yang Terpuji

Dari peristiwa diatas bisa kita simpulkan bahwa Rasulullah SAW mencontohkan kepada kita Akhlak al-Karimah yang benar, dalam pengakuan sahabat nabi juga mengakui bahwa Rasulullah SAW tidak pernah melakukan perbuatan keji. Seperti hadis dibawah ini:

صحيح البخاري ٥٥٧٥: حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ حَدَّثَنِي شَقِيقٌ عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ كُنَّا جُلُوسًا مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو يُحَدِّثُنَا

إِذْ قَالَ لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَإِنَّهُ كَانَ يَقُولُ إِنَّ خِيَارَكُمْ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقًا

Shahih Bukhari 5575: Telah menceritakan kepada kami ‘Umar bin Hafsh telah menceritakan kepada kami Ayahku telah menceritakan kepada kami Al A’masy dia berkata: telah menceritakan kepadaku Syaqiq dari Masruq dia berkata: “Kami pernah duduk-duduk sambil berbincang-bincang bersama Abdullah bin ‘Amru, tiba-tiba dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berbuat keji dan tidak pula menyuruh berbuat keji, bahwa beliau bersabda: “Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling mulia akhlaknya.”

Baca Juga  Tafsir Surat Lukman: Mendidik Anak ala Lukman Al-Hakim

Salah satu bentuk perbuatan yang harus dilakukan oleh manusia agar mencapai tingkatan Akhlak al-Karimah yaitu Di antaranya adalah:

  1. Husnudzhan hablumminallah wahablumminannas (Hubungan Baik Kepada Alloh Dan Hubungan Baik Sesama Manusia)
  2. Qana’ah (menerima segala pemberian Allah Swt).
  3. Ikhlas (menjalankan sesuatu perbuatan yang baik dengan tidak mengharapkan sesuatu karena murni hanya karena Alllah Swt).
  4. Sabar dalam artian menerima pemberian dari Allah baik berupa nikmat maupun berupa cobaan.
  5. Istiqomah (teguh pendirian terhadap keyakinannya).
  6. Tasammuh (lapang dada, memiliki sifat tenggang rasa, dan memiliki sifat toleransi.
  7. Ikhtiar (berusaha atau kerja keras untuk mencapai suatu tujuan).
  8. Selalu memperbanyak do’a memohon ampunan kepada kepada Allah.

Editor: An-Najmi Fikri R