Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Lupa Ketika Sholat, Bagamaina Solusinya?

sholat
Sumber: freepik.com

Kita sebagai seorang muslim diwajibkan untuk menyempurnakan ibadah kita terutama dalam sholat. Akan tetapi, seringkali kali ketika kita sedang melaksanakan sholat kita mendapati hal-hal yang dapat membatalkan sahnya sholat, seperti kentut, salah kiblat dan lain sebagainya. Salah satu masalah yang umumnya terjadi ketika kita sedang sholat ialah lupa atau ragu-ragu akan jumlah rakaat. Salah satu nikmat yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada kita ialah mengutus Nabi kita dari kalangan manusia sehingga kita dapat meniru segala peristiwa dalam kehidupan beliau.

Lantas bagaiamana solusi yang diberikan oleh Nabi kita ketika kita lupa atau ragu-ragu akan jumlah raka’at sholat. Nabi muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam pun pernah lupa dalam sholatnya. Sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah menceritakan suatu ketika nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam lupa jumlah rakaat ketika shalat. Seusai shalat, beliau ditanya para sahabat,”Apakah ada perubahan jumlah rakaat shalat ?” Jawab Nabi shlalallahu ‘alaihi wa sallam, “Saya hanyalah manusia biasa. Saya bisa lupa sebagaimana kalian lupa. Jika saya lupa, ingatkanlah aku. Jika kalian ragu tentang jumlah rakaat shalat kalian, pilih yang paling meyakinkan dan selesaikan shalatnya. Kemudian lakukan sujud sahwi.” Dalam artikel ini kita akan membahas tentang sujud sahwi.

Sujud Sahwi dan Hukumnya?

Kata sahwi jika diartikan secara bahasa yaitu lupa atau lalai. Sedangkan secara istilahnya yaitu sujud yang dilakukan di akhir shalat sebelum ataupun sesudah salam untuk menutupi cacat dalam salat karena meninggalkan sesuatu yang diperintahkan atau mengerjakan sesuatu yang dilarang dengan tidak sengaja.

Untuk hukum sujud sahwi sendiri terdapat dua pendapat, yaitu ada yang mengatakan wajib dan ada pula yang mengatakan sunnah. Dari dua pendapat ini, pendapat yang paling kuat ialah pendapat yang menyatakan wajib. Hal ini disebabkan karena dua alasan :

  1. Dalam hadits yang menjelaskan sujud sahwi seringkali menggunakan kata perintah. Sedangkan kata perintah hukum asalnya adalah wajib.
  2. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam terus menerus melakukan sujud sahwi-ketika ada sebabnya- dan tidak ada satu pun dalil yang menunjukkan bahwa beliau pernah meninggalkannya.
  3. Pendapat yang menyatakan wajib dipilih oleh ulama Hanafiyah, salah satu pendapat dari Malikiyah, pendapat yang jadi sandaran dalam mazhab Hambali, ulama Zhohiriyah dan diilih pula oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
Baca Juga  Mengapa Kita Harus Beriman kepada Hari Akhir?

Sebab adanya sujud sahwi

  1. Kekurangan jumlah sholat

Ketika kita lupa atau ragu-ragu terjadi kekurangan jumlah rakaat maka kita harus menambahkan jumlah raka’at yang kurang tersebut lalu melakukan sujud sahwi. Terdapat dua hal yang harus diperhatikan saat kita ragu-ragu akan jumlah raka’at sholat. Yang pertama, jika kita ragu-ragu semisal ragu telah shalat tiga atau empat raka’at, kemudian kita mengingat dan bisa menguatkan diantara keragu-raguan tadi, maka kita pilih yang kita anggap yakin. Kemudian kita nantinya akan melakukan sujud sahwi sesudah salam. Yang kedua, jika kita ragu semisal ragu telah shalat tiga atau empat raka’at, dan saat itu kita tidak bisa menguatkan di antara keragu-raguan tadi, maka kita pilih yang kita yakin (yaitu yang paling sedikit). Kemudian kita nantinya akan melakukan sujud sahwi sebelum salam.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan, bahawa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam mengimami kami salah satu shalat siang, zuhur atau ashar. Ketika pada raka’at kedua, beliau salam. Lalu beliau pergi ke seberang pohon kurma dia arah kiblat masjid. sementara diantara jamaah ada Abu Bakar dan Umar, namun keduanya takut mengatakan, “shalatnya diqoshor.” Hingga datang sahabat yang bergelar Dzul Yadain mendekat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, “Ya Rasulullah, apakah shalat diqashar ataukah anda lupa?” Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menengok ke kanan kirinya, “ Betulkah apa yang dikatakan oleh Dzul Yadain?” jawab mereka, “betul, ya Rasulullah. Anda shalat hanya dua raka’at.” Lalu beliau menambahi dua raka’at lagi sampai salam. Lalu beliau sujud sahwi dua kali, dipisah dengan duduk sebentar. (HR. Bukhari dan Muslim)

Selain itu meninggalkan rukun shalat seperti lupa ruku’ dan sujud, juga meniggalkan wajib shalat seperti tasyahud awwal dapat menyebabkan adanya sujud sahwi. Sehingga ketika terjadi diantara kedua nya maka kita perlu untuk melakukan sujud sahwi.

Baca Juga  Lebih Dalam Mengkaji Makna Kata Ikhlas dalam Al-Qur’an

2. Kelebihan jumlah rakaat

Ketika terjadi kelebihan jumlah raka’at dalam shalat maka langsung melakukan sujud sahwi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika terjadi penambahan jumlah raka’at shalat. Yang pertama jika seseorang lupa sehingga menambah satu raka’atau lebih, lalu ia mengingatnya di tengah-tengah tambahan raka’at tadi, hendaklah ia langsung duduk, lalu tasyahud akhir, kemudian salam. Kemudian setelah itu, ia melakukan sujud sahwi sesudah salam. Dan yang kedua, jika ia ingat adanya tambahan raka’at setelah selesai salam (setelah shalat selesai), maka ia sujud ketika ia ingat, kemudian ia salam.

Tata cara sujud sahwi

Sebagaimana telah dijelaskan dalam beberapa hadist bahwa sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud di akhir shalat – sebelum atau sesudah salam. Ketika ingin sujud disyariatkan untuk mengucapkan takbir “Allhu akbar”, begitupula ketika ingin bangkit dari suju disyariatkan untuk bertakbir.

Ada perbedaan letak sujud sahwi dilakukan yaitu sesudah atau pun sebelum. Hal itu dilihat dari letak kesalahan yang di lakukan dalam sholat. Jika terdapat kekurangan (seperti lupa tasyahud awwal) dan juga terjadi keragu-raguan yang tidak bisa yakin akan rakaat nya maka sujud sahwi nya dilakukan sebelum salam. Namun, apabila terjadi kelebihan rakaat, ragu-ragu sehingga tidak bisa menetapkan jumlah rakaat nya, dan juga terjadi kekurangan akan tetapi terlanjur salam maka sujud sahwi nya dilakukan sesudah salam.

Kemudian untuk tatacara sujud sahwi nya yaitu bangkit kemudian bertakbir lalu bersujud, kemudian bertakbir lagi, lalu beliau bangkit. Kemudian bertakbir kembali, lalu beliau sujud kedua kalinya. Sesudah itu bertakbir, lalu bangkit. Tatacara ini dari HR. Bukhari no. 1229 dan muslim no. 573. Dan untuk bacaan ketika sujud sahwi itu menggunakan bacaan yang sama seperti di sholat biasanya.

Baca Juga  Isyarat Pentingnya Berlapang Dada dalam Al-Qur'an

Editor: An-Najmi Fikri R