Manusia hidup di bumi hanya sementara, sekedar singgah lalu akhirnya akan pulang kepada Sang Pencipta. Tapi nyatanya banyak yang lupa sehingga memuja-muja kehidupan dunia, yang fana bak fatamorgana. Ketika keburukan marak ditemui dan kepribadian buruk yang dibenarkan dengan landasan bahwa setiap orang memiliki hak dan sisi gelapnya masing-masing.
Seperti halnya seruan “urus saja hidupmu sendiri dan aku akan urus hidupku sendiri”, belakangan ini kalimat tersebut menjadi bumerang untuk menutupi kejahatan dan bobroknya moral suatu umat. Dosa memang urusan individu dengan Tuhannya, namun bukankah Rasullullah diturunkan ke bumi ini sebagai pengingat, sebagai pembenar dan pembawa kebaikan?. Hari ini, berjuta masyarakat penduduk bumi, sibuk dengan urusan akan dirinya sendiri, lalu melupakan ukhuwah Islamiyah sebagaimana tugasnya untuk “saling mengingatkan menuju jalan yang benar”.
Beramai – ramai mengejar kenikmatan dunia dengan berbagai cara, bahkan jika dengan menjual jiwa pada iblis pun akan dilakukannya, hal tersebut tak lain hanya untuk mendapatkan kenikmatan duniawi. Melupakan janjinya terhadap Tuhan, seperti halnya tindakan korupsi yang mana telah melanggar ajaran agama dan melanggar sumpah jabatannya, baik sumpahnya terhadap Tuhan maupun terdapat masyarakat. Sudah saatnya untuk memahami bahwa hidup ini hanya sementara, mari giatkan bersyukur, beribadah serta menebarkan kebaikan. Kejujuran kini menjadi hal yang urgensinya sangat dicari, lantaran kejujuran kini sudah memudar dalam kehidupan yang ada dibumi tercinta ini.
Apa Itu Hari Kiamat?
Semua manusia pasti pernah mendengar tentang hari akhir atau hari kiamat. Ada di antara mereka yang tidak mempercayainya dan banyak pula diantara mereka yang sangat mempercayainya. Hari kiamat merupakan hari di mana bumi akan hancur atas izin Allah. Datangnya hari kiamat ditandai oleh beberapa kejadian, seperti yang dijelaskan dalam beberapa hadist, salah satunya adalah hadist riwayat Muslim yang menjelaskan bahwa “Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sepuluh tanda, diantaranya adalah bencana penenggelaman manusia ke tanah di negeri barat, negeri timur dan di jazirah Arab, terjadinya peristiwa ad dukhan, munculnya dajjal, munculnya dabbah, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya matahari dari barat, serta munculnya api yang keluar cekungan Aden yang mengusir manusia” (HR. Muslim no.2901). Selain itu, peristiwa terjadinya hari kiamat juga dijelaskan dalam hadist riwayat Abu Hurairah RA yang berbunyi:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: سيَأتي علَى النَّاسِ سنواتٌ خدَّاعاتُ يصدَّقُ فيها الكاذِبُ ويُكَذَّبُ فيها الصَّادِقُ ويُؤتَمنُ فيها الخائنُ ويُخوَّنُ فيها الأمينُ وينطِقُ فيها الرُّوَيْبضةُ قيلَ وما الرُّوَيْبضةُ قالَ الرَّجلُ التَّافِهُ في أمرِ العامَّةِ
Yang bermakna: “Akan datang tahun-tahun penuh kedustaan yang menimpa manusia, pendusta akan dipercaya, kemudian orang jujur akan didustakan, pengkhianatan terhadap amanah yang diberikan, orang yang jujur dikhianati, serta ruwaibidhah ikut berkomentar. Lalu ditanya, apa itu ruwaibidhah? Beliau menjawab: orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.”
Apa Hari Kiamat Itu Nyata?
Hari akhir atau hari kiamat akan memuculkan banyak pertanyaan bagi orang-orang yang tidak mempercayainya. Lain halnya dengan umat islam yang wajib untuk mengimaninya, sebagaimana yang tertera dalam rukun iman yang ke-5. Iman menurut bahasa memiliki arti yakni membenarkan, sedangkan iman menurut syariat Islam dimaksudkan untuk mengakui dengan lisan, membenarkan dengan hati, serta mengamalkannya menggunakan perbuatan. Rukun iman ada enam, meliputi iman kepada Allah SWT, iman kepada para Malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah SWT, iman kepada Nabi dan Rasul, iman kepada hari akhir (kiamat), serta iman kepada qada dan qadar.
Iman kepada hari kiamat memiliki arti bahwa meyakini dan mempercayai akan adanya tanda-tanda akhir zaman serta mempercayainya bahwa hari kiamat pasti akan terjadi atas izin Allah. Selain itu, beriman kepada hari akhir yakni mempercayai bahwasanya terdapat kehidupan yang akan terjadi setelah kematian, di mana kehidupan tersebut akan kekal yang sesungguhnya berada di akhirat nanti, seperti yang dijelaskan dalam QS al-A’raaf berikut ini:
يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَىٰهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّى ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَآ إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْـَٔلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِىٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Yang artinya: “Mereka menanyakan kepadamu tentang hari akhir: “Kapankah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang itu ada pada sisi Tuhanku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat bagi yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Tuhan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS al-A’raaf: 187).
Sudah seharusnya bagi kita sebagai umat islam untuk selalu bertawakal, bersyukur atas apa yang terjadi, serta saling mengingatkan pada kebaikan. Mari bersama-sama untuk belajar menuju pribadi yang lebih baik lagi, menjadi pribadi yang taat, menjadi pribadi yang beriman serta mempersiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat kelak. Bersiap untuk menghadapi hari akhir, agar selamat dari fitnah dajjal. Salah satu di antaranya adalah menghafalkan surat Al-Kahfi, minimal sepuluh ayat pertama, dan sepuluh ayat terakhir. Semoga kita senantiasa berjalan pada jalan yang benar dan diselamatkan dari panasnya api neraka. Aamiin.
Editor: An-Najmi Fikri R
Leave a Reply