Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Kitab Suci Al-Qur’an dalam Pandangan Jacques Jomier

Jacques Jomier.
Sumber: Pinterest

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam. Al-Qur’an secara umum berfungsi sebagai pedoman dan petunjuk bagi setiap Muslim dalam menjalani kehidupannya. Berbagai kisah, tema, dan pembahasan ada di dalamnya. Al-Qur’an diturunkan pada 17 Ramadhan melalui perantara malaikat Jibril. Barangkali pembaca sudah jamak mendengar bahwa wahyu pertama adalah perintah untuk “iqra” (surah al-Alaq).

Begitu luas dan dalamnya isi kandungan al-Qur’an membuatnya selalu menarik dan relevan untuk dikaji. Para ulama, mufasir, hingga para ilmuwan, kerap menjadikan al-Qur’an sebagai objek penelitiannya. Tujuannya tak lain dan tak bukan, untuk menangkap pesan-pesan, ajaran, hikmah, dan tentu saja petunjuk bagi hidup manusia. Barangkali itulah yang membuat kandungan al-Qur’an semakin menarik untuk dikuak.

Sebut saja cendekiawan asal Jepang, Tosihiko Izutsu, yang mengkaji al-Quran dengan pendekatan etika religius. Hasil kajiannya bisa dibaca dalam buku Konsep Etika Religius dalam Al-Qur’an. Kemudian kita juga kenal Roger Garaudy, seorang Katolik dan komunis yang kemudian masuk Islam. Garaudy, yang dikenal sebagai pemikir ini, bahkan menemukan konsep filsafat kenabian setelah ia mengkaji al-Qur’an. Bukunya yang cukup familier adalah Promisse Del Islam (Janji-Janji Islam).

Mengenal Jacques Jomier

Memang, selain bagi kalangan Muslim, al-Qur’an juga menarik perhatian para peneliti non-Muslim, baik dari Barat maupun Timur. Salah satu tokoh non-Muslim yang memfokuskan kajiannya pada al-Qur’an adalah Jacques Jomier. Siapa itu Jacques Jomier? Jomier adalah seorang sarjana orientalis Prancis yang lahir pada 7 Maret 1914 di Paris.

Sarjana yang tertarik mengkaji tentang Islam ini bernama lengkap Jacques Louis Gaston Jomier. Ia pernah mengenyam pendidikan di Istitution Sainte-Marie de Monceau, Janson de Sailly, dan Fakultas Sastra Paris. Meskipun tertarik dengan kajian keislaman, Jomier sebenarnya merupakan seorang ahli bahasa dan sastra. Bahkan, ia memiliki gelar doktor untuk bidang sastra, selain juga bergelar doktor teologi Katolik.

Baca Juga  Al Qur’an sebagai Kitab Suci Islam dalam Pandangan Kaum Orientalis

Pada 1932, Jomier masuk ordo Dominika di Paris dan sempat menjadi imam pada 1936. Sebagai seorang pemuka ordo Dominika, ternyata Jomier juga belajar bahasa Arab dan pernah bermukim di Kairo, Mesir. Ia juga sempat menjadi guru dan anggota kelompok Dominikan di Kairo. Pada 1953, saat masih tinggal di Kairo, ia mendirikan Institut Dominika untuk Studi Oriental (Ideo).

Membahas Kandungan Al-Qur’an

Salah satu buku Jacques Jomier yang diterbitkan pada 1978 berjudul Les Grands Themes du Coran yang kemudian diterjemahkan oleh Zoe Hersov ke dalam bahasa Inggris dengan judul The Great Themes of the Quran pada 1977. Dalam bahasa Indonesia, kita bisa menemukan terjemahan Hasan Basri, judulnya adalah Horizon Al-Qur’an; Membahas Tema-Tema Unggulan dalam Al-Qur’an yang terbit pada 2002 melalui penerbit Bale Kajian Tafsir Al-Quran Pase.

Bagi Jomier, setelah ia mengamati dan mengkaji pemaknaan al-Qur’an bagi seorang Muslim, al-Qur’an merupakan kitab yang mengandung esensi wahyu-wahyu yang pernah diturunkan kepada para nabi terdahulu. Dengan begitu, kata dia, dengan mengamalkan isinya secara sempurna, seseorang tidak perlu lagi merujuk kitab-kitab suci lain. Dengan kata lain, semua ajaran esensial dalam berbagai aspek sudah terkandung di dalam al-Qur’an.

Jomier juga menilai, hal itu membuat umat Islam memiliki keyakinan akan kesucian dan kemurnian al-Qur’an. “Oleh karena itu, umat Islam meyakini al-Qur’an sebagai objek paling suci di permukaan bumi; sebagai anugerah Allah yang Agung kepada manusia,” ungkapnya.

Jomier juga mengatakan bahwa al-Qur’an adalah kitab yang utama dan paling banyak memberikan peringatan, ajaran-ajaran praktis, dan perundang-undangan. Pandangan Jomier ini menegaskan bahwa apa yang ia dapati ketika mengkaji al-Qur’an, khususnya bagi umat Muslim sendiri, ternyata memberikan semacam stimulus berupa larangan, anjuran, dan pedoman dalam menjalani kehidupan.

Baca Juga  Wahyu dan Orientalis: Telaah Pemikiran Stefan Wild di Era Digital

Dia berpendapat, al-Qur’an berisi ajaran yang simpel. Berputar pada sekitar ide-ide sentral tertentu yang diulang secara terus-menerus. Hal ini, menurut Jomier, membuat ajaran yang ada dalam al-Qur’an mudah sekali terpatri di dalam pikiran dan hati orang yang mengimaninya. Ia mengibaratkan, apa yang terdapat dalam al-Qur’an seperti lagu-lagu yang dikenang sepanjang masa. Barangkali itulah yang membuat al-Qur’an senantiasa terjaga kemurniannya.

Estetika dalam Pesan Al-Qur’an

Selain kandungan ajarannya, Jomier juga merasa terpukau oleh keindahan tata bahasa yang terdapat dalam al-Qur’an. Sebagai mushaf wahyu Tuhan, al-Qur’an memiliki frasa-frasa yang sangat indah dan estetik. Kata Jomier, ayat-ayat suci al-Qur’an diibaratkan peribahasa yang dihafal oleh orang-orang beriman, bahkan dijadikan pendahulu ketika hendak melafazkan doa-doa.

Apa yang menjadi catatan Jomier memang terasa begitu sederhana. Apa yang ia teliti dari umat Muslim yang saban hari bercengkerama dengan kitab suci, ia mendapat fakta-fakta menarik dan unik bagi kalangan non-Muslim. Misalnya soal larangan menyimpan al-Qur’an di lantai, tidak makan dan merokok saat membaca al-Qur’an, hingga kebiasaan menyimpan al-Qur’an di tempat yang tinggi sebagai penghormatan. Itulah etika seorang Muslim terhadap al-Qur’an dalam temuan Jomier.

Lebih daripada itu, al-Qur’an juga berisi ajaran pokok umat Islam. Seperti ajaran tauhid; Allah Maha Esa, Allah Mahakuasa, Allah Maha Pencipta yang memiliki pengampunan dan karunia yang tak terbatas. Kemudian soal kehidupan setelah kematian, tugas umat Muslim sebagai khalifah fil ardhi, dan perintah mengikuti ajaran yang dibawa Rasulullah. “Al-Qur’an mengandung inti penegasan yang senantiasa diulang-ulang. Selebihnya adalah sindiran yang bersifat samar-samar namun tidak boleh luput dari perhatian,” kata Jomier.

Editor: Ananul NH

Pria kelahiran 24 Februari 1991 ini merupakan Sekretaris Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan DPP IMM 2018-2020. Ia juga merupakan penulis buku Wajah Islam Kita (kumpulan esai). Selain menulis esai, ia juga merupakan pemuisi dan sesekali menulis cerpen. Tulisannya dimuat di berbagai media massa. Saat ini ia bekerja sebagai editor bahasa di Harian Republika.