Umat Islam tentu mengenal siapa Abu Jahal. Paman Rasulullah tersebut sangat benci dan memusuhi Islam. Sungguh hidayah Allah itu mahal. Dan putra beliau sungguh beruntung karena mendapat sesuatu yang mahal tersebut, bertolak dari nasib ayahnya, ialah Ikrimah bin Abu Jahal. Hal ini menggambarkan bahwa anak tak selamanya mengikuti ayahnya. Peribahasa buah jatuh tak jauh dari pohonnya tidak selamanya benar dan berlaku.
Sekilas tentang Ikrimah bin Abu Jahal
Beliau merupakan anak kandung Abu Jahal, bahkan manjadi tangan kanan ayahnya saat perang badar. Permusuhannya kepada Rasulullah lantaran pengaruh dari ayahnya. Namun saat kematian ayahnya saat perang badar, kebencian itu berubah menjadi balas dendam.
Dalam buku yang berjudul 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni; diceritakan bahwa Ikrimah menjadi orang di barisan terdepan saat perang uhud hingga meraih kemenangan. Namun pada perang khandaq ia mengalami kekalahan dan melarikan diri karena serangan panah kaum muslimin.
Ketika peristiwa fathu Makkah, Rasulullah mengadakan perjanjian agar tidak terjadi peperangan. Namun Ikrimah berontak dan melakukan perlawanan bersama yang sepaham dengannya. Saat sebagian kafir quraisy ada yang tewas dan melarikan diri saat perlawanan tersebut, Ikrimah termasuk yang melarikan diri.
Pada saat dirinya melarikan diri, namun istrinya yang bernama Ummu Hakim masuk Islam. Beliau memberikan kabar gembira saat bertemu Ikrimah bahwa suaminya mendapat jaminan keamanan dari Rasulullah. Istrinya kemudian membujuknya agar kembali ke Mekah hingga sampailah pada keislamannya.
***
Ikrimah bin Abu jahal masuk Islam setelah peristiwa fathu Makkah. Awal mula muallaf dan masuk ke barisan Rasulullah, Ikrimah harus melalui situasi tidak mengenakan. Itu semua lantaran dirinya sebagai anak biologis Abu Jahal. Dirinya dihina sebagai anak Firaun; berkenaan hadis Rasulullah yang menjuluki Abu Jahal yang ketika tewas di perang badar sebagai Fir’aun nya umat ini. (HR. Ath-Thabrani).
Di dalam tafsir ath-Qurthubi mengenai sabab nuzul surah al-Hujurat ayat 11 tentang larangan mengolok-olok; bahwa sebagian ulama berpendapat ayat tersebut berkenaan Ikrimah bin Abu jahal. Ketika memasuki madinah mendapatkan cibiran masyarakat sebagai anak Fir’aun, maka turunlah ayat larangan mengolok-olok Ikrimah.
Tafsir Surah Luqman Ayat 32
Allah ta’ala berfirman dalam surah Luqman ayat 32.
وَاِذَا غَشِيَهُمْ مَّوْجٌ كَالظُّلَلِ دَعَوُا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۚ فَلَمَّا نَجّٰىهُمْ اِلَى الْبَرِّ فَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌۗ وَمَا يَجْحَدُ بِاٰيٰتِنَآ اِلَّا كُلُّ خَتَّارٍ كَفُوْرٍ
“Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.“
Di dalam tafsir al-Baghawi mengutip Ibnu Hajar, ayat ini turun berkenaan Ikrimah bin Abu Jahal. Bermula dari peristiwa Fathu Mekkah, namanya menjadi incaran umat Islam sebagai orang yang boleh dibunuh oleh karena besarnya kejahatan yang diperbuat.
Mengetahui dirinya dalam bahaya, Ikrimah melarikan diri ke Yaman dengan menaiki kapal. Namun, di tengah perjalanan, kapal yang dinaikinya dihantam badai. Hingga sang nahkoda mengatakan: “Kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dan berhala-berhala kalian tidak memberi manfaat sedikitpun!”
***
Di saat momen mencekam saat kematian terasa begitu dekat itulah, Ikrimah mengatakan:
لئن أنجاني الله من هذ لأرجعنّ إلى محمد و لأضعنّ يدي في يده
“Seandainya Allah menyelamatkanku darj badai ini, maka sungguh aku akan kembali pada Muhammad, dan akan ku letakan tanganku di tangannya / bai’at.“
Tatkala badai mereda dan dirinya selamat, segeralah ia memenuhi janjinya.
Dalam sebuah hadis digambarkan momentum bersejarah masuk Islamnya Ikrimah.
يا رسول الله، والله لا أترك مقامًا قمتُهُ لأصدَّ به عن سبيل الله إلا قمتُ مثله في سبيله، ولا أترك نفقةً أنفقتها لأصد بها عن سبيل الله إلا أنفقت مثلها في سبيل الله
“Wahai Rasulullah, Demi Allah aku tidak akan meninggalkan tempatku dimana aku menghalangi manusia dari jalan Allah sampai aku akan mengganti itu semua dengan cara aku di jalan Allah. Dan aku tidak akan melupakan semua biaya yang ku habiskan untuk menghalangi manusia dari jalan Allah sampai aku mengeluarkan biaya yang besar pula untuk berjuang di jalan Allah.” (H.R. Hakim, 3/270)
Wafatnya Ikrimah
Dalam kitab Al-Kamil fi at-Tarikh digambarkan detik-detik kematian Ikrimah yang mengharukan. Saat berperang melawan kekaisaran Romawi, pada saat itulah detik-detik dirinya menjelang syahid.
Di saat suasana genting peperangan yang bisa merenggut nyawanya karena semangat dan keberaniannya, maka Khalid bin Walid berkata pada Ikrimah, “Jangan lakukan itu wahai Ikrimah! Kematianmu akan jadi duka bagi Kaum Muslimin!”
Maka Ikrimah pun menjawab:
“إليك عني يا خالد فلقد كان لك مع رسول الله سابقة أما أنا وأبي فقد كنا من أشد الناس على رسول الله فدعني أكفر عما سلف مني”
Tak usah kau menahanku wahai Khalid! Sungguh kau telah mendahuluiku dalam membela Rasulullah ﷺ, sedangkan aku dan ayahku menjadi manusia paling keras permusuhannya pada beliau. Biarkan aku membersihkan masa laluku!“
Hikmah dari kisah Ikrimah, betapa masa lalu yang kelam telah mampu ia bersihkan. Betapa dirinya telah mampu membayarnya dengan sesuatu yang lebih baik dan indah, mati syahid pun ia rela. Sungguh indahnya hidayah Allah kepada Ikrimah, semoga Allah meridhainya.
Penyunting: Ahmed Zaranggi
Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.