Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdu lillahilladzi wa’ada lishsha`imina maghfiratan wa ajran ‘azhima.
Asyhadu alla ilaha illallahu lahul-asma`ul-husna; wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warasuluhul-musthafa.
Allahumma shalli ‘ala muhammadin wa’ala alihi washahbihi waman tabi’ahum bi ihsanin ila yaimis-sa’atil-‘uzhma. Amma ba’du.
Faya ma’asyiral-muslimin, ushikum waiyyaya nafsi bitaqwallah, faqad fazal-muttaqun. Qala ta’ala fil-Quranil-Karim:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ١٠٢
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ ١٠٣
Kaum Muslimin dan Muslimat – as’adakumullahu fi hayatikum.
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt atas segala nikmat yang dilimpahkan kepada kita. Jika kita menghitung nikmat Allah swt pasti tidak dapat melakukannya.
Shalawat dan salam semoga terlimpah atas Rasulullah saw dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Berkat rahmat Allah dan karunia-Nya kita dapat menjalani bulan Ramadhan dengan berpuasa, shalat tarawih, tadarus Al-Quran, i’tikaf, shadaqah, dan kebajikan lainnya.
Kita merayakan hari Idul Fitri dalam kondisi pandemi. Marilah kita tetap setia menerapkan protokol kesehatan: mencuci tangan; memakai masker; menjaga jarak; menjauhi kerumunan; membatasi mobilitas. Semoga kita tabah dan sabar menghadapi segala cobaan dan ujian. Mudah-mudahan Allah swt segera mengangkat pademi dari negeri ini, amin.
Allah swt mendidik kita dengan puasa, agar kita merdeka dari penjajahan hawa nafsu, dan menjadi orang-orang yang mulia. Inna akramakum ‘indallahi atqakum – sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kita adalah yang paling bertakwa (QS Al-Hujurat/49:13).
Ibadah puasa itu mengolah raga, mengolah jiwa, mengolah rasa, mencerahkan rohani, meningkatkan mutu aqidah, ibadah, dan mu’amalah.
Puasa menyuburkan iman di dalam dada, mendorong untuk giat bekerja; bergaul dengan sesama secara benar: tepo-seliro, santun, ikhlas, jujur, dan adil.
Allah swt berpesan dalam Al-Quran,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sesungguhnya, dan janganlah mati kecuali dalam keadaan Muslim. Berpegang teguhlah pada tali agama Allah, dan jangan bercerai-berai. Ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. Ketika itu kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya agar kamu mendapat petunjuk. (Ali Imran 102-103).
Takwa memelihara dari maksiat kepada Allah swt dan berbuat buruk kepada makhluk-Nya.
Orang beriman mempunyai dua dimensi hubungan yang harus selalu dipelihara dan dilaksanakan, yakni hubungan dengan Allah swt, dan sesama manusia.
Orang beriman meyakini dua dimensi kehidupan: dunia dan akhirat. Setiap orang mendambakan kehidupan yang baik pada keduanya. Allah swt menuntunkan doa paling indah dan sempurna dalam Al-Quran,
وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Ya Tuhan pemelihara kami, anugerahilah kami segala yang baik di dunia, dan segala yang baik di akhirat, serta peliharalah kami dari azab neraka. (Al-Baqarah/2:201).
Rasulullah saw memandu dengan sabdanya, “Man aradaddunya fa ‘alaihi bil ‘ilmi w aman aradal akhirata fa ‘alaihi bil ‘ilmi w aman aradahuma fa ‘alaihi bil ‘ilmi – Siapa yang menginginkan kebaikan hidup di dunia, maka dengan ilmu. Siapa yang menginginkan kebaikan hidup di akhirat, maka dengan ilmu. Siapa yang menginginkan kebaikan hidup di dunia dan akhirat, maka dengan ilmu.”
Allah Swt mengajarkan kebajikan yang mengantarkan pada ketakwaan.
Kebaikan itu bukanlah menghadapkan muka ke timur atau ke barat; tetapi kebaikan ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, para malaikat, kitab-kitab dan nabi-nabi; memberikan harta benda yang dicintai kepada para kerabat, anak-anak yatim, fakir-miskin, orang dalam perjalanan, dan orang-orang yang meminta-minta, serta untuk memerdekakan hamba sahaya; mendirikan shalat dan menunaikan zakat; memenuhi janji bila membuat perjanjian, dan sabar dalam penderitaan, kesengsaraan, dan dalam suasana kacau. Mereka itulah orang yang benar; dan mereka itulah orang yang bertakwa. (Al-Baqarah/2:177)
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang melepaskan seorang muslim dari kesusahan dunia, niscaya Allah melepaskannya dari kesusahan pada hari kiamat; siapa memudahkan seseorang yang mengalami kesusahan, niscaya Allah swt memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan siapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah swt menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah swt senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.” (HR Muslim).
Untuk menghadapi hari-hari yang akan datang Allah swt berpesan dalam Al-Quran surat Al-Insyirah,
(1) Bukankah Kami telah melapangkan dadamu? (2) Kami tanggalkan bebanmu; (3) Yang memberatkan punggungmu? (4) Dan Kami tinggikan sebutan namamu? (5) Sungguh, bersama kesulitan kemudahan, (6) Sungguh, bersama kesulitan kemudahan. (7) Maka, apabila engkau selesai dari suatu urusan, bekerjalah sungguh-sungguh, (8) Hanya kepada Tuhanmu hendaknya engkau berharap. (Al-Insyirah 1-8)
Kaum mislimin dan muslimat rahimakumullah,
Allah swt adalah tujuan pencarian. Setiap amal yang tidak dimaksudkan karena Allah sia-sia. Setiap hati yang tidak dihubungkan dengan-Nya menderita. Kebahagiaan adalah dambaan setiap manusia. Untuk mencapai kebahagiaan, hiduplah sederhana. Nikmatilah kebahagiaan dari hal-hal yang sederhana. Orang yang tak puas dengan yang sedikit, takkan bahagia. Orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri, tak akan bahagia. Kebahagiaan dirasakan oleh orang yang puas terhadap diri sendiri. Kebahagiaan yang sebenarnya adalah hidup dengan rendah hati. Kesehatan masyarakat adalah dasar kebahagiaan.
Kebahagiaan tak mungkin terwujud tanpa dukungan ketabahan. Keadilan, kebenaran, dan kebebasan, itulah pangkal kebahagiaan. Kebahagiaan adalah keharmonisan pikiran, perkataan, perbuatan. Raja ataupun petani bahagia bila damai dalam rumah tangga.
Jalan menuju kebahagiaan: bebaskan hatimu dari rasa dendam dan rasa takut; hidup sederhana, sedikit berharap, banyak memberi; isilah penuh harapanmu dengan kasih sayang; pancarkanlah cahaya; lupakanlah dirimu sendiri dan ingatlah orang lain; perlakukanlah sesama manusia seperti engkau ingin diperlakukan.
Berbahagialah atas apa yang kaudapat hari ini, dan berusaha serta mohonlah kepada Tuhan untuk kebaikan hari esok.” (Nabi Muhammad saw).
Kaum mislimin dan muslimat rahimakumullah,
Di hari yang fitri ini mudah-mudahan Allah swt membukakan hati untuk menjunjung tinggi kebaikan dan menghindarkan segala keburukan.
Tak ada baiknya ucapan tanpa pengamalan, pengetahuan tanpa ketakwaan, sedekah tanpa ketulusan, dan kekayaan tanpa kedermawanan.
Hati hidup dengan hidayah, mati dengan kesesatan; jaga dengan dzikir, tidur dengan kelengahan.
Siapa yang bertakwa dilindungi Allah,Siapa yang bertawakal dicukupkan kebutuhannya,
Siapa yang bersyukur ditambah rezekinya,
Siapa yang bersedekah dilipatgandakan balasannya.
Mari kita sambut hari-hari mendatang dengan semangat beribadah seperti di bulan Ramadhan. Tingkatkan iman, ilmu dan amal; songsong masa depan dengan tawakal, hingga kembali ke hadirat Allah swt dalam suasana radhiyatan mardhiyyah; rela hati dan diridhai-Nya. Amin ya mujibas-sa`ilin.[]
Editor: An-Najmi Fikri R
Leave a Reply