Jika membaca al-Qur`an dengan saksama, maka kita kan menemukan dua surat dalam Juz ‘Amma atau Juz 30 yakni surat al-Qadr dan al-Bayyinah. Jumlah surat pertama terdiri dari 5 ayat dan masuk dalam kategori Makkiyah dan selanjutnya terdiri dari 8 ayat dengan kategori Madaniyah. Surat ini bagaikan Allah menurunkan dan membuktikan surat cinta-Nya.
Surat Al-Qadr dan Al-Bayyinah
Abu Ja’far Ahmad ibn Ibrahim al-Gharnati dalam al-Burhan Fi Tartib Suwar al-Qur`an; menjelaskan bahwa hubungan antara surat al-Qadr dan al-Bayyinah adalah Allah menjelaskan mengenai turunnya al-Qur`an pada Lailatul Qadr beserta keutamaan malam tersebut yang lebih baik dari seribu bulan seperti yang dijelaskan dalam surat al-Qadr.
Ketika malaikat turun ke bumi untuk menyampaikan wahyu kepada Rasulullah Saw., maka terdapat perintah untuk menyampaikan hal tersebut kepada umat. Wahyu Allah dalam hal ini al-Qur`an bertujuan untuk membuktikan dan menguatkan Nabi Muhammad saw. akan risalah kenabiannya kepada golongan Ahlul Kitab dan paganis Arab atau musyrik segaimana yang diterangkan pada surat al-Bayyinah ayat 1-5. Kelompok Ahlul Kitab yakni Yahudi dan Nasrani sejatinya mengakui akan keberadaan Nabi akhir zaman sebagaimana yang diterangkan dalam Taurat dan Injil.
Kedua komunitas ini pun hidup berdampingan dengan masyarakat Arab ketika itu yang mayoritas penganut paganis. Sehingga, mereka mendengar langsung info tentang Nabi akhir zaman. Namun di antara kelompok Ahlul Kitab terjadi friksi ada yang mengakui kenabian Muhammad saw. dan kontra. Sedangkan kaum Musyrik adalah pihak penentang utama (al-Gharnati, 1990, p. 373).
Tafsir Surat Al-Qadr dan Al-Bayyinah
Muhammad Nawawi al-Bantani dalam Tafsir al-Munir menjelaskan bahwa dalam surat al-Qadr proses turunnya al-Qur`an dilakukan keseluruhan pada Lailatul Qadr melalui beberapa proses seperti dari Allah menuju ke Lauh al-Mahfuz dilanjutkan menuju Baitul Izzah. Proses selanjutnya dari Baitul Izzah turun kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril secara gradual selama 23 tahun. Sehingga dengan proses yang panjang ini al-Qur`an dapat merespon kejadian mengenai perkembangan dari ajaran Nabi saw. Ketika di Mekah, Nabi saw.
Berhadapan dengan kaum paganis atau Musyrik serta mendapati pertentangan luar biasa. Sedangkan di Madinah, Rasulullah berinteraksi dengan kelompok Ahlul Kitab yakni Yahudi Madinah juga Kristen Najran. Kedua kelompok ini memahami bahwa akan ada risalah kenabian penerus para nabi terdahulu dengan sifat-sifat yang tercantum pada kitab sucinya. Sebagian Ahlul Kitab pun ada pula yang menyembunyikan berita ini karena satu dan lain faktor. Karena itulah, keberadaan kedua surat ini menjadi jalan untuk membuktikan dan memahami risalah Nabi Muhammad saw. Sebagai jalan kebenaran serta langkah menuju keridhoan Allah Swt.(al-Bantani, 1997, p. 653).
Dengan ini, marilah sebelum menyambut bulan suci Ramadhan, kita niatkan hati kita untuk selalu belajar juga mentadabburi kedua surat tersebut; untuk memperkuat hati akan kebenaran Wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Melalui perantaraan Malaikat Jibri. Perlu pula bagi kaum Muslim untuk memahami proses turunnya al-Qur`an secara bertahap. Agar dapat memahami bahwasanya kehidupan manusia berproses sehingga dapat memahami setiap peluang dan tantangan. Selain itu, agar hati ini lebih mantap mengimani dan memahami ajaran Islam, marilah kembali membaca surat al-Bayyinah agar dapat menambah pengetahuan akan bukti surat cinta Allah kepada hamba-Nya.
Wallahu A’lam Bissowab.
Editor: An-Najmi
Leave a Reply