Perlu ditanamkan bahwa tiada suatu bencana atau musibah pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh). Bahkan bisa menjadi sebuah berkah bagi dirimu sendiri. Adalah sebuah perjuangan dalam diri manusia dengan bantuan Tuhan dalam dirinya mampu menyelamatkan situasi menjadi sebuah jiwa yang tentram.
Seperti diriwayatkan dari Anas bin Malik RA yang telah berhasil menceritakan bahwa anak Abu Thalhah RA sedang menderita sakit keras. Ketika Abu Thalhah keluar rumah, anaknya itu tiba-tiba meninggal dunia karena tak kuasa menahan rasa sakit. Pada waktu Abu Thalhah pulang, ia bertanya kepada istrinya tercinta, Ummu Sulaim, “Bagaimana keadaan anakku?” Ummu Sulaim, ibu si anak tersebut menjawab dengan penuh kedamaian hati, “Keadaannya sekarang sangat tenang.”
Lebih lanjut dikisahkan, Ummu Sulaim kemudian menyajikan makan malam kepada suaminya dan suaminya menyantap penuh suka cita. Sesudahnya mereka tenggelam dalam peraduan malam yang syahdu. Setelah segalanya usai, Ummu Sulaim berkata kepada suaminya, “Anak kita sudah dikebumikan.”
***
Singkatnya, pada waktu pagi hari tiba dengan sapaan ramah dari sinar matahari pagi dan kokok ayam jantan nun jauh di kaki langit. Abu Thalhah datang kepada Rasulullah dan menceritakan hal ini kepadanya. Maka Rasulullah bertanya, “Apakah tadi malam kalian bersetubuh?” Maka dengan malu-malu Abu Thalhah menjawab, “Ya.” Rasulullah berdoa, “Ya Allah, berkatilah keduanya.”
Beberapa waktu kemudian Ummu Sulaim melahirkan seorang bayi laki-laki dan Abu Thalhah berkata kepadanya, “Aku akan membawanya kepada Nabi.” Dan Abu Thalhah membawa beberapa buah biji kurma. Ketika pada akhirnya dia bertemu dengan Nabi, beliau bertanya, “Adakah dibawakan sesuatu untukku?” Abu Thalhah menjawab, “Ya, beberapa butir kurma.”
Nabi dengan suka cita mengambil kurma-kurma itu lalu menyantap dan mengunyahnya. Sesudah itu Nabi mengeluarkan lagi kurma tersebut dari mulutnya kemudian memasukkannya ke dalam mulut bayi untuk mentahniknya dan memberinya nama Abdullah.
Kisah di atas memberikan pelajaran (ibrah) kepada kita kaum Muslimin. Bahwa musibah yang menimpa jika disikapi dengan cara bijaksana dan ikhlas maka akan mendatangkan keberkahan dan kebahagiaan hidup di dunia. Dan di akhirat bisa masuk surga. Karena ridha Allah kepada kita yang senantiasa ridha dan ikhlas menerima setiap ujian yang ditimpakan kepada kita.
***
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
Nabi bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala bergantung besarnya ujian. Jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridha maka mereka akan mendapatkan keridhaan Allah. Dan siapa yang murka (tidak ridha) maka akan mendapatkan murka Allah.” Di samping diberikan keberkahan hidup, bagi yang ridha dan ikhlas menerima ujian maka akan ditinggikan derajatnya, serta dihapuskan dosa-dosanya.
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً
“Tidak ada satu pun musibah (cobaan) yang menimpa seorang Muslim berupa duri atau yang semisalnya, melainkan dengan Allah akan mengangkat derajatnya atau menghapus kesalahannya.”
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
“Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” Dimana kita harus rela menerima segala ketentuan Allah dan menyadari bahwa apapun yang terjadi sudah ditetapkan oleh Allah dalam Lauhul Mahfuzh. Kita wajib menerima segala ketentuan Allah dengan penuh keikhlasan.
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَآۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ
“Tiada suatu bencana apa pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab Lauhul Matfuzh sebelum Tuhan menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” Semoga Allah memberikan kesabaran kepada kita untuk menerima musibah yang terjadi. Diberikan solusi dan jalan keluar sehingga dibalik musibah itu ada keberkahan dalam hidup.
Penyunting: Bukhari
Leave a Reply