Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Keistimewaan Perempuan Berjilbab di Mata Allah

jilbab
Sumber: freepik.com

Kepribadian model apa yang dimiliki perempuan yang berhias dan mempertontonkan aurat, sedangkan ia membangkitkan syahwat lawan jenis?! Kepribadian model apa yang dimiliki perempuan yang tidak berjilbab, sementara ia telah menentang perintah Allah?! Kepribadian yang benar muncul dan tampak pada lahir, dan baiknya niat tidak cukup, karena harus diikuti dengan benarnya perbuatan tersebut.

Hati Perempuan yang Tidak Berjilbab

Seandainya hati perempuan yang tidak berjilbab itu penuh dengan rasa takut kepada Allah, maka ia akan takut pada kemurkaan-Nya. Seandainya hati perempuan yang tidak berjilbab itu penuh dengan rasa cinta kepada Allah, maka ia akan segera melaksanakan perintah-Nya. Seandainya hati perempuan yang tidak berhijab itu cinta kepada Rasulullah dan menyukai perintahnya, maka ia akan segera memakai hijab.

Seandainya hati perempuan yang tidak berjilbab dipenuhi dengan rasa cinta kepada wanita salehah, tentu ia akan mengikuti mereka dan memakai jilbab. Apakah bisa dikatakan pada hati seperti ini bahwa kamu memiliki kepribadian?! Kepribadian macam apakah?!”

Katakanlah kepada dirimu sendiri, “Keinginanku adalah ridha Allah, kebahagianku ada pada pearasaanku, dan perasaanku adalah ketika Allah ridha kepadaku, karena aku mengikuti petunjuk-Nya. Dengan Islam aku berusaha agar kebiasaanku yang buruk tidak menguasai dan menyetir tingkah lakuku”.

Perintah Berhijab

Allah Swt berfirman dalam Q.S An-Nur: 31 yang berbicara tentang menutup aurat bagi perempuan,

وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التَّابِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ – ٣١

Baca Juga  Makna Terjemah Perspektif Penerjemah

Mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra- putra saudara perempuan mereka, atau perempuan-perempuan Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung“.

Maksud dari kalimat dalam ayat di atas “Kecuali yang (biasa) tampak kecuali yang (biasa) tampak”, maksudnya perhiasan yang tampak, di mana para ulama berbeda pendapat mengenai batasannya. Menurut Ibnu Mas’ud RA, maksudnya adalah pakaian, seperti selendang, sedangkan Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa yang dimaksud adalah celak, cincin, dan pacar untuk telapak tangan. Adapun Ibnu Jubair berpendapat, yang dimaksud adalah muka dan kedua tangan.

Dalam ayat yang mulia ini Allah SWT menyeru perempuan mukminah untuk menundukkan pandangan, menjaga kemaluan dengan tidak menampakkan perhiasan kepada non mahram kecuali apa yang tampak sesuai tabiatnya, seperti pakaian. Hendaklah mereka menjulurkan kerudung mereka sampai ke dada mereka agar mereka dapat menutupi rambut, leher, dan dada mereka.

Masih Ada Waktu Untuk Muslimah yang Belum Berhijab

Janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali kepada suami mereka, atau bapak-bapak mereka, anak-anak mereka, keponakan-keponakan mereka, saudara laki-laki mereka, anak-anak saudara mereka, anak-anak saudara perempuan mereka atau para muslimah, atau budak laki-laki dan budak perempuan yang mereka miliki. Atau orang-orang yang tidak memiliki syahwat seperti laki-laki yang yang sudah tua dan pikun, yang bodoh atau anak-anak yang tidak pernah mengerti aurat wanita atau tidak mengetahui aurat, seperti anak kecil.

Baca Juga  Esensi Pentingnya Pendidikan pada Diri Seorang Perempuan

Pada bagian akhir ayat yang mulia ini, Allah SWT menyeru semua hamba-Nya untuk bertaubat dari melanggar perintah dan larangan-Nya. Karena hal itu dapat membuahkan keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

lmam Al Bukhari meriwayatkan dari Aisyah RA bahwasanya dia berkata, “Semoga Allah merahmati para perempuan yang hijrah pertama, ketika turun ayat, “Hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya”, mereka merobek kain mereka untuk dipergunakan menutup kepala mereka.”

Ummul Mukminin Aisyah RA menuturkan, “Demi Allah, aku tidak pernah melihat wanita yang lebih mulia dalam membenarkan Kitabullah dan iman kepada At-Tanzil (yang diturunkan). Sungguh, ketika turun surah An-Nur terkait perintah: “Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya