Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Keadilan Gender dalam Pandangan Ajaran Islam

gender
Sumber: Penulis

Isu kesetaraan gender sampai saat ini telah mengalami pergolakkan yang begitu dahsyat. Bagaimana hampir di seluruh dunia isu fenimisme (gender) ini selalu di kampanyekan. Gerakan feminisme yang mendapatkan dukungan dari Persyerikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan dikeluarkannya CEDAW (Convention on the Elimination of All Froms of Discrimination Againts Women). Selain gerakan perempuan di negara-negara barat gerakan ini, sampai di tengah negara yang memiliki penduduk mayoritas muslim.

Kesetataraan gender ini, muncul disebabkan adanya pemahaman bahwa selama ini perempuan sudah dibatasi dan sudah memiliki wilayah domestic tersendiri. Dampak dari stigma ini, maka tokoh perempuan di barat seperti Susan B. Anthony dan Elizabeth Cady Staton dengan menerbitkan surat kabar yang menuliskan hasil pemikiran para perempuan.

Menyuarakan Kesetaraan

Dalam proses penuntutan hak atas kesamaan ini, banyak kemudian yang mengintegrasikan dengan HAM yang selama ini Negara bahkan agama dianggap banyak telah melakukan pelanggaran HAM karena melarang tindakan mereka yang bersifat duniawi. Bahkan kesetaraan gender ini, kemudian di bawah dalam isu pelegalan adanya kaum LGBT. Perempuan dianggap tidak bisa berada di ruang-ruang publik, perempuam hanya bisa berada di rumah, dapur dan kasur, sebagai wilayah domestic.

Bahkan kata Prof Yunahar Ilyas ada sebagian tokoh perempuan Indonesia kemudian menyuarakan adanya kesetaraan gender juga dalam beragama. Padahal kata Buya Yunahar, gender ini adalah bagian dari doktrin sosial yang salama ini jadikan patokan di masyarakat. Buya Yunahar menegaskan, di dalam Islam sudah mengatur bagaimana Islam memandang perempuan bahkan Islam meninggikan derajat perempuan. 

Islam Hadir untuk Kesetaraan Perempuan

Jika membaca sejarah peradaban Islam sebelum Islam hadir di tengah kalangan jahiliyah. Jika seorang orang tua mengetahui anaknya seorang perempuan maka mereka akan langsung membunuhnya, karena mereka menganggap bahwa bayi perempuan merupakan sebuah aib yang begitu besar. Sebagaimaan firman Allah dalam QS. An- Nahl ayat 58-59:

Baca Juga  Implementasi QS. At-Taubah 18: Memakmurkan Masjid Jogokariyan

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالأنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ

“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah”

يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

“Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu”

Namun setelah Islam hadir dan di bawah oleh risalah Nabi Muhammad Saw menjadikan perempuan sebagai mahluk yang paling mulia. Bagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim “dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah istri shaliha”. Hadis ini menunjukkan bahwa perempuan (istri) merupakan perhiasan dunia. Bahkan di hadis lain dikatakan derajat ibu itu lebih tinggi dari pada ayah. Di dalam ajaran Islam dikenal kemudian konsep hak dan kewajiban.

Misalnya hak dalam menuntut ilmu, dalam hadis Nabi mengatakan menuntut ilmu itu  wajib atas setiap muslim. Kata muslim di sini diartikan seluruh umat manusia yang muslim baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan dalam hal ibadah Allah juga tidak membedakan perempuan dan laki-laki, melainkan dilihat dari taqwa dan iman.

Keadilan itu Tidak Harus Adil

Maka sebenarnya perlu memahami dan membedakan kata keadilan itu. Menurut Prof Yunahar kata keadilan itu tidak harus adil, melainkan sudah ada beberapa tupoksi yang memang itu terkhusus masing-masing mengerjakan. Misalnya perempuan bisa melahirkan dan laki-laki tidak bisa harus melahirkan juga, laki-laki menjadi Imam shalat dan perempaun tidak bisa karena akan timbul fitnah di sana.

Baca Juga  Mostbet Giriş Mostbet Türkiye Güncel Giriş Adres

Islam memandang perempuan itu memiliki derajat lebih tinggi. Maka perempuan dan laki-laki harus bergandeng berjalan bersama. Itulah sebabnya perempuan diciptakan melalui tulak rusuk yang berada di samping karena agar laki-laki dan perempuan berjalan berdampingan tanpa ada yang lebih dari satu sama lain.

Oleh sebab itu, jika ada yang mengatakan bahwa agama Islam menjadikan perempuan sebagai kelas kedua di dunia ini, itu merupakan anggapan yang salah dan keliru. Karena Islam sudah membantah dan menjelaskan melalui al-Qur’an, hadis Nabi bahkan tindakan sosial yang dilakukan sejak zaman Nabi sampai saat ini.

Editor: An-Najmi Fikri R