Ada beberapa karakter muslim berkemajuan yang dipaparkan oleh al-Quran, dalam hal ini juz ‘amma. Di antara karakter itu antara lain:
Pertama, muslim berkemajuan selalu berlindung kepada Tuhan dari bisikan jin dan setan, serta jebakan manusia yang menggiurkan tentang pangkat, jabatan, kekayaan, dan sebagainya.
قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ مَلِكِ ٱلنَّاسِ إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ مِن شَرِّ ٱلۡوَسۡوَاسِ ٱلۡخَنَّاسِ ٱلَّذِي يُوَسۡوِسُ فِي صُدُورِ ٱلنَّاسِ مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang memelihara dan menguasai manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan bisikan setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia. (QS 114:1-6)
Kedua, muslim berkemajuan selalu berlindung kepada Tuhan dari segala macam bahaya dan kejahatan makhluk-Nya, termasuk ulah pendengki berupa fitnah, intimidasi, persekusi, dan segala macam tindakan keji.
قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلۡفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِي ٱلۡعُقَدِ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”. (QS 113:1-5)
Ketiga, muslim berkemajuan mentauhidkan Allah swt dan menggantungkan segala urusan dunia dan akhirat hanya kepada-Nya semata.
قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ
Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah Tuhan Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada satu pun yang setara dengan Dia”. (QS 112:1-4)
Keempat, muslim berkemajuan mensyukuri pertolongan Allah setiap saat dengan kata dan perilaku, serta mohon ampun atas kealpaan dan kesalahan.
إِذَا جَآءَ نَصۡرُ ٱللَّهِ وَٱلۡفَتۡحُ وَرَأَيۡتَ ٱلنَّاسَ يَدۡخُلُونَ فِي دِينِ ٱللَّهِ أَفۡوَاجٗا فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَٱسۡتَغۡفِرۡهُۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابَۢا
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sungguh Dia adalah Maha Penerima tobat. (QS 110:1-3)
Kelima, muslim berkemajuan mensyukuri nikmat Tuhan yang telah menciptakan, menghidupkan, dan memberi karunia, serta tidak menyalahgunakan pemberian-Nya dan tidak lalai karena kecintaan berlebihan pada harta dan tahta.
إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لِرَبِّهِۦ لَكَنُودٞ وَإِنَّهُۥ عَلَىٰ ذَٰلِكَ لَشَهِيدٞ وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ ٱلۡخَيۡرِ لَشَدِيدٌ
Sungguh manusia tidak bersyukur kepada Tuhannya, dan untuk itu manusia menjadi saksi perbuatannya, dan cintanya kepada harta sangat besar. (QS 100:6-8)
Keenam, muslim berkemajuan mensyukuri nikmat Allah berupa karunia yang tak terbatas, segala kebaikan, kebenaran, kearifan, kekuatan rohani dan wawasan yang dalam dengan memanfaatkan segala anugerah-Nya secara saksama, mendirikan shalat, dan berkorban.
إِنَّآ أَعۡطَيۡنَٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلۡأَبۡتَرُ
Sungguh Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus. (QS 108:1-3)
Ketujuh, muslim berkemajuan sungguh-sungguh beribadah kepada Allah swt dengan tulus dan lurus, berdzikir dan shalat untuk mendekatkan diri kepada-Nya, serta mengabdi kepada sesama.
وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ
Mereka diperintahkan hanya supaya menyembah Allah dengan ikhlas beribadah kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat; itulah agama yang lurus. (QS 98:5)
Kedelapan, muslim berkemajuan menghayati bahwa Allah menciptakannya secara berimbang dan mengilhamkan kepadanya kemampuan membedakan mana yang benar dan mana yang salah; membedakan dosa, kezaliman, dan kejahatan dengan ketakwaan, dan perilaku yang baik.
وَنَفۡسٖ وَمَا سَوَّىٰهَا فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَىٰهَا قَدۡ أَفۡلَحَ مَن زَكَّىٰهَا وَقَدۡ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا
Demi jiwa dan perimbangan yang sempurna. Allah ilhamkan kepadanya kejahatan dan kebaikannya. Sungguh, beruntunglah dia yang telah membersihkannya, dan rugilah yang merusaknya. (QS 91:7-10)
Kesembilan, muslim berkemajuan selalu berbaik sangka kepada Allah swt dalam suka maupun duka Yang menguji manusia dengan kemakmuran dan penderitaan; syukur atas segala anugerah, dan tabah atas segala musibah.
فَأَمَّا ٱلۡإِنسَٰنُ إِذَا مَا ٱبۡتَلَىٰهُ رَبُّهُۥ فَأَكۡرَمَهُۥ وَنَعَّمَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّيٓ أَكۡرَمَنِ وَأَمَّآ إِذَا مَا ٱبۡتَلَىٰهُ فَقَدَرَ عَلَيۡهِ رِزۡقَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّيٓ أَهَٰنَنِ
Manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku”. (QS 89:15-16)
Kesepuluh, muslim berkemajuan menyiapkan diri untuk kembali kepada Tuhan dengan ketenangan, ketenteraman, dan lega hati, serta diterima dengan ridha, masuk ke dalam golongan hamba-hamba-Nya dan masuk ke dalam surga.
يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ ٱرۡجِعِيٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةٗ مَّرۡضِيَّةٗ فَٱدۡخُلِي فِي عِبَٰدِي وَٱدۡخُلِي جَنَّتِي
Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan rasa lega dan diterima dengan rasa lega. Masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam surga-Ku. (QS 89:27-30)
Kesebelas, muslim berkemajuan senantiasa mengagungkan nama Tuhan Yang menciptakan menjadi ada, dan memberikan berbagai ketangkasan dan kemampuan yang diharapkan dan diperlukan, serta memberi bimbingan untuk menggunakan akal pikiran dengan saksama.
سَبِّحِ ٱسۡمَ رَبِّكَ ٱلۡأَعۡلَى ٱلَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ وَٱلَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ
Agungkanlah nama Tuhan Penjagamu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan, dan membentuk dengan seimbang, yang menentukan keputusan dan memberi bimbingan. (QS 87:1-3)
Kedua belas, muslim berkemajuan tidak terpedaya oleh apa saja untuk mencapai tujuan hidup yang mulia, dan tidak berpaling dari Tuhan yang telah menyempurnakan kejadiannya.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡإِنسَٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ ٱلۡكَرِيمِ ٱلَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّىٰكَ فَعَدَلَكَ فِيٓ أَيِّ صُورَةٖ مَّا شَآءَ رَكَّبَكَ
Hai manusia, apa yang memperdayakan kamu dari Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan susunan tubuhmu seimbang, dalam bentuk rupa apa pun yang Dia kehendaki, Dia merakitmu. (QS 82:6-8)
Ketiga belas, muslim berkemajuan yakin bahwa Tuhan tidak meninggalkan dan membencinya, serta percaya bahwa berkat karunia-Nya keadaan yang kemudian akan lebih baik daripada yang sekarang, dan percaya akan mendapat kesenangan dari Allah swt.
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ وَلَلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٞ لَّكَ مِنَ ٱلۡأُولَىٰ وَلَسَوۡفَ يُعۡطِيكَ رَبُّكَ فَتَرۡضَىٰٓ
Tuhanmu tidak meninggalkan kamu dan tidak membencimu. Sungguh yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang. Kelak Tuhanmu memberimu apa yang menyenangkanmu. (QS 93:3-5)
Keempat belas, muslim berkemajuan menjauhi perilaku Abu Lahab, musuh paling keras pada permulaan Islam, dan menghindar dari uang panas atau sogokan oknum-oknum berkepentingan.
تَبَّتۡ يَدَآ أَبِي لَهَبٖ وَتَبَّ مَآ أَغۡنَىٰ عَنۡهُ مَالُهُۥ وَمَا كَسَبَ سَيَصۡلَىٰ نَارٗا ذَاتَ لَهَبٖ وَٱمۡرَأَتُهُۥ حَمَّالَةَ ٱلۡحَطَبِ فِي جِيدِهَا حَبۡلٞ مِّن مَّسَدِۢ
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sungguh dia akan binasa. Tidak berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut. (QS 111:1-5)
Penyunting: M. Bukhari Muslim
Leave a Reply