Lafal sami’a merupakan bentuk fi’il madh. Fi’il mudhari’ nya berbunyi yasma’u (يسمع), dalam kamus ma’ani lafal sami’a memiliki beberapa makna. Seperti, mendengar, menerima, menjawab, mengabulkan, dan memenuhi.
Lafal Sami’a dalam Al-Qur’an
Merujuk buku yang berjudul al-Mu’jam al-Mufahras lafal sami’a dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak dua kali, pertama terdapat pada surat ali-Imran ayat 181 yang berbunyi:
لَقَدْ سَمِعَ اللّٰهُ قَوْلَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ فَقِيْرٌ وَّنَحْنُ اَغْنِيَاۤءُ ۘ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوْا وَقَتْلَهُمُ الْاَنْۢبِيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۙ وَّنَقُوْلُ ذُوْقُوْا عَذَابَ الْحَرِيْق
“Sungguh, Allah telah mendengar perkataan orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami kaya.” Kami akan mencatat perkataan mereka dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa hak (alasan yang benar), dan Kami akan mengatakan (kepada mereka), “Rasakanlah olehmu azab yang membakar!”
Dan yang kedua lafal sami’a terdapat pada surat al-Mujadalah ayat 1 yang berbunyi:
قَدْ سَمِعَ اللّٰهُ قَوْلَ الَّتِيْ تُجَادِلُكَ فِيْ زَوْجِهَا وَتَشْتَكِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۖوَاللّٰهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَاۗ اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌۢ بَصِيْرٌ
“Sungguh, Allah telah mendengar ucapan perempuan yang mengajukan gugatan kepadamu (Muhammad) tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah, dan Allah mendengar percakapan antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.”
Mengkaji Lafal Sami’a dalam QS. Ali-Imran ayat 181
Dalam QS. Ali-Imran ayat 181 yang berbunyi :
لَقَدْ سَمِعَ اللّٰهُ قَوْلَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ فَقِيْرٌ وَّنَحْنُ اَغْنِيَاۤءُ ۘ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوْا وَقَتْلَهُمُ الْاَنْۢبِيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۙ وَّنَقُوْلُ ذُوْقُوْا عَذَابَ الْحَرِيْق
“Sungguh, Allah telah mendengar perkataan orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami kaya.” Kami akan mencatat perkataan mereka dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa hak (alasan yang benar), dan Kami akan mengatakan (kepada mereka), “Rasakanlah olehmu azab yang membakar!”
Dalam ayat tersebut terdapat lafal sami’a, lafal sami’a pada ayat di atas memiliki arti mendengar, yang dimaksud mendengar pada ayat di atas adalah Allah, bahwasanya Allah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu miskin, dan mereka itu kaya, mendengar perkataan tersebut Allah langsung mencatat dan akan di azab oleh Allah dengan azab yang membakar. Dan orang-orang yang mengucapkan bahwa Allah miskin dan mereka kaya adalah orang-orang Yahudi.
Mendengar merupakan sesuatu kegiatan yang melibatkan indra pendengaran, mendengar adalah sesuatu aspek yang terpenting, dengan mendengar seseorang bisa mendapatkan suatu informasi atau pengetahuan dan bisa berbicara apa yang didengar. Apabila seorang bayi tidak bisa mendengar dari kecil, maka yang akan terjadi saat besar tidak bisa berbicara.
Munasabat Ayat Pada Surat Ali-Imran Ayat 181
Pada munasabat ayat ini pada surat Ali-Imran ayat 181 penulis akan mengkaitkan 2 ayat sebelumnya. Pada ayat 179 dijelaskan bahwa Allah tidak akan membiarkan orang-orang beriman sebagaimana dalam keadaan sekarang. Keadaan orang beriman pada waktu itu adalah sering dizalimi, yaitu dengan dibunuh tanpa alasan yang dibenarkan.
Orang-orang beriman tersebut termasuk juga para Nabi. Maka Allah tidak akan membiarkan mereka dan mengazab orang-orang yang telah menzalimi orang-orang beriman, dengan azab yang membakar. Kemudian pada ayat 180, Allah Swt telah menjelaskan bahwa apa yang ada di bumi dan di langit adalah milik Allah, hal tersebut secara tidak langsung menjawab perkataan orang-orang Yahudi yang mengatakan Allah miskin
Kesimpulan
Dalam al-Quran Allah Swt menggunakan lafal sami’a hanya ada dua kali, pertama pada QS. Ali-Imran ayat 181 dan QS. Al-Mujadalah ayat 1, dan dalam kamus ma’ani lafal sami’a memiliki arti mendengar, menerima, menjawab, mengabulkan, dan memenuhi. Dan sami’a pada QS. Ali-Imran ayat 181 memiliki arti mendengar. Karena dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah mendengar perkataan orang yahudi, yang mengatakan bahwa Allah itu miskin dan mereka kaya.
Penyunting: Bukhari
Leave a Reply