Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka semakin mudah manusia untuk memahami alam semesta, karena adanya penemuan nyata dan ilmiah. Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan selalu berjalan dengan beriringan. Perbedaannya hanya terletak pada waktu. Al-Qur’an telah menyebutkan belasan tahun lalu sedangkan penemuan sains baru pada era kontemporer ini. Termasuk isyarat gravitasi.
Penemuan-penemuan ilmiah akan dapat mengungkapkan kemukjizatan Al-Quran, bahwa kemukjizatan Al-Quran tidak hanya terbatas pada ruang dan waktu. Salah satu hasil penemuan ilmiah yang memiliki peran penting adalah ditemukannya tentang teori gaya gravitasi. Kehidupan di bumi tidak bisa berlangsung selama tidak adanya gaya gravitasi bumi. Gaya inilah yang menjadikan matahari sebagai pusat tata Surya.
Gravitasi Menurut Ilmu Fisika
Teori gravitasi sering dikenal adalah teori yang ditemukan oleh Isaac Newton pada hasil penelitiannya abad ke-17, pada saat itu Newton menemukan bahwa interaksi yang sama dapat menyebabkan apel jatuh dari pohon dan menahan planet pada orbit yang mengelilingi matahari. Gravitasi adalah gaya tarik menarik yang terjadi antara partikel yang memiliki massa atau di semesta. Gaya ini juga dikenal sebagai gaya tarik bumi, menurut hukum gravitasi Newton gaya gravitasi merupakan antara dua benda merupakan gaya tarik menarik yang besarnya berbanding lurus dengan perkalian massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya.
Isaac Newton bukanlah penemu pertama teori gravitasi, jauh sebelumnya al-Khazini sudah lebih dulu mengungkapkan teori ini yaitu pada abad ke-12. Teori yang dikemukakannya hampir mirip dengan teori gravitasi Newton, al-Khazini membahasnya pada karangannya yang berjudul “Mizan Al hikmah”. Al-Khazini mengungkapkan bahwa kekuatan gravitasi dipengaruhi oleh jarak antar dua benda, dikatakan juga bahwa setiap benda yang diketahui beratnya dan diletakkan pada jarak tertentu dari pusat semesta gravitasinya bergantung kepada jaraknya dari pusat semesta karena ini benda-benda berhubungan dengan jarak dari pusat semesta.
Bunyi hukum gravitasi Newton adalah “setiap partikel di alam semesta ini akan mengalami gaya tarik satu dengan yang lain. Besar gaya tarik-menarik ini berbanding lurus dengan massa masingmasing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya”.
Secara matematis, hukum gravitasi Newton dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
F: gaya tarik-menarik antara kedua benda (N)
m1: massa benda 1 (kg)
m2: massa benda 2 (kg)
r: jarak kedua benda (m)
G: tetapan gravitasi
Contoh gravitasi pada kehidupan sehari-hari seperti, Buah jatuh dari pohon ke tanah, Kita tetap berada di lantai, Air hujan jatuh ke tanah itu semua karena gaya tarikan bumi cenderung ke pusat bumi.
Isyarat Gravitasi dalam Al-Qur’an
Sebuah bentuk rahmat besar yang diberikan Allah, salah satunya adalah dengan melengkapi semua partikel yang memiliki massa dengan gaya tarik menarik, yaitu gravitasi. Adanya gravitasi menjadi fenomena alam yang secara umum sudah dipahami sebagai sebab dari sebuah benda yang dilempar ke atas akan jatuh ke tanah. Gravitasi juga sebagai penyebab planet-planet di tata Surya tetap berada pada jalurnya masing-masing.
Ahli fisikawan, sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya telah mengemukakan pendapatnya mengenai gravitasi. Jauh sebelum ahli fisikawan mengemukakan pendapatnya tersebut Al-Qur’an telah turun dan memberikan isyarat ini. Penjelasan Al-Qur’an yang global menjadikan manusia tidak dapat menangkap secara jelas isyarat tersebut. Terdapat beberapa ayat Al-Qur’an yang memberikan isyarat mengenai gravitasi, salah satu diantara adalah QS. Al-Mursalat: 25-26
اَلَمۡ نَجۡعَلِ الۡاَرۡضَ كِفَاتًا اَحۡيَآءًوَّاَمۡوَاتًا
Artinya: Bukankah Kami jadikan bumi untuk (tempat) berkumpul, bagi yang masih hidup dan yang sudah mati?
Dalam buku Ensiklopedia Sains Islami menjelaskan pada lafaz kifatan, berasal dari lafaz kafata, yaktifu, katfan yang memiliki arti menarik, memegang, mengumpulkan, menggabung. Hal ini dapat diambil arti bahwa sifat bumi ialah menarik, menggabungkan, mengumpulkan benda-benda yang ada di atas permukaannya. QS. Al-Mursalat: 25-26 secara jelas memberikan isyarat mengenai adanya gaya gravitasi bumi. Segala sesuatu yang berada di permukaan bumi akan selalu tertarik ke arah bumi. Berat suatu benda tergantung pada besar gaya gravitasi terhadap benda tersebut. Berat benda di bumi juga mengikuti volume bumi.
***
Tafsir Al-Azhar karya Hamka lafaz kifatan berarti penampang. Dalam tafsirnya Hamka mencantumkan beberapa arti kifatan yaitu menurut departemen agama yaitu tempat berkumpul. Zainuddin Hamidi dan Fakhruddin mengartikan “berkumpul”. Al-Qurtubi mengartikan kifatan yaitu dhammatun yaitu mengandung, bahwa bumi dalam perutnya mengandung segala yang hidup dan segala yang mati. Beberapa arti kifatan yang dicantumkan dalam kitab tafsirnya, menurut Hamka arti kifatan yang tepat adalah “penampung”. Bumi sebagai tempat menampung orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati.
Selain QS. Al-Mursalat: 25-26, QS. Al-Hajj: 65 juga mengisyaratkan adanya gravitasi di bumi.
أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِى ٱلْأَرْضِ وَٱلْفُلْكَ تَجْرِى فِى ٱلْبَحْرِ بِأَمْرِهِۦ وَيُمْسِكُ ٱلسَّمَآءَ أَن تَقَعَ عَلَى ٱلْأَرْضِ إِلَّا بِإِذْنِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ بِٱلنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Artinya: Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia. (QS. Al-Hajj: 65)
Dalam buku Ensiklopedia Sains Islami dijelaskan bahwa benda-benda yang berada di langit dapat tertahan dalam ketinggian, sehingga tidak jatuh ke bumi. Tertahannya benda-benda langit ini sebagai bukti adanya gravitasi yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Dalam ayat ini juga membicarakan mengenai benda-benda bumi yang ditundukkan kepada manusia sehingga manusia dapat memanfaatkan segala yang ada di bumi untuk kepentingannya. Allah juga menundukkan benda-benda yang ada di langit, yang tentunya juga untuk kemaslahatan kehidupan manusia di bumi. Dalam tafsir Mafatih Al-Gayb QS. Al-Hajj: 65, ditafsirkan Allah memudahkan apa yang ada di alam semesta ini untuk manusia. Allah menundukan semuanya agar manusia dapat mengambil manfaatya dan keberkahan bagi mereka. Seperti manusia dapat menundukan bahtera agar dapat bergerak.
Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.