Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Israiliyat: Contoh dan Cara Menyikapinya

Israiliyat
Sumber: Unsplash.com

Israiliyat adalah sebuah kabar atau kisah yang bersumber dari kaum Yahudi dan Nasrani. Penuturan mereka tentang israiliyat merujuk kepada kitab-kitab terdahulu mereka seperti Zabur, Taurat dan Injil.

Terkait hal ini, dalam khazanah tafsir al-Qur’an kisah-kisah tersebut kenapa dinamakan al-israiliyat; tidak lain karena penggunaan israiliyat sebagai metode untuk memahami al-Qur’an. (al-Dimyati, ilmu tafsir usuluh wa manahijuh, h. 256.)

Israiliyat dalam Tafsir Al-Qur’an

Sehubungan dengan hal ini, potret israiliyat di era kekinian telah mengakar di kalangan masyarakat awam. Ironisnya lagi sebagian mereka meyakini bahwa israiliyat adalah bagian dari al-Qur’an. Hal ini dibuktikan tentang beredarnya kisah-kisah israiliyat palsu di masyarakat.

Misalnya seperti kisah Malaikat Harut dan Marut yang termaktub dalam Q.S.al-Baqarah [2]:102 yang berbunyi:

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat.”

Tekait ayat di atas para mufasir berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang malaikat tersebut. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti malaikat. Ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti malaikat.

Terdapat sebuah riwayat dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa; sesungguhnya ketika Allah memberi tahu tentang penciptaan Nabi Adam kepada para malaikat-Nya. Para malaikat pun berkata: mengapa engkau hendak menciptakan manusia yang hanya akan berbuat kerusakan dan membuat pertumpahan darah di dunia. Maka di jawab oleh Allah: sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.

Baca Juga  Mengenal Kitab Tafsir Fatihah Karya KRH Hadjid

Kemudian setelah terjadi dialog panjang antara Allah dan para malaikat-Nya, Allah ingin menguji para malaikat-Nya untuk diturunkan ke bumi. Akhirnya para malaikat disuruh memilih 2 malaikat yang lebih ‘alim, zuhud dan terpercaya. Walhasil, dipilihlah Malaikat Harut dan Marut untuk diturunkan ke bumi, dan mereka dibekali sahwat seperti halnya manusia serta dilarang untuk melakukan; syirik, minum khamr, membunuh dan berbuat zina.

***

Tatkala mereka diturunkan ke bumi, mereka melirik wanita yang cantik yang bernama Zahrah, keduanya pun tertarik kepadanya, kemudian Zahrah pun mengajukan pertanyaan kepada mereka. Zahrah pun berkata kepada kedua malaikat tersebut, “jika kalian menginginkan aku, sembahlah sebagaimana aku menyembah berhala, atau meminum khamr”.

Mendengar persyaratan tersebut, Harut dan Marut menolaknya. Akan tetapi nafsu mereka semakin bergejolak dan pada akhirnya mereka menuruti perkataan Zahrah untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya dilarang oleh Allah. Kemudian Allah bertanya kepada Malaikat-Nya, apakah kalian melihat siapa yang sekarang berbuat kerusakan?

Singkat cerita, Malaikat tersebut sedih setelah melakukan perbuatan tersebut, keduanya disuruh memilih untuk disiksa di dunia atau di akhirat, maka mereka memilih disiksa di dunia. Dengan siksaan yang digantungkan di antara langit dan bumi, keduanya juga mengajari kepada manusia ilmu sihir.

Cerita di atas tersebut, adalah riwayat yang tidak bisa diterima dan tertolak karena tidak ada keterangan pada kitab Allah atas hal tersebut. Indikasi yang menguatkan bahwa cerita tersebut tertolak kebenaranya yaitu:

Pertama, bahwa malaikat itu dijaga dari perbuatan maksiat. Kedua, dalam cerita tersebut terdapat perkataan yang memuat sebuah pilihan antara disiksa di dunia atau di akhirat itu adalah batal. Karena, semestinya jika ada pilihan maka pilihan tersebut akan memuat antara taubat dan siksa. Ketiga, tentang mereka mengajarkan sihir kepada manusia ini adalah fatal. Karena, sangat mustahil dalam keadaan disiksa bisa mengajarkan sihir kepada manusia.

Baca Juga  Memahami Kata “Yang Serupa Tapi Tidak Sama” Dalam Al-Qur’an

Menyikapi Israiliyat

Sebagaimana uraian di atas, sebagai umat muslim hendaknya jika berhadapan atau mendengar israiliyat harus menyingkapi israiliyat dengan bijak.Sebagaimana bunyi hadits:

كان أهل الكتاب يقرؤون التوراة بالعبرانية ويفسرونها بالعربية لأهل الإسلام فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( لا تصدقوا أهل الكتاب ولا تكذبوهم وقولوا { آمنا بالله وما أنزل إلينا }

“Dari sahabat Hurairah berkata: Bahwa Ahlukitab ketika membaca Taurat dengan bahasa yahudi dan menafsirkanya dengan bahasa arab bagi orang islam. Maka Rasulullah bersabda: Janganlah kalian semua membenarkan mereka (ahlukitab) dan mendustai mereka. Dan katakanlah; kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang telah diturunkan kepada kami.”( HR Bukhari, h.1630)

Sehubungan dengan israiliyat, Muhammad Afifuddin al-Dimyati telah merumuskan tiga kategori israiliyat :

Pertama, ada kalanya shahih dari segi matan dan sanadnya. Kedua, ada kalanya dhaif dari segi matan dan sanadnya dan yang ketiga adakalanya palsu. Dan ­israiliyyat yang palsu itu terbagi menjadi tiga: 1. ­israiliyyat palsu yang berkaitan tentang akidah, 2. israiliyyat palsu yang berkaitan tentang hukum, 3. israiliyyat palsu yang berkaitan tentang nasihat/mauidhoh.

***

Terkait hukum meriwayatkan ­israiliyyat, bisa dikatakan boleh selagi tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan sunnah. Dan apabila bertentanggan, maka hukum meriwayatkannya pun tertolak dan tidak diterima keberadaanya. Dan sikap terakhir ialah tawaquf antara tidak menerima dan menolaknya yakni diam sembari tidak menghukuminya.

Tulisan ini disarikan dari bukunya Muhammad Afifuddin Dimyati yang berjudul ilmu tafsir usuluh wa manahijuh  Malang:Lisan Arabi, 2017.

Editor: An-Najmi Fikri R