Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Insecure Muslimah Era Modern: Tinjauan QS. Ali Imran: 139

insecure
Sumber: https://www.gainpeace.com

Insecure merupakan tindakan merendahkan diri sendiri dengan membandingkan diri dengan orang lain yang dianggap lebih tinggi. Bahkan tak sedikit dari artis-artis yang mengubah bagian anggota tubuhnya dengan cara melakukan operasi plastik. Seperti mengubah hidung agar menjadi mancung, mengubah bagian wajah agar terlihat simetris dan tirus dan masih banyak lagi karna sikap insecurenya, akibat dari adanya insecure dalam diri seseorang mereka akan merendahkan dan menganggap remeh dirinya sendiri. Sehingga muncul rasa overthingking atau berpikir secara berlebihan tentang kekurangan-kekurangan yang ada dalam dirinya.

Fenomena Insecure dalam Remaja

Bahkan banyaknya para Muslimah pada masa kini merasa kurang akan dirinya. Seakan-akan mereka tidak dapat mengeluarkan kelebihan yang mereka milik. Mereka merasa asing di dalam diri mereka dan susah untuk menjadi pribadi. Bukankah Allah sudah memberikan sifat yang baik pada pembentukan manusia. Bahkan Muslimah di era digital sekarang kurang memperhatikan kelebihan yang ada di dalam diri.

Terlebih pada masa kini teknologi berkembang pesat yang tak memungkinkan manusia untuk melihat pencapaian dan kondisi seseorang. Hal tersebut memicu tumbuhnya perasaan insecure dan tak luput dari membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Bahkan sulitnya para Muslimah keluar dari keterpurukan akan diri yang selalu merasa kurangnya percaya akan diri sendiri dan selalu ingin menjadi pribadi orang lain.

Perihal Insecure dalam Al-Qur’an

Allah SWT berfirman dalam Qs. Ali Imran Aya 139:

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Artinya: Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.

M. Quraish shihab dalam tafsirnya al-misbah berpandangan bahwa kata (شُهَداء ) syuhada’ adalah bentuk jamak dari kata ( شَهيد ) syahid. Kata yang terangkai dari huruf-huruf syin, ha’dan dal, menurut pakar Bahasa Arab, Ibn Faris, tidak keluar maknanya dari “kehadiran/keberadaan, pengetahuan serta pemberitahuan.” Yang gugur dalam peperangan dijalan Allah dinamai syahid karena para malaikat menghadiri kematiannya, atau karena dia gugur dibumi, sedang bumi, juga dinamai ( شهيدة ) syahidah sehingga yang gugur dinamai syahid. Patron kata Syahid dapat berarti objek dan juga subjek sehingga syahid dapat berarti yang disaksikan atau yang menyaksikan. Dia disaksikan oleh pihak lain sebagai pejuang, serta dijadikan saksi dalam arti teladan, dan dalam saat yang sama dia pun menyaksikan kebenaran melalui keguguran serta menyaksikan pula ganjaran Ilahi yang dijanjikan bagi mereka. (M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah 2009).

Baca Juga  Tafsir Ramah Gender Ala Amina Wadud

Penafsiran Ayat

Dalam Tafsir Kementrian Agama RI juga menjelaskan, ayat ini menghendaki agar kaum Muslimin jangan bersifat lemah dan bersedih hati, meskipun mereka mengalami pukulan berat dan penderitaan yang cukup pahit dalam perang uhud, karena kalah atau menang dalam suatu peperangan adalah hal yang biasa yang termasuk dalam ketentuan Allah. Yang demikian itu hendaklah dijadikan pelajaran. Kaum Muslimin dalam peperangan sebenarnya mempunyai mental yang kuat dan semangat yang tinggi serta unggul jika benar-benar beriman.

Ayat di atas telah menegaskan kepada kita untuk jangan bersikap lemah dan bersedih hati. Karena Allah SWT senantiasa menjaga setiap hamba-Nya dan Allah akan menaikkan derajat manusia yang senantiasa beriman. Jadi jangan menganggap sepenuhnya insecure menjadi hal yang dipandang buruk, namun bisa jadi justru mendorong kita menuju jalan kebaikan, insecure dalam kebaikan yaitu seperti ingin lebih taat, ingin lebih rajin beribadah, dan lain-lain. Oleh karena itu janganlah merendahkan diri kita dan jangan menjadi pribadi orang lain tetap bersyukur apa yang telah allah ciptakan dan tetap fokus untuk meningkatkan diri kita menjadi versi yang lebih baik lagi.