Kehidupan manusia pada peradaban sekarang ini dirasa semakin berat dan terkesan kejam, membuat setiap manusia berupaya untuk berjuang semakin keras dan pantang menyerah untuk menaklukannya. Manusia berfikir dan bekerja keras untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan dicita-citakan. Dari kerja keras ini, manusia berharap akan mendapatkan kesuksesan meskipun sangat banyak yang gagal dalam kenyataannya. Singkat kata, tujuan manusia adalah ingin mencapai kesuksesan, mendapatkan kebahagiaan dan memiliki kekuasaan dengan motivasi.
Tetapi, dalam perjalanan kehidupannya ini, terkadang manusia tertimpa musibah yang tidak dikehendakinya. Oleh karena musibah itu tidak dikehendaki, maka manusia kemudian memandangnya sebagai suatu masalah. Hal ini, seringkali menjadikan manusia merasa lemah, tidak tenang, tidak berdaya, gelisah, ketakutan dan bersedih hati setelah mengalami kegagalan yang mengakibatkan putus asa dalam meraih cita-cita maupun impian. Sehingga manusia membutuhkan motivasi untuk memunculkan kembali semangat dan tekat yang ada pada diri manusia.
Karena apabila kita merupakan orang Islam yang beriman, kita tidak dibenarkan jika bersedih, merasa kecewa, gelisah, khawatir dan sebagainya. Karena kesulitan dan masalah tidak akan pernah bisa diselesaikan dengan kekhawatiran, duduk diam, mengeluh, dan menangis sambil berharap masalah berlalu dengan sendirinya. Dan di dalam kitab suci Al-Qur’an, telah dijelaskan oleh Allah Swt jaminan-jaminan kehidupan atau motivasi-motivasi kehidupan untuk manusia selama manusia tersebut beriman kepada Allah Swt.
Pengertian Motivasi
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.
Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Selain itu, motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat juga diartikan sebagai proses untuk mencoba memengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dahulu.
Selain itu, ada beberapa definisi motivasi menurut beberapa ahli psikologi, diantaranya:
- Motivasi merupakan proses psikologi yang meningkatkan dan mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan (Kreitner & Kinicki, 2003: 248).
- Juga motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku (Gibson, 1996: 185).
- Motivasi merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya (Robins, 2007: 222).
- Motivasi merupakan proses yang dimulai dengan definisi fisiologis atau psikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan untuk tujuan atau insentif (Luthans, 2006: 270).
Ayat-ayat Motivasi Dan Penafsirannya
Banyak sekali ayat-ayat terkait motivasi di dalam Al-Qur’an, diantaranya yaitu: QS. Al-Baqarah ayat 216 dan 286, QS. Ali-Imran ayat 139, QS. At-Taubah ayat 40 dan 129, QS. Yusuf ayat 87, QS. Ar-Ra’d ayat 11, QS. Al-Hijr ayat 88, QS. An-Nahl ayat 127, QS. Fushshilat ayat 30, QS. Muhammad ayat 35, QS. At-Thalaq ayat 2 dan 3, QS. Al-Insyirah ayat 5 dan 6. Dan lain sebagainya.
Dari sekian banyak ayat-ayat motivasi yang ada dalam Al-Qur’an, ada satu ayat yang paling menenangkan yaitu QS. Ali-Imran ayat 139 yang berbunyi:
ولاتهنوا ولاتحزنوا وأنتم الأعلون إن كنتم مؤمنين
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu beriman”
Ayat ini turun ketika kaum Muslim mengalami kekalahan dalam peperangan melawan kaum Quraisy dalam perang Uhud, sebab setelah kekalahan itu terjadi, banyak dari kaum Muslim yang bersedih hati. Jika dilihat dari tafsiran ayat ini, menurut tafsir Fi Zhilalil Qur’an karya Sayyid Qutb dijelaskan bahwa, sebagai manusia yang beriman, kita dilarang untuk bersikap lemah dan bersedih hati atas apa-apa yang menimpa kita dan atas apa-apa yang luput dari kendali kita. Karena sebagai manusia yang beriman, kita memiliki akidah dan manhaj yang tinggi dihadapan Allah Swt, kita juga memiliki peran penting dalam kehidupan ini. Maka jika kita benar-benar orang yang beriman, kita termasuk orang-orang yang paling tinggi derajatnya dihadapan Allah Swt, karena itu tidak semestinya kita merasa lemah dan bersedih hati.
Cara Menumbuhkan Motivasi dalam Diri
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt.
- Selalu melibatkan Allah Swt dalam setiap masalah yang menimpa kita.
- Selalu bersyukur kepada Allah Swt atas kenikmatan-kenikmatan yang kita dapatkan.
- Tidak terus menerus mengeluh atas masalah-masalah yang ada.
- Selalu mencintai diri sendiri, dengan begitu kita akan dapat menghargai diri kita sendiri, dan akan berusaha melakukan yang terbaik.
Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.