Allah telah memberitahukan kepada para Malaikat melalui firman-Nya tentang penciptaan manusia ; “ Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah di muka bumi” (Q. S Al-Baqarah ayat 30). Ibnu Katsir dalam Qisas al Anbiya berkata bahwa menurut ayat tersebut; Allah memberitahukan bahwa Dia akan menciptakan Adam dan keturunannya yang sebagiannya akan menguasai sebagian yang lain (menjadi Khalifah). Karena itu para Malaikat bertanya : “ Mengapa Engkau hendak menjadikan Khalifah di bumi ini orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah ?” (Q.S Al-Baqarah 30).
Abdullah ibn Umar berkata bahwa para Malaikat telah mengetahui seribu tahun sebelum Adam diciptakan, bangsa Jin telah melakukan pertumpahan darah, selanjutnya Allah mengutus pasukan Malaikat untuk mengusir jin-jin ke wilayah pesisir. Dalam Al-Qur’an Surah Al-Hijir ayat 26 disebutkan ;
وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِن صَلْصَٰلٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ
Arab-Latin: Wa laqad khalaqnal-insāna min ṣalṣālim min ḥama`im masnụn. Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Tafsir Penciptaan Manusia
Dalam Tafsir Ibnu Katsir menyatakan bahwa Ibnu Abbas, Mujahid dan Qatadah yang dimaskud “Shalshal” dalam ayat ini adalah tanah kering. Ada juga Ulama yang menyatakan yang dimaksud adalah lumpur. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:“ Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan Adam dari segenggam tanah yang diambil (oleh malaikat) dari seluruh muka bumi. Maka keturunan Adam pun masing-masing terlahir sesuai dengan jenis tanah tersebut.
Di antara mereka ada yang berkulit putih, merah, hitam, atau campuran (antara warna-warni itu). Di antara mereka ada yang buruk dan ada yang baik. Mereka juga ada yang lembut, ada yang keras dan ada yang campuran (antara keduanya).”Hadits tersebut turut diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Hibban dalam kitab shahih-nya. Adapun, Imam At-Tirmidzi mengatakan hadits tersebut termasuk kategori hadits hasan shahih.
Setelah Allah menciptakan Adam, selanjutnya Allah menciptakan Hawa. Dalam Q.S Ar-Rum ayat 21 : “ Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya….”. Imam Mustafa al-Marghi dalam Tafsir Al-Maragi; maksud ayat ini tiada lain bahwa Allah telah menciptakan istri dari jenis laki-laki (suami), jadi bukan berarti Allah menciptakan setiap istri dari bagian tubuh manusia.
***
Imam Mustafa al-Maragi menyebutkan dalam ayat Q.S Al-Baqarah ayat 35-37 ini, Allah memerintahkan kepada Adam dan Hawa agar bertempat di surga dan menikmati apa saja yang ada didalamya. Allah pun melarang Adam dan Hawa memakan buah pohon tertentu. Kemudian mereka diberitahu bahwa mendekat saja sudah merupakan perbuatan zalim terhadap diri sendiri. Kemudian setan menggoda Adam dan istrinya hingga mereka berdua diusir Allah dari kenikmatan hidup di surga kemudian bertaubat kepada Allah dan Allah pun menerima taubat Adam.
Setelah Adam dan Hawa terusir dari kenikmatan surga, mereka memiliki anak-anak keturunan Adam. Imam Abu Ja’far ibnu Jarir menyebutkan sebagian penjelasan sejarah di dalam kitab Tarik-nya : “ Hawa melahirkan anak-anak keturunan Adam sebanyak empat puluh anak dengan dua puluh kehamilan”. Putra pertamanya Qabil dan kembaran sulungnya bernama Qalima. Allah berfirman : “ Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dari seseorang diri dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak” (Q.S An-Nisa ayat 1).
Penciptaan Manusia dalam Al-Qur’an
Dari sekian banyak kitab suci di dunia, Al-Qur’an memberikan penjelasan yang sangat lengkap mengenai proses penciptaan seorang manusia baik sebelum diciptakannya Adam dan Hawa maupun setelah diciptakannya Adam dan Hawa (pernikahan). Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya “ Mukjizat Al-Qur’an”; menyebutkan bahwa Al-Qur’an berbicara panjang lebar tentang manusia dan salah satu `yang diuraikannya adalah persoalan reproduksi manusia serta tahap-tahap yang dilaluinya hingga tercipta sebagai manusia ciptaan Tuhan yang lain dari yang lain. Ada beberapa ayat dalam surah yang berbeda dalam Al-Qur’an berkaitan reproduksi manusia yaitu dalam Q.S Al-Qiyamah ayat 36-3, Q.S An-Najam ayat 45-46, Q.S Al-Waqiyah ayat 58-59, Q.S At-Thariq ayat 6, Q.S Al-Mursalat ayat 20, Q.S Al-Insan ayat 2.
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab berkata, ayat Q.S Al-Qiyamah secara tegas menyatakan bahwa “Nuthfah” merupakan bagian kecil “Mani” yang dituangkan dalam rahim. Hasil pertemuan antara seperma dan ovum dinamai oleh Al-Qur’an dengan “Nutfah Amsyaj” sesuai firman Allah dalam Q.S Al-Insan ayat 2 :
إِنَّا خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَٰهُ سَمِيعًۢا بَصِيرًا
Arab-Latin: Innā khalaqnal-insāna min nuṭfatin amsyājin nabtalīhi fa ja’alnāhu samī’an baṣīrā. Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
Penciptaan Manusia dalam Sains Al-Qur’an
Dr. Maurice Bucaile dalam bukunya “Bible, Qur’an dan Sains Modern”; menyatakan bahwa Nutfah berasal dari akar kata yang berarti mengalir, sesuai Q.S Al-Qiyamah ayat 37. Qur’an menyebutkan cairan yang memungkinkan pembuahan dengan sifat-sifat yang perlu diselidiki yaitu seperma dalam Q.S Al-Qiyamah 37, cairan terpancar dalam Q.S At-Thariq ayat 6, cairan yang hina dalam Q.S Al-Murasalat ayat 20, campuran atau dicampur (amasyaj) sesuai Q.S Al-Insan ayat 2 yang berbunyi : “ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang tercampur”. Pada tahun 1883, Van Bener membuktikan bahwa seperma dan Ovum; memiliki peranan yang sama dalam pemebentukan benih yang telah bertemu dan pada tahun 1912. Morgan membuktikan peranan kromosom dalam pembentukan janin.
Dr. Maurice Bucaile dalam bukunya “Bible, Qur’an dan Sains Modern”; menyebutkan Qur’an mengatakan bahwa embrio melalui beberapa tahapan yaitu daging (seperti daging yang dikunyah). Kemudian nampaklah tulang yang diselubungi dengan daging. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Mukminun ayat 14 : “ Kemudian Nutfah (air mani) itu Kami jadikan suatu yang melekat, lalu Kami jadikan suatu yang melekat itu segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, Kemudian Kami jadikan mahluk berbentuk lain, maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik”. Empat belas ribu tahun yang lalu Al-Qur’an terlebih dahulu menjelaskan tahapan terciptanya manusia di dalam rahim seorang ibu sebelum Sains Modern menemukan tentangnya.
Editor: An-Najmi
Leave a Reply