Bagal merupakan hewan persilangan antara kuda betina dan keledai jantan. Karena hasil persilangan antar jenis, hewan ini tidak bisa menghasilkan keturunan (mandul). Hewan ini biasanya dipakai untuk mengangkut barang bawaan tuannya.
Dalam Al-Qur’an terdapat penyebutan hewan bagal, yaitu pada surat an-Nahl ayat 8:
وَّالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيْرَ لِتَرْكَبُوْهَا وَزِيْنَةًۗ وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
”(Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui.”
Bagal Menurut Tafsir
Menurut Tafsir Kemenag, bagal merupakan binatang hasil perkawinan antara kuda dan keledai. Binatang tersebut berfungsi untuk ditunggangi dan menjadi perhiasan. Hewan tersebut merupakan hewan yang mempunyai kebermanfaatan dan kegunaan. Hal ini membuktikan bahwa Allah mengarahkan perhatian manusia kepada kebijaksanaan-Nya dalam penciptaan makhluk hidup, termasuk hewan hasil hibridisasi atau persilangan.
Dalam Tafsir al-Sha’rawi, Allah membagi hewan menjadi beberapa fungsi, yaitu sebagai hewan ternak untuk dimakan, untuk transportasi, dan hiasan. Orang muslim tidak memakan kuda, bagal, dan keledai. Ini untuk mengingatkan kita bahwa hewan tunggangan mempunyai kegunaan sebagai perhiasan. Hal ini karena manusia menghiasi dirinya dengan kendaraan tunggangannya. Sama seperti struktur kasta yang ada pada manusia pada zaman dahulu. Orang Arab yang kaya akan mengendarai kuda dan yang tidak mampu untuk membeli kuda bisa membeli bagal. Dan jika tidak mampu membeli keduanya, maka bisa membeli keledai. Allah menempatkan kata tersebut di tengah-tengah karena ia merupakan hewan yang berasal dari dua gender yang berbeda.
Dalam Tafsir al-Azhar, Allah hanya memberi syarat bahwa di samping binatang-binatang ternak yang untuk kendaraan, yaitu kuda, bagal (berbadan sebesar kuda, tetapi berbentuk keledai dengan telinga besar), dan keledai. Ada pula yang Allah jadikan kendaraan lain yang kita tidak tahu.
Menurut tiga tafsir tersebut, kesimpulannya ialah bahwa bagal merupakan persilangan antara kuda dan keledai. Selain menjadi tunggangan, manusia juga menjadikan hewan ini sebagai perhiasan. Pada saat itu orang Arab mengklasifikasikannya menjadi 3. Pertama, kuda bagi kasta-kasta yang tertinggi atau kesatria. Kedua, bagal bagi yang tidak mampu membeli kuda. Dan ketiga, keledai bagi yang tidak mampu membeli kuda dan bagal. Di zaman ini, hewan tersebut sama seperti kendaraan mobil, motor, kereta api, dan lain-lainnya yang bukan hanya berfungsi sebagai kendaraan, melainkan juga bisa berfungsi sebagai hiasan.
Bagal Menurut Sains
Bagal (Equus Mulus) adalah hewan hasil hibridisasi bersifat interspesifik, yakni persilangan antara kuda (Equus Caballus) dan keledai (Equus Asinus). Secara spesifik, hewan ini merupakan hasil perkawinan antara kuda betina (female horse) dengan keledai jantan (male donkey). Namun, akibat persilangan kedua hewan yang berbeda jenis tersebut (kuda dan keledai) akan menghasilkan keturunan yang bersifat steril atau kurang subur (infertil).
Sebab dari hal tersebut ialah karena perbedaan jumlah beserta ukuran kromosom yang ada pada kuda dan keledai. Kuda memiliki 64 kromosom (2n), sedangkan pada keledai memiliki 62 kromosom (2n) yang pada akhirnya akan menghasilkan keturunan yakni bagal dengan 63 kromosom (2n). Hal tersebut berdampak pada pertemuan pasangan kromosom normal, yang kemudian mengakibatkan proses pembelahan meiosis menjadi terhenti.
Adapun klasifikasi dari hewan tersebut ialah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Pressodactyla
Familia : Equidae
Genus : Equus
Species : Equus mulus atau Equus mule
***
Secara morfologi, bentuk tubuh dari bagal ditentukan oleh adanya konfigurasi parentalnya. Hewan ini memiliki tinggi tubuh (withers height) sekitar 130 cm. Tinggi ini tidak ditentukan oleh faktor jenis kelamin, faktor usia, ataupun warna rambut. Kemudian ukuran tubuhnya berkisar antara kecil hingga sedang yang disertai dengan proporsi yang cukup. Bagal memiliki warna rambut yang beragam, di antaranya warna putih, hitam, cokelat kemerahan (kastanye), abu-abu, dan terkadang krem. Setiap sifat atau karakteristik dari hewan tersebut dapat dipengaruhi oleh daerah asalnya. Beberapa darinya bahkan menurunkan karakteristik garis belakang dan bahu parentalnya.
Melalui tes kognisi, bagal mempunyai sifat yang lebih unggul dibandingkan kuda beserta keledai, dan bahkan mampu mengungguli sifat pada anjing. Hal tersebut membuktikan bahwa proses hibridisasi akan menghasilkan organisme yang mengalami peningkatan terkait fungsi yang kognitif. Akibatnya, hewan ini bersifat lebih kuat, lebih cepat, memiliki daya tahan yang lebih baik, watak yang kuat, serta ketangkasan kaki keledai. Berkat keunggulan yang dimilikinya, hewan ini dimanfaatkan dalam penyediaan tenaga biomekanik (pertanian dan kehutanan). Kemudian, bagal juga memiliki kemampuan dalam berbagai bidang dengan melalui pelatihan tertentu, seperti dalam kompetisi balap dan dalam hal melompat.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa menurut tafsir, bagal adalah hewan yang dijadikan tunggangan maupun perhiasan yang berasal dari persilangan antara kuda dan keledai. Sedangkan menurut sains, bagal adalah hewan yang berasal dari persilangan antara kuda betina dan keledai Jantan yang mempunyai sifat-sifat unggul.
Editor: Dzaki Kusumaning SM



























Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.