Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Hakikat Tauhid dan Langkah Memahami Kalimat Tauhid

tauhid
Sumber: freepik.com

Hakikat tauhid adalah bergantung kepada Allah semata. Dzat pemilik keagungan dan kemuliaan, dan tidak bergantung kepada selain-Nya, atau menoleh kepada selain-Nya. Memperoleh mudharat dan kemanfaatan, silih bergantinya malam dan siang, perubahan panas menjadi dingin, merasakan lapar dan kenyang, aman dan takut, sehat dan sakit, mulia dan hina, fakir dan kaya. Itu semua tidak terjadi secara sendirinya, akan tetapi menurut perintah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Sebagaimana firman Allah ta’ala didalam QS. Az Zumar ; 62 : “Allah Pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.” (Az Zumar: 62).

Seorang yang bertauhid tidak menggantungkan hatinya kepada sebab-sebab yang bermanfaat, seperti makanan dan obat misalnya. Hatinya juga tidak bergantung kepada sebab-sebab yang membahayakan, seperti api dan racun. Akan tetapi hatinya bergantung hanya kepada Allah semata, pemilik kerajaan dan segala pujian, dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu. Di tangan-Nya perbendaharaan seluruh urusan.  “Milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi. Dan hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan.” (Al Hadid: 5).

Langkah Memahami Kalimat Tauhid

Ada beberapa langkah memahami kalimat tauhid yang bermuara pada tidak ada yang benar disembah selain Allah ta’ala: Pertama, yang terbesar adalah memperhatikan sunnah-sunnah Allah dan ayat-ayat-Nya yang kauniyah maupun syar’iyyah. Kedua, merenungi nama-nama, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya yang menunjukkan atas kesempurnaan keagungan dan kemuliaan-Nya. Kegita, mengetahui bahwa Allah satu-satunya Pencipta dan Pengatur. Dia-lah Dzat yang berhak disembah dan satu satunya pemilik sifat ketuhanan.

Mengetahui bahwa Allah semata yang memberikan nikmat nikmat zhahir dan batin, jasmaniyah dan ruhaniyah, duniawiyah dan ukhrowiyah. Melihat dan mendengarkan adanya balasan bagi wali-wali-Nya yang menegakkan tauhid, berupa pertolongan dan nikmat nikmat yang disegerakan. Serta adanya hukuman Alloh terhadap musuh musuh-Nya dari kalangan musyrikin. Mengetahui adanya sembahan-sembahan selain Allah yang memfitnah manusia, memalingkan mereka dari agama Allah, kitab-kitab dan rasul-rasul-Nya.

Baca Juga  Makna Kata Jahiliyah dalam Al-Qur'an: Perilaku Menentang Ajaran Allah

Mengetahui bahwa sembahan selain Allah itu batil dari semua sisi, tidak memiliki manfaat maupun mudharat, bagi dirinya sendiri maupun para penyembahnya. Makhluk teristimewa yang paling sempurna secara akhlak maupun ilmu, mereka adalah para Nabi, Rasul, malaikat dan para ulama rabbani, mereka semua mempersaksikan kalimat tauhid. Di dalam QS. Ali Imron:18 Allah SWT berfirman: “Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (Ali ‘Imron: 18).

Pentingnya Penanaman Tauhid

Sesungguhnya ilmu yang membahas tentang keimanan kepada Allah dengan mengetahui sifat-sifat-Nya merupakan ilmu yang paling mulia, paling tinggi kedudukannya, dan hal pertama paling wajib diketahui. Ilmu ini dinamakan ilmu tauhid atau ilmu aqidah. Belajar tauhid merupakan suatu keharusan, bahkan pendidikan tauhid lebih diutamakan sebelum seseorang belajar al-Qur’an, kok bisa begitu? Iya, sebab banyak sekali orang yang paham al-Qur’an, hafal dan bahkan sampai mengerti letaknya didalam mushaf tetapi ia belum punya pendidikan tauhid sehingga ia menyimpang dari ajaran yang dibawa al-Qur’an.

Maka perlu dimengerti dengan betul bahwa pendidikan tauhid dan iman harus didahulukan dibandingkan al Qur’an. Maka dari itu tauhid harus menjadi tonggak utama dalam diri kita, karena dengan itu kita lebih bisa memposisikan diri kita dengan benar dalam mempelajari ilmu ilmu lainya secara keseluruhan. Maka barangsiapa yang tidak memahami tauhid yang merupakan inti ajaran agama Islam, maka sebenarnya ia tidak memahami agama meskipun ia mengakui mempelajari ilmu ilmu yang banyak.

Maka begitulah hakikat, cara memahami dan fungsi dari tauhid. Tak lain dan tak bukan Tauhid ada untuk meng-Esa kan sang pemilik alam semesta ini dan sebagai pendidik bagi kita untuk menuju jalan ilahi yang lurus dan jauh dari kata penyimpangan dan penyesatan. Maka dari itu penting untuk kita belajar, mengamalkan dan mengajarkan tentang ketauhidan, untuk memperbaiki diri, agama, dan seluruh masyarakat islam pada umumnya.

Baca Juga  Penafsiran Kontekstual Mimpi Nabi Yusuf dalam Q.S Yusuf Ayat 4

Dan yang terakhir, Jadikanlah Kalimat Tauhid Laailaahailalllah sebagai wirid yang senantiasa kita baca. Sesungguhnya kalimah ini adalah ruh dari segala dzikir, dan kepada-Nya kembali seluruh dzikir. Maknanya semua dzikir juga tercakup di dalam kalimat tauhid ini. Jadi kalau kita punya masa terluang dan juga bingung mau membaca dzikir apa, ambillah kalimat tauhid sebagai Dzikir yang menemani kita sehari-hari. Sambil jalan ke sekolah, naik kendaraan, sebelum tidur dan lain-lainnya daripada sibuk melamun, elok-elok cari pahala dengan berdzikir laa ilaa haa ilallah.

Semoga kita bisa mengetahui dengan betul tentang hakikat tauhid dan mengerjakan langkah langkah memahaminya dengan baik. Semoga bermanfaat. Allaahumma ‘allimnaa maa yanfa’naa wa anfi’naa bi maa ‘allamtanaa innaka anta al ‘aliim al hakiim. Aamiin

Editor: An-Najmi Fikri R