Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Gerakan Humanitas IMM: Upaya Futuristik Aksi Nyata Ikatan

humanitas
Sumber: https://topikini.com/

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) telah menancapkan akarnya yang kuat. IMM telah berkomitmen penuh untuk menjadi source of solution di tengah persoalan umat dan bangsa bahkan di tengah kehidupan global. Akar historis itulah yang terus tumbuh dan berkembang seiring dengan perjalanan sejarah itu sendiri.

​Memasuki usia ke- 57 tahun, usia yang cukup matang untuk terus mengarahkan IMM dalam memainkan peranan penting. Sudah saatnya IMM berkaca kembali dirinya, dan berusaha dalam merawat, membangun, dan ikut memperjuangkan tujuan Muhammadiyah sebagai sayap dakwah dari bagian ortom Muhammadiyah di bidang eksponen mahasiswa .

Problem Humanitas

​IMM sebagai bagian dari entitas mahasiswa yang ada tentunya harus hadir terdepan sebagai source of solution dalam mengembalikan gerakan mahasiswa pada posisi yang seharusnya. Sebagai kelompok middle class yang punya tanggung jawab moral dan sosial, IMM meniscayakan gerakannya untuk memperjuangkan apa yang menjadi kepentingan masyarakat.

IMM secara konsepsi jelas keberpihakannya terhadap masyarakat sebagaimana termaktub dalam enam penegasan IMM. Poin ke enam bahwa amal IMM adalah Lillahi Taala dan senantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat. Hal tersebut juga sebagaimana dipertegas dalam poin Nilai Dasar Ikatan (NDI).

Dalam hal rumusan ideologi gerakan IMM bahwa yang tertuang dalam NDI (nilai dasar ikatan) sudah bersifat paripurna atau tetap. Jadi hal ini bersifat bahwa kader siap  bertanggung jawab atas tugas yang di jalani serta tanggung jawab atas kemahasiswaan. Tetapi tidak bisa dimunafikan bahwa kader di hari ini juga krisis dalam berbagai aspek.

Yang menjadi pertanyaan sampai detik ini juga ” mengapa hal ini terjadi ? Apakah kader IMM tidak lagi mgengamalkan NDI (nilai dasar ikatan)?” Jika hal ini dipertanyakan, mayoritas kader memahami orientasi gerakan IMM berdasarkan trilogi gerakan IMM. Lalu ada apa yang kliru? Mengapa IMM belum mampu untuk tampil memberikan kontribusi di masyarakat sebagai contoh gerakan yang berlandaskan trilogi IMM untuk kebangsaan dan kemanusiaan? Sampai detik ini pun masih dipertanyakan. Padahal umur ikatan ini sudah masuk ke 57 tahun berdiri.

Baca Juga  Ibnu Abbas: Sahabat yang Paling Paham Penafsiran Al-Qur'an

Masa Depan Gerakan Humanitas IMM

Berbicara tentang humanitas, IMM tidak terlepas dari corak gerakan dari rahim Muhammadiyah. Semoboyan yang jamak terdengar bagi aktivis Muhammadiyah yaitu banyak bekerja sedikit berbicara, sangat mempengaruhi gerakan humanitas di dalam ikatan. Lebih-lebih gerakan filantropi dan sosial dengan gairah massa mahasiswa mudanya, membuat gerak IMM dalam ranah kemanusiaan menjadi lebih luas. Inilah aset berharga dalam etos gerakan di IMM.

Ketika ada kemiskinan, bencana alam, isu sosial dan politik yang merugikan seseorang itu adalah tugas-tugas pemberdayaan. IMM harus mampu betul-betul hadir sebagai wujud karya nyata IMM bagi bangsa. “Ketika tampak ketidakadilan,  maka peran-peran sosial yang kemudian harus kita hadirkan”. Jadi sekarang tak perlu diragukan lagi persoalaan tentang kata “humanitas” ini telah terpampang nyata juga dalam trilogi IMM.

Tinggal bagaimana kita mengaktualisasikan gerakan humanitas IMM ini terus berlanjut ke depan. IMM sebagai cendekiawan berpribadi harus memiliki tauhid sosial yang kuat, yaitu anggota IMM harus shaleh secara individu dan shaleh secara sosial. Bergerak di jalan Allah tanpa berfikir mendapatkan imbalan dari seseorang sehingga suatu saat Allah akan memberikan semestinya yang telah kita lakukan. Befikir positif, bergerak maju tanpa melihat kebelakang. Satu kata dari saya “Demi Ikatan, untuk Ikatan”.

Editor: An-Najmi Fikri R