Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Etika Beragama dalam Islam: Menjadi Umat Moderat (2)

moderat
Sumber: freepik.com

Salah satu pesan yang merupakan dasar pewahyuan Islam dan pengiriman Nabi sebagai Rasul ke dunia. Dalam salah satu hadis yang terkenal, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Saya diutus dalam rangka untuk menyempurnakan (bagi kamu) akhlak mulia”. Jadi umat Islam sebagai umat mayoritas, umat yang terbaik dengan landasan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, harus menjadi umat tengahan, moderat, kasih sayang, persatuan dan perdamaian bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat ummah (komunitas). Kebenaran dasar itulah yang harus diingat oleh umat Islam ketika mereka menghadapi tekanan tekanan yang begitu kuat dari sekulerisme, globalisasi, dan konsumerism yang telah mengancam pondasi dasar tatanan islam.

Etika Agama-Agama yang Mengajarkan Nilai Cinta

Etika Agama universal mengajarkan nilai-nilai cinta. Seperti: 1. Zoroaster (628- 551 SM) mengatakan. “Apa yang baik untuk semua dan siapapun, untuk apapun, maka baik untuk saya. Apa yang baik untuk diri saya, maka baik untuk semua”.

2. Konfusius (551-479 SM) ketika ditanya, “Adakah satu kata yang dapat berperan sebagai aturan praktis bagi kehidupan semua”? ia menjawab, “Jangan lakukan pada orang lain apa yang kamu tidak suka lakukan pada dirimu sendiri”. Konfuisius juga mengatakan, “Apa yang tidak aku sukai orang lain lakukan padaku, juga tidak ingin aku lakukan pada orang lain.(Analects 5.11).

3. Mahavira, pendiri Jainisme (540-468 SM) mengatakan: “Manusia harus memperlakukan semua makhluk sebagaimana ia memperlakukan diri sendiri:. Oleh karena itu, “Janganlah kamu menyebabkan kekerasan pada orang lain dan janganlah membuat orang lain kekerasan”.

4. dalam kita Mahabhrata (abad ke 3 SM), Vhyasa mengatakan: “Janganlah lakukan pada orang lain apa yang kamu tidak ingin lakukan pada dirimu sendiri”. 5. dalam kitab Levitikus (disusun abad ke 5 SM) dikatakan: “Kamu harus mencintai tetanggamu sebagaimana mencintai dirimu sendiri”. 6. kitab Tobit (ditulis 200 SM) mengatakan, “Jangan pernah lakukan apapun pada orang lain yang kamu tidak ingin orang lain lakukan padamu”.

Baca Juga  Tafsir Q.S Al-Ahzab Ayat 21: Benarkah Nabi Hanya Perintah Tanpa Aksi?

7. Nabi Muhammad SAW mengatakan, “Sebaik-baik nya agama adalah bahwa kamu mencintai orang lain sebagaimana kamu mencintai diri sendiri, dan apa yang kamu rasakan sakit untuk dirimu sendiri, yakinilah bahwa itu juga sakit bagi orang lain. Kemudian, “Tidaklah dikatakan orang beriman sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.(Hadis Muslim dan Ibnu Majah).

Keyakinan Nurani Otentik

Dengan demikian, bahwa ekspresi beragama tidak sebatas secara legal formal (halal-haram, muslim-kafir), dan menonjolkan ritual simbolik semata (perbedaan dan persamaan). Tetapi ekspresi keyakinan beragama dapat dimanifestasikan dari hati nurani otentik yang kemudian diejawantahkan dalam perbuatan nyata yang mencipta kebaikan, kedamaian, keadaban dan melindungi martabat kemanusiaan.

Seperti Nabi Muhammad SAW mengatakan, “Sebaik-baiknya agama adalah bahwa kamu mencintai orang lain sebagaimana kamu mencintai diri sendiri, dan apa yang kamu rasakan sakit untuk dirimu sendiri, yakinilah bahwa itu juga sakit bagi orang lain”. Terima Kasih.

Editor: An-Najmi Fikri R