Digitalisasi adalah istilah atau terminologi yang digunakan untuk menjelaskan proses transisi. Transisi yang direncanakan yakni transisi dari pencetakan, video, audio ke dalam bentuk digital. Tujuan dari melaksanakan digitalisasi adalah membuat file atau dokumen dalam bentuk digital.
Al-Quran di era digital terkait erat dengan pengembangan teknologi yang ada. Beberapa fasilitas untuk mengakses apa pun dalam fitur di era digital ini. Beberapa informasi dan pengumpulan data yang dulunya sulit diperoleh dengan perkembangan teknologi menjadi sangat mudah, termasuk interpretasi Al-Qur’an. Akses ke interpretasi saat ini sangat mudah, dengan pengembangan teknologi internet dan komputer dan aplikasi seluler. Semua lingkaran apa pun dapat mengaksesnya.
Hal tersebut adalah dampak dari digitalisasi Al-Quran dan interpretasi berkelanjutan. Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan digitalisasi akan terus mengintegrasikan teknologi. Al-Quran berada pada awalnya eksklusif dan mahal, mengubah sesuatu yang populer dan mudah diperoleh. Alquran terus ditulis, dikompilasi, dicetak, diukir, dan diterbitkan dan bahkan sekarang dapat diakses secara gratis di internet.
Menurut pendapat Brett Wilson ” Bahwa cetakan Al-Qur’an adalah transisi, pada awalnya, sebuah buku eksklusif ke dalam sebuah buku yang dapat diakses semua orang.” Dengan perkembangan yang sangat cepat, Al-Qur’an dibahas oleh banyak orang baik untuk memiliki wewenang atau tidak.
Perkembangan Teknologi dan Mushaf Al-Quran
Dengan perkembangan teknologi pencetakan, transformasi Al-Quran ke tahap baru, yaitu panggung difusi. Mushaf al-Qur’an dicetak sedemikian rupa sehingga semua orang dapat memilikinya. Seiring berjalannya waktu teknologi terus tumbuh dengan cepat, Koran mushaf yang berupa file keras ditulis pada mushaf-mushaf dan kertas, berubah secara digital. Beberapa dalam bentuk perangkat lunak komputer, beberapa bahkan menjadi perangkat lunak smartphone.
Perubahan signifikan ini tentu memiliki pengaruh besar pada pemeliharaan pengorifakan Al-Quran itu sendiri. Koran mushaf yang ketika disentuh dalam kekekalannya membutuhkan wudhu, setelah menjadi perangkat lunak hilang dalam pengalihan. Ponsel yang memiliki aplikasi atau perangkat lunak Al-Qur’an mushaf dianggap sama dengan ponsel biasa. Hal itu dapat diambil di mana saja, bahkan ke kamar mandi bahkan dalam etika mushaf al-Qur’an tidak boleh dibawa ke kamar mandi.
Dengan kemajuan teknologi atau disebut media baru, sekarang dapat belajar di semua bidang, terutama Alquran, supaya mendapatkan kenyamanan. Di masa lalu, ketika seseorang ingin belajar Al-Qur’an, ia harus datang ke ulama, atau ustaz. Sekarang dengan kemajuan teknologi, seseorang dapat mempelajari Al-Qurán.
Pembelajaran Al-Quran di Era Digital
Dengan berbagai jenis Al-Qur’an, baik Quran digital dan pencetakan Alquran dengan setiap kegunaan dan kaum milineal, membuatnya lebih mudah untuk belajar membaca Alquran tanpa harus pergi ke ulama, atau ustaz. Masyarakat perkotaan yang diduduki dengan hiruk pikuk kota dan khawatir tentang dunia kerja, dapat dengan mudah mengakses pembelajaran Al-Qur’an, baik digital Alquran. Pencetakan Al-Quran dengan beberapa kegunaan dan keunggulan, dan dapat mempelajari Alquran ketika online. Karena dapat dilakukan di mana saja.
Demikian juga, dengan persimpangan Al-Qur’an sebagai muslor yang ditafsirkan melalui keselarasan kitab interpretasi, kecerdasan koran mushaf akan selalu terjaga ketika masih merupakan mushaf tertulis. Karena Al-Qur’an di bentuk mushaf tertulis selalu akan kewalahan oleh beberapa ritus dan etika yang menunjukkan sikap menghormati Al-Qur’an.
Namun, setelah Al-Qur’an direproduksi dalam aplikasi digital, hambatan dan tradisi umumnya telah hilang, sehingga pakan untuk menghilangkan nilai sakral Alquran itu sendiri. Masalahnya terjadi ketika ketidaksesuaian antara teks asli dan teks digital. Oleh karena itu, menurut Syarif Hidayat, Anda harus memverifikasi teks dalam aplikasi.
Sumber referensi harus dimasukkan dalam aplikasi ini, dan kebutuhan untuk tim khusus untuk memverifikasi orisinalitas teks yang terbaik dari Alquran atau interpretasi yang berada dalam permintaan. Bahkan jika perlu diadakan tim khusus untuk mengontrol semua ayat di Alquran dan teks interpretasi yang ada. Maka dari itu harus perlunya sistem keselamatan yang memenuhi syarat sehingga tidak mudah untuk memasuki virus yang dapat menyebabkan perubahan bawah sadar dalam aplikasi.
Penyunting: M. Bukhari Muslim
Leave a Reply