Salah satu bagian hidup yang tidak bisa dihindari adalah adanya sebuah masalah. Tidak ada satu pun orang yang hidup tanpa memiliki permasalahan. Biasanya, seseorang yang sedang memiliki masalah membutuhkan orang lain untuk didengarkan ceritanya. Manusia menyebutnya dengan istilah curhat.
Beberapa orang yang menceritakan masalahnya kepada orang lain yang dipercaya untuk mendengar, sebenarnya sudah mengerti posisi dan letak kesalahan pada permasalahan yang dialami. Hanya saja, terkadang manusia yang menerima curhatannya, belum tentu dapat menjadi pendengar yang baik. Padahal Rasulullah Saw mencontohkan akhlak yang baik, salah satunya lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Curhat Ke Allah
Tidak semua manusia dapat menjadi pendengar yang baik. Entah karena orang yang curhat tersebut terlalu sering bercerita atau memang kita tidak tahu bagaimana cara merespon orang curhat dengan baik. Namun, setidaknya janganlah menghakimi orang yang curhat ke kita dengan kata-kata yang membuatnya semakin down. Misal seperti kalimat “kan udah aku bilang…” atau yang paling parah tanggapan yang kurang mengenakan itu “ya mending koe nimbang aku” dalam bahasa Indonesianya, lebih baik kamu daripada aku.
Tidak ada yang lebih baik dari si A atau si B, karena Allah sudah memberikan porsi masalah sesuai dengan kemampuan hambanya untuk menyelesaikannya. Allah berfirman dalam QS. al-Baqarah ayat 286 yang berbunyi:
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ
Artinya : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir“.
Masalah yang dihadapi manusia seperti misi dan teka-teki untuk diselesaikan oleh manusia itu sendiri. Namun, dalam perjalanan menyelesaikan misi tersebut, manusia sering sekali curhat ke manusia yang lain dengan detail tapi lupa untuk mendetailkan ceritanya ke Dia, yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
***
Kisah Nabi Yaqub yang mengalami kesedihan setelah mendengar kabar bahwa anak beliau, Nabi Yusuf telah dimakan oleh serigala, yang beliau lakukan adalah berdoa. Teladan Nabi Yaqub dapat kita contoh, saat ditanya oleh anak-anaknya yang khawatir dan beliau menjawab :
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ
Artinya : “Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS Yusuf: 86)
Tasfir Al-Muyassar menjelaskan QS Yusuf: 86 yaitu sang ayah berkata kepada anak-anaknya, “Aku tidak pernah mengadukan kepedihan dan kesedihan hatiku selain kepada Allah saja. Dan aku mengetahui kasih sayang Allah, kebaikan-Nya, jawaban-Nya dan balasan-Nya bagi orang yang ditimpa musibah yang tidak kalian ketahui.”
Manusia jika mengadu ke manusia lain, kecil kemungkinan untuk mendapat solusi dan ketenangan hati dalam menyelesaikan masalah, namun jika manusia mengadu dan bercerita ke Allah akan bermanfaat bagi manusia itu sendiri. Allah SWT telah menjanjikan manfaat tersebut dalam QS. al-Baqarah ayat 186 yang berbunyi:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran“.
***
Allah SWT memberikan cobaan berupa masalah dalam hidup agar manusia senantiasa untuk mengingat-Nya, agar menjadikan manusia menjadi pribadi yang baik dalam menjalani kehidupan di dunia. Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik maka dia akan diberi-Nya cobaan.” (H.R.Bukhari).
Manusia sering kali terbawa perasaan setiap kali ada masalah, mulai dari membuat story di media sosial dengan kalimat sedih seolah terlihat bahwa dirinya paling menderita. Menceritakan yang dialami ke orang lain secara detail, yang menerima ceritanya merasa dia lebih susah daripada yang orang bercerita sehingga munculkan kalimat “mending koe nimbang aku”. Memang yang lebih pas dan benar itu curhatnya ke Allah, mendetailkan cerita kepada-Nya karena menjanjikan hal baik lewat firman Allah QS. al-Insyirah ayat 5 yang berarti “karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan“.
Semoga kita mampu menjadi hamba yang tidak berlebihan untuk bercerita ke manusia ketika ada masalah dan mengadunya hanya Kepada-Nya.
Editor: An-Najmi Fikri R
Leave a Reply