Sebab agama yang sering dikatakan sebagai penolak dari budaya itu sendiri. Agama dan budaya sejak dulu sampai saat ini, masih sering dibenturkan. Bagi kaum pemikiran konservatif, budaya merupakan ajaran nenek moyang harus tetap dilestarikan dan dijaga serta diajarkan secara turun temurun kepada anak cucu, suku dan sebagainya. Begitupun agama bagi kaum ekstrimis menganggap bahwa budaya adalah ritual yang diajarkan nenek moyang yang diikuti dengan sesembahan kepada kekuatan lain dari pada Allah.
Hal inilah kemudian yang menyebabkan keduanya selalu dibenturkan sehingga tidak memungkinkan ke depan bisa saja terjadi konflik yang begitu besar. Kadang-kadang keduanya sengaja dibenturkan untuk memecah belah umat Islam pada umumnya. Bagaimana kasus dari Abu Janda yang penulis anggap itu bagian dari pemecahan umat Islam.
Negara kita memang negara yang penuh dengan pluralitas, banyak agama, suku, bahasa dan sebagainya justru itu menjadi kekuatan kita bersama untuk saling mengayomi sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Hujurat ayat 13
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Dengan banyaknya suku dan bahasa serta agama itu adalah bagian dari anugerah Allah, yang di mana melalui ciptaan-Nya lah kita saling mengasihi dan mengenal satu sama lain.
Prinsip Keberagaman
Adalah Al-Quran yang telah mengajarkan keberagaman kepada manusia. Dari keberagaman itu muncul cinta kasih sayang di antara umat manusia. Perlu diketahui agama merupakan hasil dari Allah yang kemudian di berikan wahyu kepada Nabi-Nya, sedangkan budaya hasil dari ciptaan manusia itu sendiri. Dulu para wali berdakwah Islam melalui budaya seperti sunan Kalijaga yang berdakwah melalui wayang. Jangan kemudian juga budaya lebih ditinggikan derajatnya dibandingkan agama.
Sebagaimana di ceritakan di dalam novel Buya Hamka “Tenggelamnya kapal Van Der Wijck” seorang yang ingin menikahi seorang gadis namun karena latar belakang kultur dan sukunya yang tidak jelas maka dia ditolak. Padahal dalam agama siapapun ia ketika sudah merasa mampu maka bisa untuk menikah. Seperti dalam surah di atas tadi.
Maka agama dan budaya adalah prinsip dari keberangamaan itu sendiri. Satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Ayat Al-Quran yang lain sekiranya menjelaskan tentang keberagaman itu sendiri,
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui“. (Q.S. Ar-Rum ayat 22).
Jelaslah bahwa secara tekstual agama dan budaya satu kesatuan yang utuh. Tinggal bagaimana budaya yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam di masukan nilai-nilai Islam dalam pelaksanaanya seperti yang dilakukan oleh para wali saat melakukan dakwah. Dan banyak pula contoh dari para ulama kita yang telah menjelaskan budaya itu tidak pernah rancu dengan agama itu sendiri.
Penulis menganggap membenturkan budaya dan agama adalah bagian dari propaganda pemecahan umat. Karena bangsa kita dikenal dengan bangsa yang begitu plural terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mampu bersatu di naugan satu negara yaitu Indonesia dengan ideologi pancasila. Dan kata Muhammad Natsir semua ini bisa bersatu karena agama (Islam) menjadi agama pengayom sehingga semua menjadi satu kesatuan.
Budaya sebagai Ekspresi keberagaman
Manusia pada dasarnya menjadikan budaya sebagai ekspresi atas kebertuhanannya. Jika merunut sejarah panjang bangsa ini, dipenuhi dengan ekspresi budaya sebagai wujud kecintaan dan penyembahan mereka kepada sang khalik yaitu Allah. Sehingga jika ada kelompok-kelompok yang ekstrimis yang kemudian membenturkan budaya dan agama itu merupakan hal keliru.
Karena dalam ayat al-Qur’an pun dijelaskan bahwa Allah menciptakan kita bersuku-suku bangsa-bangsa sehingga menyebabkan cara pandang dan cara mengekspresikan atas kebertuhanan melalui dengan budaya. Sejatinya agama harus mampu masuk ke dalam ruang-ruang yang kosong itu untuk menyatu padukan dengan ajaran dan budaya yang sesungguhnya, bukan malah sebaliknya saling serang dan menyerang. Mengklaim sudah paling benar.
Editor: An-Najmi Fikri R
Leave a Reply