Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Bintang At-Thariq Sebagai Awal Pemikiran Teori Luminositas

Luminositas
Gambar: Dok. Penulis

Dalam surah at-Thariq dijelaskan tentang suatu bintang yang disebut at-Thariq. At-Thariq adalah bintang yang menembus. Bintang itu tidak muncul kecuali di malam hari, dan pada malam hari cahaya bintang menembus langit. Cahaya bintang yang menembus langit tersebut sebagai awal pemikiran suatu teori fisika yang terkenal yakni teori luminositas. Untuk selengkapnya penulis akan menjelaskan dalam artikel ini.

Bintang At-Thariq dalam Al-Qur’an dan Kaitannya dengan Teori Luminositas

Penjelasan mengenai bintang ini, Allah Swt telah berfirman dalam surat at-Thariq ayat 1-3 yang berbunyi:

وَالسَّمَاۤءِ وَالطَّارِقِۙ  ١  وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الطَّارِقُۙ ٢  النَّجْمُ الثَّاقِبُ  ٣

Artinya: “Demi langit dan yang datang pada malam hari. Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? (Yaitu) bintang yang cahayanya menembus. (At-Thariq [86]:1-3)

Penjelasan Menurut Tafsir al-Azhar

At-Thariq disini adalah bintang yang menembus. Berdasarkan surah at-Thariq ayat 3 maka dapat diketahui bahwa di alam semesta ini ada bintang yang melancar dengan keras dan cepat, diumpamakan seperti halnya mengetuk pintu yang terkunci, sehingga orang yang sedang tidur di dalam tersebut terbangun. Sifat bintang itu menembus yakni menembus kegelapan malam. Apabila bintang tersebut bergerak cepat itu didalam gelap gulita, maka tembuslah kegelapan itu dan timbul cahaya di sekelilingnya.

Kita dapat menyaksikan bintang Tariq itu bila langit itu jernih, di tengah malam, dan bintang-bintang bercahaya berkelap-kelip. Rahasia ini diungkap oleh ahli-ahli tafsir. Bahwa ath-Thariq itu adalah perumpamaan belaka daripada kedatangan Jibril ke atas dunia ini, membawa wahyu kepada Nabi Muhammad Saw. malaikat itu adalah nur, atau cahaya, sehingga cepat sekali melintasnya. Menurut teori, kecepatan cahaya itu adalah 18.000 mil dalam satu detik, namun kecepatan malaikat 100 kali dari itu.

Baca Juga  Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 8-9: Sifat Orang Munafik

Penjelasan Saintis Konsep Awal dicetuskan Teori Luminositas

Berdasarkan ayat ketiga dijelaskan bahwa cahaya bintang dapat menembus, baik menembus kegelapan, yang berarti menerangi benda maupun ruang gelap, atau menembus materi, terlebih materi yang transparan. Hal ini, secara tidak langsung, Al-Qur’an telah mengawali pembahasan mengenai luminositas, yaitu energi yang dimuntahkan dan dipancarkan ke berbagai penjuru.  Di dalam astronomi, luminositas berarti jumlah energi yang dipancarkan sebuah benda ke segala arah per satuan waktu. Luminositas dinyatakan dalam watt atau erg per detik dalam satuan internasional (SI).

Kemudian luminositas bintang adalah jumlah cahaya dan bentuk energi radiasi lainnya yang dipancarkan oleh bintang per satuan waktu. Luminositas bintang diukur dalam satuan daya (watt). Luminositas bintang ditentukan oleh ukuran jari-jari dan suhu permukaannya.

Faktor Kemunculan Cahaya Bintang

Dalam ayat diatas, kata ats-tsaqib berasal dari kata tsaqab yang artinya menembus atau melubangi. Berdasarkan pengertian tersebut, makna an-najm ats-tsaqib adalah bintang yang cahayanya menembus langit. Cahaya bintang dapat memancarkan cahayanya sendiri. Cahaya bintang muncul akibat pancaran sinar gamma yang dihasilkan oleh reaksi fusi inti pada inti bintang.

Radiasi tersebut selanjutnya dipancarkan menuju permukaan bintang dan bertumbukan dengan material yang ada dalam bintang. Ketika radiasi tersebut menembus bagian luar bintang, sebagian energinya berkurang, sehingga gelombangnya berubah dan menjadi cahaya tampak. Energi cahaya yang dipancarkan bintang masih cukup besar sehingga dapat menembus luar angkasa dan sampai ke bumi.

Pada inti bintang terjadi proses perubahan hidrogen menjadi helium dan mengalami proses pembakaran yang membuat bintang bercahaya. Proses pembakaran ini sangat penting karena inilah yang membuat bintang tetap hidup. Setiap detik, bintang mampu mengubah 4 juta ton materialnya sendiri menjadi panas dan cahaya melalui reaksi fusi nuklir. Cahayanya sangat terang karena suhu inti bintang bisa mencapai jutaan derajat celsius.

Baca Juga  Mengenal Kitab Tafsir Kemenag: Sistematika dan Catatan

Selain itu, bintang memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan. Antara lain: menentukan petunjuk arah (arah utara, selatan, barat, timur), menentukan musim dan waktu bertanam, sebagai kalender, membantu pertanian, membantu para astronom, navigasi kapal, penolong bagi para pendaki gunung, menentukan lokasi lintang suatu tempat dan menentukan waktu dan bulan.

Penyunting: Bukhari

Biinayatika Ismi Kummila
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an dan Sains Al-Ishlah (STIQSI)