Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Benarkah Tidur Orang Yang Berpuasa Merupakan Ibadah?

tidur
Sumber: www. pexels.com

Ketika menjelang bulan Ramadhan kita sering mendengar ada sebagian Ustadz yang menyampaikan bahwa tidur orang yang berpuasa adalah ibadah. Di antara Lafadznya yang paling populer adalah demikian: Tidur orang puasa merupakan ibadah, diamnya merupakan tasbih, amalnya dilipat-gandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni (HR Baihaqi)

Hadits yang menjelaskan tentang hal ini:

   نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ

Walaupun dalam kandungan Hadist ini ada beberapa hal yang sesuai dengan Hadist yang shahih, seperti masalah dosa yang diampuni serta pahala yang dilipat gandakan, akan tetapi pada Lafadz ini, para ulama sepakat mengatakan status kepalsuannya Adalah Al-Imam Al-Baihaqi yang menuliskan lafadz itu di dalam kitabnya, Asy-Syu’ab Al-Iman. Lalu dinukil oleh As-Suyuti di dalam kitabnya, Al-Jamiush-Shaghir, seraya menyebutkan bahwa status hadits ini dhaif (lemah).

Namun status dhaif yang diberikan oleh As-Suyuti justru dikritik oleh para muhaddits yang lain. Menurut kebanyakan mereka, status hadits ini bukan hanya dhaif teteapi sudah sampai derajat hadist maudhu’ (palsu)

Hadist Palsu

Al-Imam Al-Baihaqi telah menyebutkan bahwa ungkapan ini bukan merupakan hadits nabawi.Karena di dalam jalur periwayatan hadits itu terdapat perawi yang bernama Sulaiman bin Amr An-Nakhahi, yang kedudukannya adalah pemalsu hadits.

Hal yang sama  disampaikan oleh Al-Iraqi, yaitu bahwa Sulaiman bin Amr ini termasuk ke dalam daftar para pendusta, di mana pekerjaannya adalah pemalsu hadits.Komentar Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah juga semakin menguatkan kepalsuan hadits ini. Beliau mengatakan bahwa Sulaiman bin Amr ini memang benar-benar seorang pemalsu hadits.

Yahya bin Ma’in  mengatakan bahwa seorang Sulaiman bin Amr bukan hanya pemalsu Hadist, tapi juga menambhkan “ ia adalah manusia paling pendusta di muka bumi ini “

Baca Juga  Dimensi Puasa: Saleh Sosmed, Ritual Hingga Sosial.

Bulan Ramadhan Bulan Amalan Bukan Tiduran

Adanya bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia penuh dengan kebaikan dan keberkahan dari Allah Ta’ala. Allah Ta’ala melipat gandakan amal perbuatan yang shaleh, membuka pintu ampunan yang luas dan menurunkan keberkahannya di dalamnya. Maka bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan amalan baik, bukan untuk tiduran dan bermalas-malasan.

Umat Islam selayaknya memahami keutamaan atau fadhilah dari setiap ibadah yang Allah SWT perintahkan. Menurut para ulama pemahaman terhadap keutamaan dalam melaksanakan setiap amal shaleh akan menjadi penyemangat sekaligus akan mendorong kepada peningkatan ketaqwaan seseorang.

Bulan suci Ramadhan merupakan kesempatan bagi setiap hamba Allah untuk lebih meningkatkan ketakwaan, dikarenakan bulan ini memiliki beberapa keutamaan atau manfaat seperti, Ramadhan Bulan Diturunkannya Al-Qur’an.

“Ramadhan merupakan syahrul Quran (bulan Al-Quran). Diturunkannya Al-Quran pada bulan Ramadhan menjadi bukti nyata atas kemuliaan dan keutamaan bulan Ramadhan. Allah Swt berfirman yang artinya : “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185).

Di ayat lain Allah Swt berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam qadar” (QS. Al-Qadar: 1). Dan banyak ayat lainnya yang menerangkan bahwa al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan. Itu sebabnya bulan Ramadhan dijuluki dengan nama syahrul quran (bulanAl-Quran).

Bulan Penuh Keberkahan, Bulan ini disebut juga dengan bulan syahrun mubarak. Hal ini adalah berdasarkan pada dalil hadist Nabi Rasulullah SAW yang artinya :”Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian..” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi). Dan juga bahwa setiap ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan, maka Allah akan melipat gandakan pahalanya.

Baca Juga  Bahaya Tidak Membayar Hutang dalam Islam

Jika hanya mengisi hari-hari pada bulan Ramadhan dengan tidur dan bermalas-malasan, sangatlah jauh dari semangat Ramadhan yang dicontohkan oleh Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika bulan Ramadhan tiba maka akan lebih giat dan fokus kepada amalan ibadah. Mulai dari membaca Al-Qur’an, Qiyamul lail, dan ibadah lainnya. Seperti yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abbas  radhiyallahu ‘anhu, ““Malaikat Jibril menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setiap malam bulan Ramadhan, dan Nabi belajar (al-Quran) dengannya.” (HR. Al-Bukhari).

Editor: An-Najmi Fikri R