Jika menarik sejarah kebelakang, kita akan banyak menemukan sejarah yang kelam terjadi pada umat manusia. Bicara persoalan umat manusia, kita akan banyak menemukan kasus, mulai dari genosida sampai pada eksploitasi atas kekuasaan yang dilakukan oleh manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan menjadikan manusia yang lainnya memiliki insting untuk saling menguasai sesama manusia. Sehingga, menjauhkan umat manusia dari kesatuan.
Menghindari Klaim Kebenaran
Keadaan ini justru berimbas kepada kehidupan dimasa ini. Kebenaran-kebenaran kelompok dianggap sebagai kebenaran yang absolut dan tidak mau menerima kebenaran diluar kelompok mereka. Dengan kata lain, ideologi menjadi menumbuh ranum dalam diri setiap individu dan kelompok yang ada. Akibat pengklaiman itu, kita selalu dibenturkan sesama umat.
Realitasnya umat Islam saat ini. Dimana Sebagian kelompok, menjadi eksklusif dalam proses beragama. Budi Hardiman dalam bahasanya yaitu fanatisme yang berlebihan yang menghasilkan kebiadaban berpikir. Kurangnya patron dan pemahaman umat terhadap ajaran Islam yang sebenar-benarnya menjadikan masalah utama yang harus di carikan solusinya. Untuk mendapatkan pemahaman itu, maka perlu adanya pencerahan terhadap pemikiran umat Islam. Pencerahan itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya ialah dengan pendidikan, agar terjadi kesatuan.
Pendidikan dipercaya mampu memberikan pencerahan yang signifikan terhadap umat Islam. Hal itu bisa dilihat karena dunia Pendidikan menyentuh seluruh aspek kehidupan umat manusia. Mulai dari TK sampai pergururuan tinggi Pendidikan perlu diarahkan kepada pemahaman ajaran Islam yang sebenar-benarnya.
Semua rumpun keilmuan perlu adanya kajian Islam dalam memahami keilmuan itu secara konprehensif. Itulah kemudian sebagaian tokoh cendekiawan muslim banyak mengerjakan proyek islamisasi penegathuan untuk memasukan aspek kebenaran intuisi atau kwbwnaran wahyu di dalam setiap rumpun keilmuan. Atau dalam konsep Kuntowijoyo ia menginginkan islam dijadikan sebagai ilmu, dengan paradigma profetiknya. Maka pada dasarnya kita harus laten melakukan penyadaran kepada masyarakat, agar mencapai tujuan yang diinginkan utamanya kesatuan.
Gerakan Jalan Sunyi
Satu hal yang menarik dari pemikiran komunis, cara mereka mempengaruhi dan merekrut simpatisan yang begitu militant. Walaupun secara fisik mereka telah dihilangkan, namun secara pemikiran mereka masih tumbuh ranum dalam bangsa ini. Ideologi tidak bisa dimusnakan dengan yang lainnya, melainkan ia harus dilawan dengan ideologi pula. Untuk melaman itu maka ideologi Islam perlu ditanamkan kepada seluruh umat Islam.
Untuk itu perlu ada gerakan jalan sunyi bagi seluruh umat, untuk menjalankan gerakan di bawah akar rumput untuk menghasilkan umat yang militant. PKI sampai saat ini masih ada, karena jalan sunyi yang mereka lalui mampu hadir berada ditengah umat yang sedang merasakan penindasan. Bahkan mereka tinggal Bersama untuk merasakan apa yang dirasakan kaum termarginalkan itu.
Pertanyaannya apakah saat ini kita yang sedang memperjuangkan terwujudnya Islam yang sebenar-benarnya sudah melakukan hal seperti itu? Apakah kita sudah Bersama-bersama dengan saudra kita yang terlantar dijalanan? Apakah kita sudah memberikan makan fakir miskin, anak yatim, bersedekah kepada yang membutuhkan, atau bahkan ikut merasakan penderitaan yang saudara semuslim kita rasakan?
Saya pikir hal ini belum terjadi, maka untuk sampai kepada perubahan secara utuh, akan sangat tidak mungkin jika keadaan umat seperti itu. maka hal yang utama ialah hadir untuk memberikan penyadaran. Atau kata Ali Syariati dalam bukunya tugas intelektual Muslim ialah hadir sebagai pemberi pencerah kepada umat Islam, mengeluarkan dari belenggu kemiskinan yang memarjinalkan.
Perlunya Penyadaran Umat
Sebagaian besar umat Islam tidak memahami apa hakikat berislam. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai persoalan internal umat yang selalu berada pada diskusi ilahiayah. Mempersoalakan perbedaan yang mungkin di mata Tuhan itu merupakan jalan masing-masing individu untuk menuju keridhaan Tuhannya.
Untuk menuai kesatuan dan membangun kekuatan, tidaklah melulu untuk memaksakan kehendak untuk memaksakan perubahan terjadi dalam waktu yang singkat. Untuk mencapai suatu system yang baik, maka perlunya penyadaran umat, terhadap apa yang ia emban sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Realitas yang perlu kita sadarai ialah, hari ini kita banyak menjauh dari umat. Ideologi itu tidak tertanam secara laten dikalangan akar rumput. Kita bisa melihat, bagaimana cara berislam orang awam yang taqlid dan ikut-ikutan atas apa yang dilakukan para leluhur. Mana ada aktifitas penyadaran umat dikalangan akar rumput yang konsisten dilakukan oleh umat Islam.
Tugas Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Para mubalig kebanyakan hanya diatas mimbar dan berkhotbah menyampaikan ayat-ayat Allah yang tidak direaliasaikan. Bagaimana K.H. Ahmad Dahlan mencontohkan untuk hadir dikalangan umat langsung untuk merasakan kehadiran Islam sebagai rahmatan lil alamin (teologi Al-Maun). Begitupun dengan ajaran K.H. Hasyim Asyhari yang menginginkan kesatuan umat untuk keluar dari belenggu penindasan atas umat Islam. Maka sesunguhnya hal yang utama ialah penyadaran umat itu, atas keberadaannya sebagai manusia sebagaimana dalam Firman Allah dalam Al-Quran surah Ali-Imran ayat 110:
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Ayat ini benar-benar menginginkan agar manusia menyadari dirinya sebagai umat yang terbaik. Yang juga memiliki tugas dan fungsinya. Inilah kemudian Kuntowijoyo menafsirkan ayat ini dan menghasilkan tiga poin cita-cita umat Islam yang harus dicapai yaitu Humanisasi, liberasi dan transedensi.
Ketika tiga poin itu telah mampu kita lakukan sebagai umat Islam maka system yang selama ini kita inginkan akan tercapai. Dengan catatan perlunya penyadaran terhadap umat yang secara konsisten di tingkatan akar rumput. Justru karena ego masing-masing, mengklaim paling benar akhirnya bukannya menyadarkan umat, malahan memecahbela umat. Seperti apa yang dikatakan oleh Friderich Nietzsche diamanpun aku pergi selalu mengikutiku anjing yang bernama ego.
Penyunting: Ahmed Zaranggi Ar Ridho
Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.