Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Belajar Bersahabat ala Rasulullah

belajar bersahabat
sumber: unsplash.com

Buku berjudul Belajar Bersahabat ini ditulis oleh Ahmad Mahmud Faraj. Ini merupakan terjemahan dari bukunya yang berjudul Kayfa Taj’al al-Nas Yuhibbunak. Dalam karyanya yang telah diterjemahkan oleh Shofia ini, terlihat bahwa penulis menguraikan dengan sangat sederhana namun mendalam tentang bagaimana seharusnya seorang Muslim bersikap dalam kehidupan yang fana ini, khususnya bagi mereka yang mengaku sebagai garda terdepan pembela Islam.

Bagi Ahmad, kehidupan tak ubahnya seperti roda yang berputar. Hidup tak hanya sekedar ibadah mahdhah, alias rutinitas yang ditetapkan waktu, tempat, dan kadarnya semata. Seperti shalat, zakat, puasa, hingga haji. Lebih dalam dari itu, hidup adalah tentang interaksi yang dibangun antar manusia satu dengan lainnya. Sehingga sudah seyogyanya manusia tak lagi melakukan interaksi seperti bersahabat, bersaudara, dan berdekatan dengan landasan materi semata.

Jika segala interaksi dilakukan karena materi, maka interaksi seolah tak memiliki ruh dan kehilangan maknanya. Nuansa yang kering dan tandus dari nilai kemanusiaan, cinta, kasih sayang, kejujuran, hingga kepercayaan. Interaksi akan dipenuhi dengan kebohongan. Masih menurut penulis, anak muda masa kini dipenuhi dengan kecintaannya terhadap Barat, mereka menjadi sangat sering membaca tulisan-tulisan Barat yang kemudian akan dibahasa di meja pertemuan, sehingga interaksi mereka akan akan dipengaruhi oleh gagasan-gagasan dalam buku yang dibacanya.

Tak ada yang salah dengan bahan bacaan dari Barat, namun Khazanah Islam jauh lebih kaya. Banyak sabda-sabda para Nabi, riwayat-riwayat para sahabat, dan tabi’in yang bisa diperdalam dengan mempelajarinya sungguh-sungguh. Hal ini dituangkan penulis dalam pendahuluan bukunya.

Sebagaimana judulnya, buku ini menguraikan banyak hal menarik yang patut diacungi jempol. Apalagi pada bagian pertamanya yang berjudul ‘Rahasia Pribadi yang Menyenangkan’. Sebelum kita menjadi pribadi yang menyenangkan bagi orang lain, ada banyak cara yang meski kita ketahui untuk mencapai hal tersebut,  langkah pertama adalah memperbaiki diri.

Baca Juga  Review Buku: Pendidikan Sebagai Pondasi Kekuatan Suatu Bangsa

Penulis menjelaskan dengan gamblang dan amat sederhana mengenai setiap pembahasannya. Kalimatnya dibuka dengan sangat ringan yang mudah dicerna. Apalagi yang menjadi daya tariknya adalah penulis banyak mengambil ayat al-Quran dan hadis sebagai penguatnya.

Tak hanya itu, di dalam bukunya juga terdapat kata-kata bijak dan nasehat dari para pendahulu, Ibn Qayyim al-Zaujiah misalnya. Pada halaman 16, disebutkan bahwa Ibn Qayyim, seorang ulama sekaligus psikolog klasik, beliau memberikan tips menarik simpati dan cinta orang lain.

“Ketika kita berinteraksi dengan orang lain, kapanpun dan dimanapun, kita meski memperhatikan dan memastikan bahwa cara berinteraksi kita seimbang dengan lawan bicara, termasuk kemampuan. Di samping itu, kita tak perlu menuntut hal yang tak mampu dilakukan dan hal yang tak mungkin. Apabila kita merasa tersinggung atau terusik akibatnya, maka hal yang perlu dilakukan adalah memaafkan. Tak perlu membalas dengan hal serupa atau sikap memusuhi.”

Buku ini terdiri dari banyak bab yang mengulas seputar tips belajar bersahabat yang dilengkapi dengan petunjuk dari Rasulullah agar menjadi pribadi yang menarik dan menyenangkan. Ada banyak kutipan hadis seputar pribadi Muslim yang baik, apalagi pada bagian akhir buku, penulis mengisinya dengan pesan indah dari sahabat Rasulullah, Ali bin Abi Thalib. Ada pula keteladanan Rasulullah, psikologi kenabian, sikap Rasulullah terhadap orang lain, dan kalimat-kalimat yang dibenci Rasulullah.

Membaca buku ini seperti membawa kita menemukan pribadi sesungguhnya yang meski kita gapai. Menyelaminya seperti menyelami sabda-sabda Rasulullah tentang betapa indah akhlak beliau. Syair-syair di dalamnya membawa angin segar tentang betapa indahnya agama ini.

Selain itu, buku ini juga dilengkapi kolom berisi inti dari pembahasan di setiap babnya. Kalimat yang mengisi kolom tersebut merupakan kalimat-kalimat inti yang memudahkan kita untuk memahami makna setiap pembahasannya. Lautan keindahan Islam tergambar dari akhlak mulia yang dituangkan dalam buku ini. Bagaimana menjadi pribadi yang menyenangkan, bagaimana menjadi Muslim yang taat, hingga bagaimana berinteraksi sesuai dengan kordidor yang sudah ditetapkan.

Baca Juga  Mengenal Tafsir Al-Jilani yang Bercorak Isyari

Penulis berharap besar kepada pemuda generasi kini yang akan meneruskan interaksi menyenangkan yang telah dicontohkan Rasulullah. Jadi paling tidak ada 6 poin yang bisa kita lakukan dalam bersahabat sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah. Menepati janji, bersikap santun, rendah hati, bermusyawarah, bertetangga dengan baik, dan membantu orang lain.

Seluruh poin-poin tersebut memiliki landasannya masing-masing yang bisa kita selami dalam buku ini. Terutama tentang belajar bersahabat ala Rasulullah.

Judul Buku : Belajar Bersahabat

Penulis : Ahmad Mahmud Faraj

Penerbit : Zaman

Cetakan : 1, 2013

Tebal : 208 Halaman.

Penerjemah : Shofia Tidjani

ISBN : 978-979-024-342-2

Editor: Rubyanto