Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Bekal-bekal Penting Agar Lebih Dewasa Menyikapi Perbedaan

Menyikapi Perbedaan
Gambar: inews.id

Sebagai agama yang paripurna, Islam menawarkan panduan hidup yang mencakup berbagai aspek. Salah satu aspek penting yang diuraikan dalam Islam ialah tentang bagaimana sebaiknya menyikapi perbedaan. Perbedaan pandangan atau perspektif sering kali muncul dalam berbagai isu, mulai dari interpretasi hukum Islam hingga penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Menyikapi perbedaan ini dengan kedewasaan sangat dibutuhkan demi menjaga keharmonisan umat.

Karena itu untuk terhindar dari sikap bersitegang, kita perlu membekali diri dengan beberapa pengetahuan. Di antaranya pertama, kita mesti menyadari bahwa perbedaan penafsiran adalah hal yang niscaya. Islam mengajarkan bahwa setiap perbedaan penafsiran, selama tetap dalam koridor syariat yang telah ditetapkan, merupakan hal yang biasa dan tidak perlu dipertentangkan. Keragaman ini membutuhkan sikap yang dewasa. Jika tidak, maka umat akan larut dalam sikap yang emosional. Yakni memandang sesuatu yang berbeda dengan dirinya sebagai sesuatu yang menyimpang. Ini jelas keliru. Sebab perbedaan pandangan dalam Islam adalah hal niscaya. Khususnya karena perbedaan latar belakang dan kecenderungan seorang mujtahid. 

Kedua, kita mesti menghindari sikap intoleran. Salah satu bukti kita bersikap dewasa dalam menyikapi perbedaan ialah tidak menampilkan tindakan intoleran. Sikap intoleran biasanya timbul dari ketidakmampuan untuk memahami atau menerima pandangan orang lain yang berbeda. Dalam Islam, ajaran tentang perlunya menghormati kepada sesama sangat ditekankan. Ketika seseorang menghadapi perbedaan pandangan, penting untuk menghindari sikap yang menghakimi atau merendahkan orang lain. Sebaliknya, kita mesti berusaha berdialog dengan penuh rasa hormat dan mencari titik temu yang memungkinkan terciptanya pemahaman yang lebih baik.

***

Ketiga, mentradisikan diskusi yang konstruktif. Diskusi yang konstruktif adalah tanda lain jika kita dewasa menyikapi perbedaan. Dalam konteks Islam, diskusi yang sehat dan jauh dari sikap menghakimi dapat membuat kita saling memahami. Contoh diskusi yang sehat ialah diskusi yang ditujuankan untuk mencari kebenaran dan pemahaman, bukan untuk memenangkan argumen atau menonjolkan diri. Dengan cara ini, kita dapat memperkuat hubungan dalam komunitas Muslim dan menghindari perpecahan yang disebabkan oleh perbedaan pandangan.

Baca Juga  Kontekstualisasi Syariat sebagai Solusi Permasalahan Umat

Keempat, memperkuat persatuan melalui toleransi. Memperkuat persatuan juga salah satu cara agar kita tidak mudah terprovokasi melihat perbedaan. Kita harus bersikap toleran. Toleransi bukan berarti menyetujui segala hal yang berbeda, tetapi lebih pada menerima keberagaman sebagai bagian dari keharmonisan. Islam mengajarkan bahwa umatnya harus bersama-sama bekerja untuk kepentingan seluruh umat manusia. Dengan mengedepankan sikap toleran terhadap perbedaan, kita dapat menjaga persatuan dan solidaritas di tengah keragaman yang ada.

Kelima, terbuka terhadap perubahan. Di tengah perkembangan zaman, sikap dewasa juga melibatkan kemampuan untuk mengadopsi perspektif baru dan adaptif terhadap perubahan. Misalnya, perdebatan tentang penerapan hukum Islam dalam konteks modern sering kali memunculkan berbagai pandangan. Sikap dewasa berarti membuka diri untuk memahami bagaimana prinsip-prinsip Islam dapat diterapkan dalam konteks yang berubah, sambil tetap mempertahankan esensi ajaran agama. Ini memungkinkan umat Islam untuk berfungsi secara efektif dalam masyarakat yang terus berkembang tanpa mengorbankan nilai-nilai inti agama.

***

Keenam, mengembangkan empati dan pengertian. Empati adalah sikap yang paling dibutuhkan dalam menyikapi perbedaan. Dengan memahami posisi orang lain, ketegangan akan sedikit terkurangi. Karenanya suasana yang lebih harmonis akan tercipta. Dalam Islam, empati dan pengertian terhadap sesama sangat dihargai dan dianggap sebagai bagian dari akhlak yang baik. Dengan mengembangkan empati, kita dapat lebih mudah menerima perbedaan dan bekerja sama untuk kebaikan bersama.

Ketujuh, menjaga etika dalam berbeda pendapat. Ketika terjadi perbedaan, seseorang biasanya kehilangan kontrol dan menganggap yang berbeda dengannya sebagai lawan. Ini tidak dibenarkan. Kita harus menahan diri. Islam mengajarkan pentingnya adab (etika) dalam berinteraksi dengan orang lain. Ketika menghadapi perbedaan pendapat, penting untuk menjaga sikap sopan santun, menghindari kata-kata yang menyakitkan, dan berusaha untuk berbicara dengan cara yang membangun. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa perbedaan pendapat tidak mengarah pada permusuhan, tetapi pada pemahaman dan saling menghormati.

Baca Juga  Analisis Makna Kontekstual Kata Motivasi Dalam QS. Al- Nisa’ Ayat 84
***

Menyikapi perbedaan dalam Islam dengan kedewasaan adalah hal yang sangat penting untuk menjaga keharmonisan dan solidaritas di Tengah umat muslim. Dengan menghargai keragaman interpretasi, menghindari intoleransi, mentradisikan diskusi yang konstruktif, memperkuat persatuan melalui toleransi, dan mengadopsi sikap terbuka terhadap perubahan, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan harmonis. Mengembangkan empati dan menjaga etika dalam berdebat juga merupakan bagian integral dari sikap dewasa dalam menghadapi perbedaan. Dengan cara ini, kita dapat memperkuat ikatan di antara sesama Muslim dan membangun masyarakat yang lebih baik.

Penyunting: Bukhari

Dr. Desri Arwen, M.Pd
Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Banten