Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Al-Quran Mood Booster untuk Tidak Berhenti Menjadi Baik

baik
Sumber: https://www.freepik.com/

Menebar kebaikan merupakan salah satu cara untuk berbagi kebahagian dan memberi banyak manfaat untuk sekitar. Namun manusia terkadang ragu untuk melakukan kebaikan sekalipun itu hal yang kecil dan ringan. Misalnya, memungut sampah kulit pisang yang di jalan lalu dibuang ke dalam tong sampah. Perbuatan ringan dan kecil tapi sering kali manusia ragu untuk melakukannya. Padahal kebaikan kecil tersebut baik untuk diri sendirinya, agar tidak terpeleset saat jalan kembali melewati jalan tersebut.

Allah berfirman dalam QS. al-Isra’ ayat 7 yang berbunyi:

إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ ٱلْءَاخِرَةِ لِيَسُۥٓـُٔوا۟ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا۟ ٱلْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا۟ مَا عَلَوْا۟ تَتْبِيرًا

Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai“.

Berbuat Baik Sejatinya Untuk Diri Sendiri

Makna dari QS. al-Isra’ ayat 7 yaitu, segala hal perbuatan baik dan ucapan-ucapan yang baik yang dilakukan oleh diri sendiri sejatinya untuk diri sendirinya. Begitu juga ketika manusia melakukan suatu keburukan atau kejahatan maka manusia tersebut sedang menjahati dirinya sendiri. Seperti halnya menjalankan salat fardhu di awal waktu, yang membuat manusia terbiasa untuk melakukan hal-hal kecil dengan tepat waktu agar dapat menjalankan salat di awal waktu.

Kebaikan kecil lainnya, bertutur kata yang baik, menghindari ucapan-ucapan yang dapat menyakiti saudara kita: hadist dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda : “Sesungguhnya hamba-hamba yang berbicara dengan kata-kata yang diridha’i Allah Azza Wa Jalla tanpa berfikir panjang, Allah akan mengangkatnya beberapa derajat dengan perkataanya itu. Dan hamba-hamba yang berbicara dengan kata-kata yang dimurkai Allah tanpa berfikir panjang, Allah akan menjerumuskannya ke neraka jahanam dengan kata-katanya itu.” (HR Bukhari, Ahmad dan Malik).

Allah menguatkan dan mengingatkan kita untuk berbuat baik pada QS. al-Jaziyah ayat 15 yang berbunyi:

Baca Juga  Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 55 - 56: Dihidupkan Setelah Mati

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا فَلِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا ۖ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan“.

Melakukan segala sesuatu yang baik dan kebaikan tersebut untuk diri kita sendiri, melakukan amalan-amalan baik untuk diri sendiri. Mengapa kebaikan kita untuk diri kita sendiri? Karena Allah tidak membutuhkan, manusialah yang membutuhkan kebaikan dan amalan-amalan tersebut. Peribahasa orang jawa bilang “wong urip iku mung mampir ngombe. Orang hidup di dunia itu diibaratkan seperti sedang minum atau istirahat, kehidupan sesungguhnya ada di akhirat. Di dunia kita akan“ngombe” dengan hal-hal yang baik sebagai bekal ketika pulang.

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)“. (QS. Ar-Rahman: 60)

Berbuat Keburukan Akan Menimpa Dirinya Sendiri

Lalu mengapa ketika kita berbuat buruk, keburukan tersebut juga balik ke kita? Kebaikan kita saja Allah tidak membutuhkan, apalagi keburukan kita. Jika kita mendapat sesuatu keburukan itu karena keburukan kita sendiri. Tidak menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya, seperti halnya mabuk-mabukan membuat kepala menjadi sakit, denyut jantung tidak stabil, kondisi tidak sadar sehingga tidak menjalankan salat, berbicara dengan kata-kata yang kasar. Dampak buruknya terhadap kesehatan diri sendiri, sering lalai untuk salat, bahkan dibenci orang ucapan-ucapan yang dilontarkan saat mabuk mungkin saja menyakiti orang yang mendengar.

Bukti perbuatan tersebut dijelaskan dalam QS. asy-Syura ayat 30 yang artinya “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” Allah menegaskan kembali pada QS. Yunus ayat 44 yaitu “Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.”

Allah tidak menambahkan keburukan bagi hamba-Nya, tidak juga mengurangi kebaikan kepada hamba-Nya. Manusialah yang berbuat zalim terhadap dirinya sendiri seperti halnya berbuat maksiat dan melanggar perintah serta larangan-Nya. Jangan pernah mengharapkan kebaikan terlebih dahulu dari orang lain, tapi lakukan kebaikan terlebih dahulu untuk orang lain dan diri sendiri. Jangan mengharapkan balasan kebaikan ketika sudah melakukan kebaikan, tenang, Allah sudah menjanjikannya dalam al-Qur’an surah ar-Rahman ayat 60.

Baca Juga  Ragam Penafsiran Makanan pada Kata Ṭa’am dalam Al-Qur’an

Semoga kita tidak lelah dan bosan untuk menjadi orang yang baik, baik kepada sesama makhluk hidup dan juga melakukan amalan-amalan baik sesuai perintah-Nya. Kebaikanmu untukmu dan keburukanmu juga untukmu.

Editor: An-Najmi Fikri R