Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Akibat Penghianatan: Kisah Istri Nabi Luth dalam Al-Qur’an

nabi luth
Sumber: https://www.google.com/url?

Mari kita awali dengan sebuah pernyataan bahwasanya; “semulia apapun seseorang, tidak menjamin ia kelak akan mendapatkan seorang pendamping hidup yang baik pula”. Nabi Luth a.s contohnya, beliau adalah seorang nabi yang diutus Allah Swt untuk memerangi kaum Sodomi; kemuliaannya sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun nyatanya, Allah menganugerahi seorang istri yang durhaka kepadanya, bahkan Allah membinasakan istrinya bersama kaumnya yang membangkang.

Kisah Kaum Nabi Luth

Dikisahkan pada zaman Nabi Luth a.s, Allah mengutusnya untuk menyelamatkan kaumnya dari kegelapan dan Kembali pada jalan kebenaran. Serta mengajarkan ketauhidan kepada umatnya yaitu penduduk kaum Sodomi.

Pada saat itu terdapat sebagian kaum Nabi Luth yang sedang duduk sembari melamun. Lalu datanglah seorang wanita tua menghampiri mereka seraya berkata “Akan kutunjukkan kepada kalian, suatu cara yang dapat menghalangi seruan Luth”. Dan Wanita tersebut tak lain adalah istri Nabi Luth sendiri yang bernama Walihah.

Selang beberapa hari kemudian tepat pada malam hari, Nabi Luth kedatangan tiga orang tamu lelaki yang berwajah sangat tampan. Ia pun resah akan kedatangan tiga orang lelaki tersebut, sebab akan terjadi bahaya jikalau kedatangan mereka didengar oleh kaumnya. Ia menyuruh anaknya untuk merahasiakan keberadaan mereka.

Perbuatan Sodomi Tercela

Tak disangka-sangka, ternyata ketiga lelaki tersebut adalah malaikat yang diutus oleh Allah SWT; untuk mengabarkan tentang adab yang akan Allah Swt berikan kepada kaum Sodomi. Lalu malaikat tersebut memerintahkan Nabi Luth untuk mengajak keluarga serta para pengikutnya untuk meninggalkan kampung yang ditinggalinya tersebut. Namun, di sisi lain, istri Nabi Luth justru berkhianat dengan mengabarkan kedatangan tiga orang lelaki tersebut kepada para kaum Sodomi. Sehingga para kaum Sodomi pun berdatangan ke rumahnya untuk melihat tiga orang lelaki tampan yang diceritakannya.

Baca Juga  Ummat Islam Jangan Sampai Jauh dari Al Qur’an

Keesokan harinya, Nabi Luth, keluarganya dan para pengikutnya mengikuti perintah Allah yang telah disampaikan melalui tiga malaikat tadi. Mereka pun pergi meninggalkan kampung tersebut dan para kaum Sodomi. Tak lama kemudian Allah langsung menurunkan azab terhadap kaum Sodomi, termasuk istrinya. Allah Swt mengadzab mereka dengan menurunkan batu-batu api yang datang dari langit dan menghancurkan seluruh kaum Sodomi dalam sekejap.

Penggambaran Kisah dalam Al-Qur’an

Kisah ini telah di abadikan dalam Al-Qur’an, yakni dalam Q.S Al-A’raf: 80-84, sebagai berikut:

وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ (٨٠) إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (٨١) وَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوهُمْ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ (٨٢) فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَهْلَهُ إِلا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ (٨٣) وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ (٨٤

Terjemahan:

  • Dan (Kami juga telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya; “Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini).
  • Sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.”
  • Dan jawaban kaumnya tidak lain hanya berkata, “Usirlah mereka (Luth dan pengikutnya) dari negerimu ini, mereka adalah orang yang menganggap dirinya suci.”
  • Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikutnya kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).
  • Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu.
***

Dalam kisah tersebut juga menyebutkan bahwasanya Allah yang telah memerintahkan secara langsung kepada Nabi Luth agar meninggalkan istrinya yang durhaka. Karena ia bukan hanya kafir dan mengkhianati agama Allah, namun ia juga menyebarkan berita keberadaan tamunya serta mendorong orang-orang berdosa untuk mendustakan Nabi Luth dan menghalang-halangi manusia dari jalan Allah Swt. Oleh karena itu, ia tidak mampu menghalangi adzab yang Allah berikan pada istrinya. Bahkan tidak ada satupun orang yang mampu menyelamatkannya dari adzab Allah Swt.

Baca Juga  4 Ibrah Kisah Nabi Yunus dalam Al-Qur'an

Dari kisah nabi Luth a.s di atas menjadi salah satu bukti bahwasanya semulia apapun seseorang tidak menjamin seseorang tersebut mendapatkan pasangan hidup yang baik pula. Namun perlu digarisbawahi, bahwasanya kejadian yang seiras dengan pernyataan tersebut. Bukan berarti Allah tidak adil terhadap hambanya, melainkan terdapat makna tersirat dibalik hal tersebut, seperti halnya maksud dan tujuan Allah Swt kepada nabi Luth a.s tak lain adalah untuk menguji kesabaran dan keteguhan hatinya serta menguji keimanannya kepada Allah Swt.

Pelajaran Kisah Kaum Nabi Luth

Di balik kisah tersebut, dapat diambil sebuah pelajaran dalam kehidupan, bahwa sekalipun Allah mentakdirkan sesuatu yang buruk bagi kita. Bahkan hal yang tidak kita sukai, percayalah bahwa pasti akan ada hikmah di baliknya. Dan ingatlah bahwasanya Allah selalu ada untuk hamba-Nya yang taat dan tak henti-hentinya berikhtiar serta berdoa kepada-Nya. Sebagaimana Nabi Luth yang tak pernah berhenti berdoa kepada Allah Swt, meminta perlindungan kepada Allah Swt, yang pada akhirnya Allah membinasakan istri nabi Luth dengan cara yang tak terduga.

Terlepas dari stigma yang ada, yang menyatakan bahwa seseorang yang baik hanya untuk orang yang baik, dan orang yang buruk hanya untuk orang yang buruk. Alangkah baiknya kita sebagai manusia yang masih berlumur dosa untuk senantiasa memperbaiki serta meningkatkan kualitas keimanan kita kepada Allah Swt. Meski suatu saat nanti yang kita dapatkan bukan orang yang baik yang kita harapkan. Namun, percayalah ada hikmah dibalik semua itu, entah sebagai ujian atau menjadikannya sebagai pelajaran. Wallahu a’lam.