Perubahan dalam pemikiran adalah niscaya. Hal itu sangat dipengaruhi oleh perkembangan wawasan dan luasnya pergaulan. Hal itu disampaikan M. Quraish Shihab saat memberi kuliah kepada santri Pascatahfizh Bayt Al-Qur’an-PSQ, Pondok Cabe dan disiarkan melalui channel Youtube Bayt Al-Quran.
Dalam kelas itu Quraish Shihab ditanya oleh salah seorang peserta apakah ada pandangan penafsiran yang ingin ia ubah dalam Tafsir Al-Misbah. Quraish Shihab menjawab tentu ada yang ia ingin ubah
“Jelas ada. Tetapi yang sudah tertulis itu sudah hasil dari pengolahan fikir dan tertuangkan dalam Tafsir Al-Misbah.”, jawabnya
Menurutnya, ketika membaca Tafsir Al-Misbah saat ini, ada beberapa pandangan yang ia ingin ubah di dalamnya. Hal itu, jelas Quraish, karena pasti selalu ada perubahan dalam pemikiran seseorang.
“Pemikiran pasti berubah. Semakin banyak perjalanan hidup, semakin banyak perubahan yang bisa terjadi.”, imbuhnya.
Pakar tafsir Indonesia tersebut menjelaskan bahwa jangankan manusia, ilmu juga bisa berubah. Bahkan hal itu juga berlaku pada apa yang disebut orang sebagai hakekat ilmu. Sebab apa yang disebut sebagai hakekat ilmu merupakan kesepakatan para pakar pada masanya.
Ia mencontohkan dengan kasus bumi. Dulu orang-orang berpendapat kalau bumi itu datar. Namun hari ini orang mengubah pandangannya dengan mengatakan kalau bumi itu bulat.
“Dulu orang anggap bumi ini datar. Dulu begitu kan. Sampai sekarang masih ada (juga) yang bilang begitu. Nah, ada perubahan. Bumi bulat, bumi lonjong.”, jelasnya.
Mempertegas hal itu, Pendiri PSQ (Pusat Studi Al-Quran) tersebut menyatakan kalau seandainya sahabat Nabi hidup di masa sekarang, pasti ada pendapatnya yang ingin ia ubah ketika disampaikan dulu. Hal itu, terang Quraish, karena perubahan adalah niscaya.
“Itu sebabnya Imam Syafi’i ada yang disebut qaul al-qadim (perkataan lama) dan qaul al-jadid (perkataan baru).”, tutupnya
Reporter: Bukhari
1 Komentar