Manusia merupakan makhluk sosial, dimana tentu membutuhkan manusia lain untuk saling membantu. Tanpa adanya bantuan orang lain, kita tidak akan menemukan sikap saling tolong menolong, toleransi, mendukung, ataupun bekerjasama.
Islam merupakan agama yang menganjurkan untuk senantiasa menguatkan ukhuwwah satu sama lain. Tidak hanya pada yang seiman saja, tetapi juga termasuk yang tidak seagama dengan kita. Menjalin silaturahmi adalah salah satu kunci untuk menguatkan ukhuwwah dengan bersilaturahmi ke sanak keluarga, saudara, dan juga teman. Selain itu, menjalin silaturahmi juga memiliki hikmah dan keutamaan yang luas. Adapun penulis membahas tentang silaturahmi dalam bentuk rangkuman.
Makna Silaturahmi dalam Islam
Istilah silaturahim atau silaturahmi banyak sekali kita jumpai dalam beberapa ayat dalam al-Qur’an dan juga beberapa hadits. Baik al-Qur’an maupun hadits sama-sama menyuruh untuk senantiasa menjalin hubungan persaudaraan, baik kepada keluarga, saudara, maupun teman. Namun banyak yang tidak mengetahui perbedaan dari kedua makna kata tersebut.
Silaturahim berasal dari dua kata dalam bahasa Arab, yakni “shilah” yang berarti hubungan dan “rahim” bermakna kasih sayang. Dalam etimologi, silaturahmi dapat bermakna sebagai “merekatkan hubungan satu sama lain dengan penuh rahmat”. Bisa juga dapat dimaknai sebagai menjalin kekerabatan dengan penuh kasih sayang.
Sedangkan silaturahmi berasal dari kata ”shilah” yang berarti hubungan, dan juga “rahmi” yang berarti “penyakit yang diambil dari rahim seorang perempuan sehingga perempuan tersebut tidak dapat hamil”. Jika dimaknai secara luas, arti silaturahmi ialah menghubungkan penyakit yang berasal dari Rahim dari seorang ibu.
Baik silaturahim maupun silaturahmi memiliki konteks yang berbeda. Ketika ingin berkunjung ke saudara atau keluarga, maka disebut silaturahim, sedangkan menjalin hubungan kepada teman, maka disebut silaturahmi. Dengan kata lain, konteks silaturahmi lebih luas daripada silaturahim.
Adapun perbedaan konteks “silaturahim” dengan “silaturahmi” dapat dilihat dari Al-Qur’an. Perbedaan konteksnya dapat kita telusuri sebagai berikut:
- Konteks Silaturahim (Q.S AN-NISA’: 1)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya, dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”.
Jadi, sebagaimana yang dimaksud pada ayat di atas, makna silaturahim lebih bermakna bagaimana menjalin hubungan dalam ikatan keluarga.
- Konteks Silaturahmi (Q.S AL-HUJURAT: 13)
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Artinya: Wahai manusia! Sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan MahaTeliti.
Jadi, sebagaimana yang dimaksud pada ayat di atas, makna silaturahmi ialah ta’aruf, yakni saling mengenal sebagai saudara tanpa ikatan keluarga. Dalam hal ini, konteks silaturahmi jauh lebih luas daripada silaturahim.
Menjalin silaturahim merupakan salah satu ajaran dalam Islam, bahkan Rasulullah SAW sendiri menyuruh kita untuk senantiasa menguatkan tali silaturahmi, sebagaimana dalam sabdanya:
Dari Abu Syihab RA dia berkata: telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik RA bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang ingin melapangkan rezeki untuknya, maka hendaknya ia menjalin silaturahmi” (HR Bukhari & Muslim).
Dalam hadits yang lain bahwasannya Rasulullah SAW telah bersabda:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam” (HR. Bukhari).
Hikmah Silahturahmi dalam Islam
- Merakatkan Tali Persaudaraan
Tentunya sebagai manusia, silaturahim tak akan lepas dari persaudaraan. Apabila seseorang menjalin hubungan yang semakin erat, maka persaudaraan apapun akan tetap terus terjalin. Apabila terjadi konflik berkepanjangan, maka perlu untuk saling memaafkan.
- Memperbanyak Rezeki
Banyak hadits yang menjelaskan bahwa dengan menjalankan silaturahim, maka rezeki akan terus datang mengalir. Rezeki tidak hanya bersifat materiil saja, namun juga non-materiil. Tentu saja dengan menjalankan silaturahmi, akan berefek pada diri manusia baik secara langsung ataupun tidak langsung.
- Meningkatkan Kesatuan dan Persatuan Islam
Menjalin silaturahim juga dapat meningkatkan persatuan & kesatuan Islam. Bahkan Rasulullah SAW sendiri menyuruh umat Islam untuk saling bahu membahu demi persatuan dan kesatuan Islam dengan menjalin silaturahmi.
- Memperluas Persaudaraan
Silaturahmi tidak hanya menjalin persaudaraan dengan keluarga atau saudara yang berada dalam satu lingkungan keluarga. Tetapi silaturahmi juga dapat memperluas persaudaraan yang tidak satu keluarga sekalipun. Bahkan dalam suatu hadits, bahwasannya semua umat Islam itu merupakan saudara.
- Menjauhi Sikap Egois
Dengan menjalin silaturahim, tentu di dalamnya terdapat sikap saling menghargai satu sama lain dan menjauhi sikap egois. Untuk itu, dengan menjalin silaturahmi dengan konsisten, maka akan membentuk kepribadian yang penuh dengan empati dan tidak menjadi pribadi yang egois.
- Memperpanjang Umur
Mengunjungi sanak keluarga, saudara, ataupun teman merupakan salah satu cara untuk mewujudkan persaudaraan yang harmonis. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa yang ingin diluangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaknya sambunglah tali silaturahmi” (HR. Bukhari – Muslim).
Editor: An-Najmi Fikri R
Leave a Reply