Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

4 Buku At-Tafsīr wal Mufassirūn Berdasarkan Kawasan

kawasan
Dok. Pribadi

Selama ini, kitab yang menghimpun beragam kitab tafsir dikenal dengan At-Tafsīr wal Mufassirūn; tafsir dan para mufasir. Namun, satu kitab masyhur yang dijadikan rujukan dan terus dibaca adalah karya Muhammad Az-Zahabi, seorang ulama Mesir yang bermazhab Sunni. Sementara ada kitab serupa yang berjudul At-Tafsīr wal Mufassirūn fī Tsaubihi Qashīb, karya Hadi Ma’rifat, Ulama Syiah Imamiyyah. Keduanya penting dijadikan rujukan dan komparasi bagaimana dua ulama berbeda mazhab melihat perkembangan studi tafsir dan para mufasir. Tulisan ini tidak untuk membahas perbedaan keduanya, melainkan membahas kajian berdasarkan kawasan.

Kecenderungan kajian kitab jarang diperkenalkan, tulisan ini akan mengkaji kitab At-Tafsīr wal Mufassirūn berdasarkan kawasan yang jarang diketahui! Kajian kawasan memiliki peran penting dalam memahami penafsiran Al-Qur’an dalam konteks sosial, budaya, dan historis tertentu. Dengan mempelajari tafsir dari berbagai kawasan, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih kaya dan komprehensif tentang makna Al-Qur’an.

Terdapat 4 kitab yang melihat kawasan untuk melihat perkembangan tafsir dan mufasir, berikut urainnya!

1. At-Tafsīr wal Mufassirūn bi Bilād Asy-Syinqīṭ

Buku “Tafsir dan Mufassir di Negeri Shinqit” karya Dr. Muhammad bin Sidi Muhammad Moulay membahas sejarah penafsiran Al-Quran di Mauritania selama lebih dari empat abad. Merupakan risalah ilmiah yang kemudian diterbitkan oleh Dar Yusuf bin Tasifin, Kuwait tahun 2008. Penulis menjelaskan bahwa awal mula penafsiran di Mauritania sulit ditentukan secara pasti. Namun diperkirakan dimulai pada masa Murabitun dengan kedatangan Abdul bin Yasin.

Penafsiran di Mauritania memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi gaya bahasa, metodologi, maupun pemikiran. Gaya bahasa yang digunakan terbagi menjadi dua, yaitu nazhm (puisi) dan natsr (prosa). Metodologi yang digunakan beragam, mulai dari penekanan pada bahasa, penggunaan riwayat dari ulama sebelumnya, hingga perluasan pembahasan. Pemikiran para mufassir Shinqit umumnya berlandaskan pada paham Sunni dan tidak terpengaruh oleh aliran-aliran sesat.

Terdapat lima aliran utama dalam penafsiran di Mauritania. Yaitu aliran atsari (berdasarkan hadits), lughawi (berdasarkan bahasa), fiqhi (berdasarkan hukum), sufi (berdasarkan tasawuf), dan ilmi (berdasarkan ilmu pengetahuan). Namun, sulit menemukan satu tafsir yang hanya berfokus pada satu aliran saja. Karena seringkali terdapat perpaduan antara beberapa aliran dalam satu tafsir.

Baca Juga  Keselarasan Islam dan Teologi Pembebasan
***

Buku ini juga membahas para mufassir terkemuka di Mauritania dari abad ke-12 hingga ke-14 Hijriah. Pada abad ke-12 Hijriah, terdapat ulama seperti Muhammad al-Yadali dengan tafsirnya “Al-Dzahab al-Ibriz fi Tafsir Kitabillah al-Aziz“. Pada abad ke-13 Hijriah, muncul ulama seperti Muhammad bin Salim al-Majlisi dengan tafsirnya “Al-Rayyan fi Tafsir al-Quran“. Abad ke-14 Hijriah dianggap sebagai masa keemasan penafsiran di Mauritania; dengan munculnya ulama seperti Muhammad al-Amin al-Shinqiti dengan tafsirnya “Adhwa’ al-Bayan fi Idhah al-Quran bi al-Quran“.

Bab terakhir buku ini membahas gerakan penafsiran di masa kini, termasuk perkembangan baru seperti penafsiran tematik dan penafsiran ilmiah. Penulis juga menyebutkan beberapa mufassir kontemporer seperti Ath-Thalib Akhyar bin Asy-Syaikh Bunun dan Utsman bin Asy-Syaikh Ahmad al-Ma’ali. Buku ini diakhiri dengan lampiran yang berisi daftar nama penulis dan karya-karya mereka dalam ilmu-ilmu Al-Quran selain tafsir.

2. At-Tafsīr wal Mufassirūn bil Maghrīb Al-Aqṡā

Buku “Tafsir dan Mufassir di Negeri Maroko” Al-Karim karya Dr. Suad Al-Ashqar adalah salah satu dari sedikit buku yang menjelaskan nama-nama ulama Maroko. Diterbitkan oleh Dar Salam, Kairo tahun 2010. Dia membuka bukunya dengan sebuah pengantar di mana dia berbicara tentang karakteristik Al-Qur’an. Keutamaan dan keutamaan pembacanya, kemudian berbicara tentang alasan terpenting yang membuatnya memutuskan untuk menulis buku ini. Ia menyebutkan metode terpenting yang dia gunakan dalam studinya, yang diwakili dalam dua pendekatan, yaitu: Pendekatan historis dan pendekatan analitis.

Setelah pendahuluan, ia meringkas sejarah Maroko dari penaklukan Islam hingga hari ini, dan negara-negara terpenting yang berhasil memerintah Maroko. Dimulai dari negara Al-Adrasid dan diakhiri dengan negara Alawiyah, dengan cara yang sangat singkat yang membantu pembaca untuk membentuk peta mental tentang sejarah Maroko.

Baca Juga  Tafsir QS. Adz-Dzariyat Ayat 15-18: Balasan Bagi Orang Bertaqwa

Kemudian, setelah semua ini, ia mulai berbicara tentang tafsir dan para ahli tafsir, tetapi sebelumnya ia menyebutkan gambaran singkat tentang munculnya ilmu tafsir di Maroko. Sangat sulit untuk menentukan periode waktu munculnya ilmu tafsir di Maroko. Hal ini dikarenakan sumber-sumber dan referensi yang mencatat penyebaran budaya Islam di negara.

Buku ini memberikan kontribusi terhadap sejarah kemunculan ilmu tafsir di Maroko dan tahap-tahap perkembangannya pada periode penaklukan Islam hingga hari ini. Serta memperkenalkan upaya-upaya para ulama Maroko dalam menafsirkan Al-Qur’an dengan melihat berbagai karya yang mereka tulis dan susun; sebagai upaya untuk memahami dan menafsirkan surah-surah dan ayat-ayatnya dalam kurun waktu yang cukup lama.

3. At-Tafsīr wal Mufassirūn fī Andūnisiyā

Buku “Tafsir dan Mufasir di Indonesia” merupakan tesis Magister Agus Rinaldi Afrizal di Universitas Al-Azhar Kairo yang diterbitkan oleh Dar Lu’lu’ tahun 2022. Pembahasan buku ini terkait tafsir Al-Qur’an dan para penafsir di Indonesia. Penulis memulai dengan pendahuluan yang menjelaskan pentingnya memahami dan menafsirkan Al-Qur’an bagi umat Islam. Penulis juga menjelaskan alasan memilih topik ini, yaitu karena banyaknya penafsiran Al-Qur’an yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia. Serta beragamnya metodologi dan pendekatan yang digunakan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan dan menyoroti upaya-upaya tersebut, serta mempelajari metodologi para penafsir Al-Qur’an di Indonesia. Penulis menggunakan metodologi penelitian deskriptif induktif, dengan mengumpulkan dan menjelaskan penafsiran Al-Qur’an di Indonesia yang mencakup keseluruhan Al-Qur’an. Serta menjelaskan metodologi yang digunakan dalam penafsiran tersebut.

Buku ini terdiri dari beberapa bab. Bab pertama membahas tentang asal usul penafsiran di Indonesia, mencakup tahapan perkembangannya dari masa pra-kemerdekaan hingga era reformasi. Kemudian, bab kedua membahas tentang buku-buku tafsir dan metodologi para penafsir di Indonesia. Bab ini berfokus pada pengenalan para penafsir, karya tafsir mereka, dan metodologi yang mereka gunakan. Serta memberikan contoh-contoh penafsiran dan menyebutkan kelebihan serta kekurangan masing-masing tafsir.

Baca Juga  Mengenal Nafisah Binti Hasan: Wanita Agung dan Bijaksana

Secara keseluruhan, buku ini memberikan gambaran komprehensif tentang perkembangan penafsiran Al-Qur’an di Indonesia. Juga kontribusi para ulama Indonesia dalam memahami dan menafsirkan kitab suci umat Islam ini.

4. At-Tafsīr wal Mufassirūn fī Gharbi Afrīkiyā

Buku “Tafsir dan Mufasir di Afrika Barat” merupakan disertasi oleh Dr. Mohammad bin Rizk bin Tarhuni yang ia serahkan kepada Fakultas Usuluddin di Al-Azhar, tahun 2005. Ia menerjemahkan tiga ratus enam puluh tafsir dari Afrika Barat (Maroko, Aljazair, Tunisia, dan Mauritania); dua ratus lima puluh tafsir dari Afrika Barat, dan seratus lima tafsir yang datang ke Afrika Barat. Ini adalah biografi yang bagus dan terfokus, dan beberapa di antaranya hanya dapat ditemukan dalam buku ini.

Adapun tafsir-tafsir yang dikaji sebagai contoh, penulisnya sangat tertarik (untuk mengakomodir pendekatan-pendekatan intelektual yang ada di dalamnya, maka saya sebutkan yang ada di dalamnya, maka saya sebutkan contoh-contoh tafsir berdasarkan tradisi, tafsir berdasarkan pendapat yang terpuji seperti tafsir fiqih, bahasa dan Bayani, dan tafsir berdasarkan pendapat yang tercela seperti tafsir Syiah Isma’iliyah, Khawarij, Sufi Israiliyyin, dan Sufi Federalis).

Dia juga menyebutkan bahwa dia sangat tertarik (untuk memasukkan ke dalam model-model apa yang hilang dan apa yang ditemukan, apa yang berupa manuskrip dan apa yang dicetak, apa yang berasal dari tafsir-tafsir yang lebih dulu dan yang belakangan, apa yang berasal dari tafsir-tafsir penduduk setempat dan apa yang berasal dari tafsir-tafsir mereka yang datang ke wilayah tersebut). Dia juga berusaha (untuk mengumpulkan materi penafsiran dari penafsir dari kitab tafsirnya dan dari yang lain – jika memungkinkan – untuk membantu memahami pendekatannya, semuanya dalam rangka untuk menunjukkan data-data mazhab tersebut dalam berbagai bentuknya).

Inilah 4 kitab At-Tafsīr wal Mufassirūn yang penting dibaca dan dikaji untuk menambah khazanah sejarah dan peradaban tafsir berdasarkan regional kawasan. Semoga bermanfaat!