Perbedaan dalam keberagamaan merupakan fitrah asasi atas penciptaan manusia di muka bumi. Al-Qur’an menyebutkan realitas perbedaan manusia dalam berbagai hal, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Hud; 119-120 “Dan jika Tuhanmu menghendaki, pastilah Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih. Kecuali orang-orang yang Tuhanmu beri nikmat. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia semuanya. Agama memainkan peran strategis dalam konflik sosial antarumat beragama.
Fenomena Intoleransi di Indonesia
Dalam konteks Indonesia, konflik sosial memiliki ciri keagamaan merupakan ancaman terbesar bagi integrasi nasional. Sejak zaman kuno Beberapa kali terjadi reformasi yang mengancam kekerasan adanya keragaman dan perbedaan. Menengok ke belakang, kasus intoleransi beragama bukanlah hal baru dan sudah menjadi pekerjaan rumah lama. Perselisihan agama seperti konflik antara Kristen dan Muslim di Poso pada akhir 1990-an. Konflik Ambon (1999); bermula dari pelecehan pemuda Muslim terhadap warga Kristen yang kemudian menyebar dan menyulut kebencian. Konflik Tolikara yang muncul dari Penyerangan Gereja Injil Indonesia terhadap orang menyerang. Umat Islam melaksanakan salat Idul Fitri di markas Korem di Tolikara. Kemudian, aparat keamanan tak berdaya melawan gerombolan Gidi hingga konflik Situbondo (1996) ketika warga tidak puas dengan vonis terhadap penoda agama.
Seperti gajah di kelopak mata yang tak tampak. Intoleransi dan diskriminasi agama seperti angin yang tidak ada; membuat para pelakunya tidak jera. Yang mengkhawatirkan, orang menganggap normal jika kondisi ini terulang kembali. Padahal sebagai warga negara Indonesia tidak semua kedudukan sama dan tidak ada hirarki dalam agama? Tidak perlu menunggu penegakan hukum membaik, tetapi upaya masyarakat menjadi penting sekarang. Kisah-kisah heroik yang menginspirasi umat manusia untuk mengutuk tindakan diskriminatif kini harus bergema di negeri ini. Tanpa memandang suku, agama, maupun golongan. Mari kita promosikan toleransi di Indonesia dengan berlandaskan kepedulian terhadap pasangan yang lahir bersama.
10 Prinsip Toleransi
Cara Menumbuhkan Sikap Toleransi Sesuai Ajaran Islam
- Hindari Membicarakan Keburukan Orang Lain
- Berperilaku Adil
- Saling Menghormati Prinsip Agama Masing-Masing
- Tidak Memotong Pembicaraan
- Hargai Privasi Orang Lain
- Bersikap dan Bicara Sopan
- Tak Memaksakan Kehendak
- Menumbuhkan Toleransi dalam Perdagangan
- Membangun Toleransi dalam Utang Piutang
- Menguatkan Toleransi dalam Ilmu
Toleransi dalam agama Islam merupakan tidak adanya paksaan dalam memeluk agama islam. Setiap orang bebas mengamalkan ibadah seusia dengan keyakinannya. Akan tetapi, umat Islam tidak boleh untuk ikut-ikutan mengerjakan amal ibadah non muslim. Karena perbuatan tersebut termasuk dalam mencampuradukkan agama.
Toleransi dalam KBBI adalah sesuatu yang bersifat atau bersikap menenggang; (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.
Menghargai Pluralitas Sebagai Kekuatan
Salah satu prasyarat untuk terwujudnya kehidupan dalam masyarakat modern demokrasi ialah dengan menunjukkan sikap yang menghargai pluralitas perbedaan suku, ras, budaya dan agama. Masyarakat yang pluralistik mereka memiliki budaya dan aspirasi yang berbeda. Tetapi mereka memiliki status yang sama; tidak ada keunggulan antar ras, ras atau etnis, dan tidak religius. Perbedaan dapat menimbulkan konflik antarsuku, ras, etnik budaya dan agama. Adanya toleransi antar umat beragama sangatlah penting karena dapat menciptakan keharmonisan antarumat beragama.
Dari Ibnu Abbas berkata, kepada Nabi Saw: agama apa yang yang paling Allah cintai? Nabi menjawab: Agama yang lurus dan toleran. Dalam redaksi lain juga menyebutkan tentang pentingnya toleransi terhadap semua orang tanpa memandang identitas keagamaannya. Dari Jabir bin ‘Abdullah RA. bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Allah merahmati orang yang memudahkan ketika menjual dan ketika membeli dan juga orang yang meminta haknya”. (HR. Bukhori).
Hidup aman dan damai merupakan cita-cita abadi setiap umat beragama. Maka dari itu, sebagai pemeluk agama yang akan sangat menghormati toleransi antarumat beragama. Selayaknya melakukan perintah dalam Al-Quran dan sunnah.
Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.